Sistem Ekonomi Tradisional: Ciri, Kelebihan, Kekurangan, Contoh Daerahnya

Apa itu sistem ekonomi tradisional? Sistem ekonomi ini merupakan sistem berdasarkan adat istiadat serta kepercayaan turun temurun. Di dalam sistem ini, tradisi masyarakat memiliki peran besar untuk mengambil keputusan ekonomi.

Mulai dari produksi hingga distribusi. Selain itu, masyarakatnya juga bergantung pada perikanan, pertanian, berburu serta kombinasi dari ketiga hal tersebut. Di dalam sistem ekonomi ini, sebagai pengganti uang, dilakukanlah sistem barter.

Sekarang ini, beberapa sistem ekonomi ini sudah berkembang menjadi tipe campuran serta menggabungkan unsur kapitalisme, komunisme serta sosialisme. Ekonom serta antropolog percaya bila sistem ekonomi lain juga sudah pernah menerapkan sistem ini.

Ciri Sistem Ekonomi Tradisional

Ciri-Sistem-Ekonomi-Tradisional

Negara yang menganut sistem ekonomi ini, mempunyai ciri antara lain:

  1. Kegiatan ekonomi lebih terikat dengan adat istiadat
  2. Hubungan masyarakat memiliki sifat kekeluargaan
  3. Masyarakat memiliki sifat statis karena tidak berhubungan dengan dunia luar
  4. Tidak terdapat pembagian kerja
  5. Tidak terdapat pemisah antara rumah tangga produksi dan konsumsi
  6. Sangat bergantung pada sumber daya alam
  7. Jenis produksi akan ditentukan sesuai dengan kebutuhan
  8. Peralatan serta teknologi yang digunakan sangat sederhana
  9. Teknologi produksi yang dilakukan, dipelajari dengan cara turun temurun
  10. Mempergunakan sistem barter karena tidak mengenal uang sebagai alat melakukan pembayaran
  11. Pemerintah hanya memiliki peran sebagai pengawas serta tidak dilibatkan di dalam kegiatan ekonomi.

Kelebihan dan Kekurangan Sistem Ekonomi Tradisional

Di dalam pelaksanaan sistem ekonomi ini, tentu terdapat kelebihan dan kekurangannya sendiri. Berikut sejumlah kelebihannya, seperti:

  1. Masyarakat umumnya memiliki sifat jujur karena sistem yang digunakan adalah barter.
  2. Hubungan kerukunan dan kerjasama setiap individu terjamin lebih erat. Terdapat sifat saling tolong menolong yang begitu kental. Sehingga tumbuh rasa saling menghargai di setiap anggota masyarakat dan dapat meminimalkan konflik.
  3. Kondisi ekonomi masyarakat jauh lebih stabil.
  4. Terjaganya sumber daya alam
  5. Tidak ada kesenjangan ekonomi yang terjadi antara yang miskin dan yang kaya. Hal ini disebabkan karena pendapatan yang diperoleh lebih merata.
  6. Tidak ada masalah di dalam perekonomian contohnya seperti pembelian, keuangan, pengangguran dan inflasi.
  7. Tidak ada monopoli yang dilakukan oleh pemerintah, karena ketika menggunakan sistem ini, pemerintah hanya bertugas sebagai pengawas.
  8. Tidak ada persaingan yang kurang sehat.
  9. Setiap individu memiliki motivasi sebagai produsen.

Meskipun memiliki sejumlah kelebihan, sistem ekonomi tradisional juga memiliki kekurangan, seperti:

  1. Tidak mudah menentukan nilai barang yang ditukarkan.
  2. Sulit mempertemukan pihak yang membutuhkan, karena semua bertindak sebagai produsen.
  3. Masyarakat cenderung tidak menginginkan perubahan, sehingga menjadi kurang berkembang.
  4. Tujuan kegiatan ekonomi bukan dilakukan untuk meningkatkan taraf hidup.
  5. Tujuan kegiatan ekonomi yang dilakukan hanya untuk memenuhi kebutuhan.
  6. Barang produksi memiliki kualitas yang rendah.
  7. Karena teknologi yang digunakan memiliki sifat yang sederhana, produktivitas menjadi rendah.
  8. Pengalokasian sumber daya ekonomi menjadi kurang efisien.

Negara dengan Sistem Ekonomi Tradisional

Hingga sekarang, masih terdapat negara yang mempergunakan sistem ekonomi ini. Sistem ekonomi ini biasanya terdapat di daerah terpencil, pedalaman serta terisolasi dari dunia luar. Berikut daerah yang masih menggunakan sistem ekonomi ini, seperti:

1. Mobaye

Berada di Afrika Tengah, Mobaye menjadi salah satu daerah yang masih menerapkan sistem ekonomi ini. Mobaye bahkan sering mengalami konflik antar penduduk serta krisis ekonomi.

Menjadi tempat tinggal bagi 7000 pendudukan, Mobaye memiliki pasokan listrik yang begitu langka, sehingga mempengaruhi kualitas hidup serta tingkat perekonomian mereka.

2. Mbaiki

Mbaiki

Daerah lain yang menggunakan sistem ekonomi ini adalah Mbaiki. Mbaiki merupakan ibukota dari negara Republik Afrika Tengah. Di Mbaiki, sebagian besar mata pencaharian penduduk bekerja sebagai petani kopi dan kayu.

Sayangnya, sampai sekarang masih terdapat beberapa masalah seperti akses kesehatan yang minim, kemiskinan serta kurangnya jumlah anak-anak yang mengenyam pendidikan.

3. Malawi

Malawi

Berlokasi di daratan Afrika sebelah selatan, Malawi dikelilingi daratan Afrika Tengah serta negara yang tidak berkembang di dunia.

Umumnya, sebagian penduduk daerah Malawi tinggal di pedesaan, sedangkan perekonomian negara ini didominasi oleh pertanian. Sayangnya, hingga sekarang masih terdapat konflik sosial serta ekonomi di daerah Malawi.

Di daerah Malawi, akses kesehatan begitu kurang, selain itu pendapatan [penduduk yang berada di sana begitu rendah. Bahkan, kualitas pendidikan juga buruk. 

4. Batangafo

Batangafo

Negara lain yang menganut sistem ekonomi ini adalah Batangafo. Batangafo merupakan negara yang lokasinya ada di Republik Afrika Tengah. Lebih jelasnya, negara Batangafo ini berada di titik antara sungai Fada dan Ouham.

Seperti negara yang lainnya, di Batangafo masih terdapat konflik kemanusiaan sehingga mempengaruhi kondisi perekonomian di sana.

5. Papua Nugini

Papua-Nugini

Bila dilihat dari adanya tingkat perekonomian, Papua Nugini menjadi negara yang paling miskin di dunia. Papua Nugini mempunyai sumber daya alam yang begitu melimpah.

Namun, pengelolaan sumber daya alam yang berada di negara ini terhambat karena tingginya biaya infrastruktur pendukung serta medan yang begitu sulit ditempuh.

Di Papua Nugini, sebagian besar masyarakat memiliki profesi sebagai petani. Berbagai tanaman juga ditanam di negara ini seperti kelapa, kopi, kelapa sawit, teh, talas, serta ubi jalar.

6. Lembah Baliem

Lembah-Baliem

Terakhir adalah Lembah Baliem. Lembah Baliem berada di Jayawijaya, Papua. Lokasi Lembah Baliem berada di ketinggian 1600 meter permukaan laut serta dikelilingi dengan pegunungan.

Saat malam hari, suhu yang berada di Lembah Baliem dapat mencapai 10 hingga 15 derajat celcius. Penduduk yang berada di Lembah Baliem terdiri dari suku Lani, suku Dani, suku Yali. Sedangkan, sistem ekonominya masih menggunakan tradisional.

Di Lembah Baliem, sebagian penduduk memiliki profesi bercocok tanam dengan sejumlah hasil kebun seperti ubi jalar, pisang, serta tembakau. Sedangkan peralatan yang digunakan untuk bercocok tanam juga sederhana.

Apakah Penerapan Sistem Ekonomi Tradisional Masih Relevan?

Pada dasarnya, perkembangan kemajuan serta peradaban teknologi yang sekarang ini ada dianggap tidak efektif dan sesuai saat ingin menerapkan sistem ekonomi ini, lebih-lebih sekarang ini masyarakat memiliki sifat individual sehingga kebersamaan menjadi tidak begitu kental.

Bukan hanya itu, adanya sifat materialistic yang sudah berada di dalam kehidupan masyarakat modern juga menjadikannya berorientasi pada keuntungan serta tidak puas bila hanya untuk memenuhi kebutuhan.

Bahkan, di tengah perkembangan zaman yang semakin lama menjadi semakin canggih, sistem ekonomi ini umumnya masih bertahan serta digunakan oleh masyarakat yang tinggal di daerah pelosok dan memiliki wilayah yang sulit diakses.

Memang, hal ini cukup ironis, karena di tengah perkembangan zaman, dan perkembangan teknologi, tidak semua negara belum tersentuh modernitas tersebut. Meskipun belum punah, tetapI sistem ekonomi ini tidak lagi efektif untuk dilakukan di era sekarang.

Itulah sejumlah hal yang harus diketahui berkaitan dengan sistem ekonomi tradisional, seperti pengertian, ciri, kelebihan, dan lainnya. Sekarang ini, sistem ekonomi ini memang jarang diterapkan, tetapi sistem ini juga menjadi cikal bakal sistem modern yang ada sekarang ini.

Leave a Comment