Aturan Perhitungan Zakat Pertanian

Hasil pertanian juga termasuk bagian dari kekayaan. Dalam kekayaan, ada nishab harta yang harus dizakatkan. Adapun aturan perhitungan zakat pertanian telah ditentukan dengan sedemikian rupa dalam Islam. Sehingga tidak bisa semena-mena dalam memberikan zakat hasil pertanian. 

Zakat pertanian sendiri, tergolong sebagai zakat maal. Jika hasil pertanian telah mencapai satu nishab menurut aturannya, maka pemilik hasil pertanian harus mengeluarkan zakatnya. Hukum zakat ini menjadi wajib dan tergolong sebagai salah satu rukun Islam. 

Ketentuan Zakat Menurut Hukum Islam

Dalam Islam, zakat yang harus dikeluarkan tidak bisa menggunakan aturan asal-asalan. Semua sudah diatur dalam ketentuan paten yang berlaku. Hal ini juga berlaku untuk ketentuan zakat hasil pertanian. Ada beberapa aturan yang harus terpenuhi sebelum mengeluarkan zakat tersebut:

1. Nishab Zakat Pertanian

Nishab-Zakat-Pertanian

Perhitungan zakat pertanian ditentukan dengan adanya nishab. Nishab adalah nilai batas kekayaan yang sudah diharuskan untuk dikeluarkan sesuai aturan. Adapun salah satu dalil yang menyatakan aturan nishab ini adalah:

‘Dari Jabir Rasulullah SAW bersabda: Tidak wajib dibayar zakat pada kurma yang kurang dari 5 Ausuq’ (HR. Muslim)

Dari hadits shahih tersebut sudah jelas bahwa ada ketentuan terhadap batas kekayaan yang harus dikeluarkan untuk zakat. Kata ausyuq merupakan bentuk jama’ dari wasaq. Tiap 1 wasaq = 60 sha’, tiap satu sha’ adalah 2,176 kg. 

Sedangkan zakat yang harus dikeluarkan adalah 5 wasaq, yang artinya 5 wasaq adalah 5 x 60 x 2,176 =  652,8 kg atau dibulatkan jadi 653 kg saat diuangkan. 

2. Kadar Sesuai Biaya Yang Keluar

Kadar-Sesuai-Biaya-Yang-Keluar

Proses pengairan ladang sawah, bisa dilakukan dengan dua cara. Pertama dengan menggunakan irigasi atau mengisi sendiri dengan mengeluarkan biaya untuk air yang keluar. Kedua dengan memanfaatkan air hujan jika sedang musim hujan. 

Zakat yang dikeluarkan dari kedua metode pengairan ini tentu saja berbeda. Jika pengairan dilakukan dengan irigasi yang dibayar sendiri, maka kadar zakat yang harus dikeluarkan adalah 5%. Sedangkan untuk pengairan yang memanfaatkan air hujan, kadar zakatnya 10%. 

Perhitungan zakat pertanian sesuai kadar ini juga dijelaskan dalam sebuah hadits nabi yang berbunyi, “…yang diairi oleh hujan, mata air dan air tanah, maka zakatnya 10%. Sedangkan yang menggunakan irigasi, zakatnya 5%”.

3. Pembayaran Zakat Dilakukan Saat Panen

Pembayaran-Zakat-Dilakukan-Saat-Panen

Dalam memberikan aturan, Islam tetap memberikan kemudahan pada penganutnya. Hal ini termasuk dalam hal zakat pertanian. Pengeluaran zakat pertanian dilakukan hanya saat masa panen. Aturan ini juga tertuang dalam surat Al-An’am ayat 141. 

Contoh Cara Perhitungan Zakat Pertanian

Contoh-Cara-Perhitungan-Zakat-Pertanian

Aturan zakat memang sudah dijelaskan dalam hadits dan ayat Al-Qur’an. Meski begitu, masih banyak sekali orang Islam yang belum paham betul pengaplikasian perhitungan zakat untuk hasil pertanian. Maka untuk bisa lebih jelas, berikut ini ada beberapa contoh perhitungan zakat hasil pertanian:

  • Pak Andre adalah seorang kepala desa. Ia memiliki lahan pertanian yang ditanami padi seluas 2 Ha. Saat masa panen, hasil panen padinya mencapai 20 ton beras. Dalam proses tanam hingga panen, pak Andre menggunakan pengairan dengan memanfaatkan air hujan. 

Menurut aturan, nishab zakatnya adalah 653 kg atau 5 wasaq. Maka perhitungannya adalah:

Hasil panen 20 ton = 20.000 kg (sudah melebihi batas minimal mengeluarkan zakat). Jika permisalan penjualan beras 1 kg adalah 10.000, maka 20.000 kg x 10.000 = 200.000.000.

Dari sini akan dihitung zakat 10% dari 200.000.000 karena menggunakan air hujan untuk pengairan sawah. Maka 200.000.000 x 10% = 20.000.000. Atau jika Anda ingin zakat dengan beras, Anda bisa gunakan hitungan 20.000 kg x 10% = 2000 kg/ 2 ton. 

  • Ibu Maryani memiliki tanah sawah seluas 1 Ha. Tanah sawah ini ditanami padi degan hasil panen mencapai 10 ton beras. Untuk mengairi sawahnya, Ibu Maryani menggunakan teknik irigasi dengan menghabiskan biaya sekitar 5 juta rupiah. 

Diketahui nishab zakat pertanian adalah 653 kg. Zakat yang harus dikeluarkan dengan irigasi adalah 5%. Hasil panen 10 ton beras sudah melebihi batas minimal nishab zakat pertanian. Jika ingin zakat dengan beras, maka 10 ton = 10.000 kg. Zakatnya 10.000 x 5% = 500 kg. 

Namun jika Anda ingin zakat dengan mengeluarkan uang saja, maka perhitungan zakat pertanian menjadi 10.000 kg x 10.000 (permisalan harga beras satu kilo) = 100.000.000. Kemudian potongan untuk zakatnya adalah 100.000.000 x 5%= 5.000.000.

Manfaat Adanya Perhitungan Zakat Pertanian

Manfaat-Adanya-Perhitungan-Zakat-Pertanian

Dalam memberikan aturan, Islam selalu memberikan manfaat atau hikmah dibalik semua aturannya tersebut. Tidak terkecuali pada aturan perhitungan zakat pertanian. Hasil pertanian bagi sebagian besar pemilik sawah, adalah aset besar untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. 

Meski harus mengeluarkan zakat, Islam tetap memberikan kemudahan dan kelayakan bagi pemilik sawah untuk menikmati hasil panen pertaniannya. Untuk itu, di bawah ini ada beberapa manfaat adanya aturan perhitungan untuk zakat hasil pertanian:

1. Menyisihkan Sedikit Harta Tanpa Memberi Beban Hidup

Nishab hasil pertanian hanya 5% untuk yang menggunakan irigasi, dan 10% untuk yang menggunakan air hujan. Hitungan ini tentu sangat ringan untuk hasil panen dari luasnya petak sawah para petani. 

Dengan perhitungan yang ringan ini, maka tidak ada pihak yang terbebani sama sekali. Pihak pemilik sawah pun tetap bisa menikmati hasil panen dan tetap bisa beramal serta menyucikan hartanya. Pihak yang menerima zakat pun bisa sangat terbantukan. 

2. Memberikan Pengajaran Agar Tidak Tamak

Sikap tamak atau serakah terhadap harta, tentu bukan sikap yang baik bagi seorang muslim. Allah mengajarkan hamba-Nya untuk tidak bersikap serakah atau tamak. Namun Allah juga tidak membiarkan hamba-Nya untuk berzakat terlalu berlebihan diluar nishab yang ditentukan. 

Allah menunjukkan kasih sayang-Nya pada hamba-Nya agar tidak menderita hanya karena harus mengeluarkan zakat. Maka adanya perhitungan zakat pertanian ini memang perannya sangat penting. 

3. Mengajarkan Arti Berbagi Yang Baik dan Benar

Selain menghindari sikap tamak atau serakah, mengeluarkan zakat sesuai perhitungannya akan mengajarkan Anda bagaimana cara berbagi yang baik dan benar. 

Kita boleh memiliki sikap dermawan dengan banyak memberi, namun harus ada batasannya karena kita sendiri adalah manusia yang masih membutuhkan harta untuk hidup dan beribadah. Inilah mengapa ada yang namanya nishab dalam aturan zakat. 

4. Mengajarkan Arti Menerima Bagi si Penerima Zakat

Zakat pertanian memang hanya dihitung 5% atau 10%. Dengan jumlah ini Islam mengajarkan bagi penerima zakat untuk bersikap qona’ah atau menerima apa adanya. Secara tidak langsung penerima zakat juga diajarkan untuk tidak bersikap tamak akan harta yang diberi. 

Orang Islam sudah seharusnya paham atau mengerti aturan perhitungan zakat pertanian. Apalagi bagi Anda yang punya lahan sawah. 

Setidaknya jika Anda tidak punya sawah, Anda tetap bisa mengajarkan ilmu perhitungan ini pada sesama orang yang memang harus mengeluarkan zakat pertanian.

Leave a Comment