Apa Itu Bullish dan Bearish Dalam Saham?

Bagi orang awam, istilah bullish dan bearish dalam saham mungkin masih terasa sangat asing. Berbeda halnya dengan orang yang sudah berkecimpung dalam dunia saham, yang mungkin sudah sering mendengar kedua istilah tersebut. Apa itu bullish dan bearish? 

Bullish dan bearish dalam saham, keduanya merupakan istilah para pemain saham untuk menjelaskan gambaran pasar atau naik turunnya harga pasar saham. Seorang calon pebisnis saham sudah seharusnya paham dengan istilah-istilah seperti ini. 

Makna Bullish dan Bearish Dan Saham

Sebelum berlanjut pada pembahasan terkait feedback bullish dan bearish dalam saham, maka sebaiknya pahami dulu pengertian dari kedua istilah ini. Apa arti dari bullish dan apa arti bearish? 

1. Bullish

Bullish Bullish dan Bearish Dalam Saham

Istilah bullish juga dikenal dengan sebutan bull market. Istilah ini punya makna kenaikan harga saham dalam pasar modal secara menyeluruh. Istilah ini juga kerap dipakai saat memperoleh hasil analisa atau prediksi naiknya harga saham. 

Lantas apa saja yang mempengaruhi adanya kondisi bullish? Berikut di bawah ini beberapa faktor penyebabnya:

  • Kondisi pasar saham yang baru saja terlepas dari kondisi merosot biasanya memakai istilah bullish ini. 
  1. Kondisi ekonomi yang secara umum baik, biasanya akan mempengaruhi adanya kondisi bullish ini. 
  • Kondisi demand dan supply pada dunia saham juga akan menjadi pengaruh adanya kondisi bullish. Supply adalah penawaran, sedangkan demand adalah permintaan terhadap saham. Jika nilai demand meninggi, maka hal ini bisa menimbulkan bullish. 

2. Bearish

Bearish

Setelah belajar istilah bullish, maka sekarang giliran belajar tentang istilah bearish. Istilah bearish adalah istilah kebalikan dari bullish istilah ini memiliki arti penurunan harga saham di pasaran. 

Salah satu tanda adanya bearish adalah jika nilai indeks pada harga saham secara menyeluruh mengalami penurunan. Lantas istilah bearish ini dipakai untuk kondisi apa saja dalam pergerakan saham? Berikut ini macam kondisi yang menggambarkan bearish:

  • Prediksi para investor yang mengatakan bahwa pergerakan harga saham akan menurun, adalah salah satu kondisi yang disebut bearish. 
  • Kondisi pasar saham dengan downtrend juga merupakan gambaran kondisi bearish. Dalam dunia saham, jika terjadi downtrend maka kemungkinan akan terjadi pula hal buruk pada pasar saham. Hal ini sudah menjadi kepercayaan para pemain saham. 
  • Perusahaan yang menaungi saham mengalami penurunan dalam hal profit atau keuntungan. Hal ini juga secara tidak langsung akan berpengaruh pada menurunnya profit saham menjadi bearish. 
  • Kondisi defisit neraca perdagangan yang menyebabkan intervensi pemerintah pada s tingkat suku bunga. 

Kondisi bearish ini bisa menjadi makin parah apabila terjadi kepanikan berlebihan dari para pemegang saham. Prediksi hal buruk pada pasar saham yang dipercaya ini, lantas menjadikan para pemegang saham menjual saham-sahamnya. 

Hal tersebut dilakukan agar terhindar dari kerugian yang tidak diinginkan. Padahal tindakan tersebut justru memperburuk kondisi persahaman. Dengan banyaknya penjualan saham, maka tentu nilai atau harga saham jadi lebih murah. 

Strategi Hadapi Kondisi Bearish

Saat kondisi dunia saham ada di level bullish, hal ini mungkin tidak akan banyak menimbulkan dampak buruk. Namun jika kondisinya sudah menjadi bearish, biasanya akan terjadi hal-hal buruk lain pada dunia saham. Maka harus ada strategi untuk bisa menghadapinya agar tak bertambah parah. 

Lalu apa saja strategi yang tepat untuk menghadapi kondisi bearish ini? Berikut di bawah ini beberapa strategi hadapi kondisi bearish pada saham:

1. Akumulasi Dana Saham Dengan DCA

Akumulasi-Dana-Saham-Dengan-DCA Bullish dan Bearish Dalam Saham

Istilah DCA memiliki kepanjangan Dollar Cost Averaging. Langkah ini merupakan strategi yang cukup jitu agar terhindar dari kerugian besar akibat bearish. Strategi ini cocok untuk pemain saham jangka panjang. 

Langkah ini memang tidak menjamin hilangnya kondisi bearish dalam persahaman. Hal ini karena kondisi bearish dan bullish adalah hal yang sangat wajar terjadi dalam dunia saham seperti halnya bisnis biasa. 

Namun saat menerapkan DCA ini, setidaknya pemegang saham akan terhindar dari resiko kerugian besar akibat bearish. Dana yang sudah diakumulasikan dalam bentuk DCA akan lebih stabil nilainya. 

2. Hindari Transaksi Saat Bad Mood

Hindari-Transaksi-Saat-Bad-Mood

Kondisi bad mood atau suasana hati yang buruk, tentu akan mempengaruhi setiap langkah yang kita ambil. Hal ini termasuk juga dalam hal jual beli atau transaksi saham. Pastikan untuk tidak melakukan transaksi saat kondisi hati sedang buruk. 

Hal ini berlaku juga untuk kondisi hati buruk yang terjadi saat adanya bearish. Alih-alih menghindari kerugian, Anda justru bisa memperparah kondisi bearish karena menjual banyak saham secara sembrono. 

Pikiran yang tidak tenang akan membuat transaksi jadi berjalan dengan tidak semestinya karena dilakukan dengan gegabah. Maka lakukanlah transaksi hanya jika suasana hati dan pikiran sedang stabil. 

3. Play Dead 

Play-Dead

Strategi yang bagus selanjutnya untuk menghadapi bearish adalah dengan play dead. Aturan main play dead ini adalah dengan menjadikan pasar uang sebagai prioritas dalam portofolio. Caranya bagaimana? 

Pemegang saham bisa mengawalinya dengan membeli sertifikat deposito atau instrumen lain dengan nilai likuiditas tinggi, namun jangka temponya pendek. Dengan strategi ini maka saat pasar saham mengalami bearish, pemegang saham tetap bisa mendapat keuntungan lain. 

4. Jangan Panik

Jangan-Panik Bullish dan Bearish Dalam Saham

Dalam suatu kasus, bisa saja bearish terjadi secara besar-besaran dalam jangka waktu yang cukup lama. Namun yang namanya saham atau bisnis, pasti nantinya akan mengalami kenaikan. Apalagi jika sekuritas yang menaunginya memiliki record bagus dalam penanganan. 

Maka hal pertama saat mendengar kondisi bearish drastis ini, pastikan untuk tidak panik. Kepanikan justru akan membuat Anda jadi bertindak gegabah tanpa berpikir panjang. Orang yang tidak berpikir panjang biasanya akan serta-merta menjual semua sahamnya. 

Penjualan saham sebelum kerugian makin parah memang sah-sah saja. Namun hal ini harus dipikirkan dulu dengan sangat hati-hati. Pastikan untuk mengambil keputusan sebaik mungkin, untuk menjual atau mempertahankan saham. 

5. Membeli Saham Pada Perusahaan Defensif

Membeli-Saham-Pada-Perusahaan-Defensif Bullish dan Bearish Dalam Saham

Perusahaan defensif adalah perusahaan yang memberikan pendapatan dividen stabil. Hal ini karena pemberian pendapatan defensif tidak masuk dalam kondisi pasar saham. 

Sehingga meskipun terjadi bearish pada pasar saham, perusahaan ini akan tetap memberikan penghasilan yang aman dan stabil. Beberapa contoh perusahaan defensif adalah seperti perusahaan shampoo, krim cukur rambut, pasta gigi, dan lain-lain. 

Kondisi bullish dan bearish dalam saham adalah hal yang sangat wajar terjadi. Kedua istilah ini sudah menjadi bagian dalam dunia saham. Pemegang saham harus penuh dengan kehati-hatian saat menghadapi kedua kondisi ini. 

Terlalu bersemangat menjual saham saat terjadi bullish juga tidak akan berdampak baik. Karena bisa saja ada penawaran jauh lebih tinggi dan menguntungkan di masa mendatang. Begitu pula saat terjadi bearish, pastikan untuk menghadapi kondisi ini dengan tetap tenang. 

Pasalnya kondisi bearish juga tidak akan berjalan selamanya. Pasti akan ada naik dan turunnya. Beberapa tips atau strategi yang dijelaskan di atas, bisa jadi acuan untuk menghadapi bearish secara lebih bijak. Tetap saja bullish dan bearish dalam saham harus tetap diperhatikan dengan baik.

Leave a Comment