Cara Menghitung Beban Bunga dan Contoh Kasusnya

Pada dunia akuntansi beban bunga akan selalu ada di daftar laporan keuangan perusahaan atau lembaga, karena termasuk salah satu tanggungan perusahaan terhadap pinjaman modal yang mereka dapatkan. Oleh karenanya mengetahui cara menghitung beban bunga yang benar sangat penting.

Dalam akuntansi beban bunga menjadi sebuah indikator yang timbul, karena perusahaan memiliki pinjaman modal dari pihak lain misalnya dari bank.

Jika, perusahaan tidak memiliki pinjaman modal maka tidak akan ada beban bunga pada laporan keuangannya.

Pengertian Beban Bunga yang Perlu Dipahami

Pengertian-Beban-Bunga-yang-Perlu-Dipahami cara menghitung beban bunga

Sebelum membahas lebih lanjut mengenai cara menghitung beban bunga yang benar, ada baiknya jika Anda mengetahui definisi beban bunga secara terperinci.

Mungkin bagi sebagian orang masih belum mengenal apa itu beban bunga pada laporan keuangan suatu perusahaan.

Beban bunga juga disebut dengan istilah biaya bunga yang terdiri dari sejumlah dana yang harus dibayarkan, oleh suatu perusahaan kepada pihak lain sebagai pemberi dana pinjaman.

Biaya pinjaman perusahaan juga termasuk sebagai beban bunga dikapitalisasiberdasarkan akuntansi berbasis akrual. 

Pada definisinya biaya bunga atau beban bunga adalah komponen yang dicatat di dalam laporan laba rugi suatu perusahaan.

Sehingga mengacu dalam sebuah entitas seperti bank, pihak kreditur, atau pemberi pinjaman lainnya dalam jangka waktu tertentu.

Secara umum dalam siklus akuntansi biaya pinjaman tersebut termasuk dalam obligasi, pinjaman, dan konversi dan kredit yang ditanggungkannya. Tapi, pada beban bunga yang dikapitalisasi akan berhubungan dengan beban pinjaman atas beberapa aset tetap.

Atau pun saldo pinjaman untuk pengurangan aset dalam jangka panjang, sehingga beban bunga pada laporan keuangan akan disertakan pada laporan neraca laba rugi suatu perusahaan.

Di mana akan berguna untuk mempermudah kepentingan perusahaan dan para investor menjalankan pekerjaannya.

Kenapa Terdapat Beban Bunga yang di kapitalisasi?

Kenapa-Terdapat-Beban-Bunga-yang-di-kapitalisasi

Sebagaimana menurut Financial Accounting Standards Board, tujuan adanya kapitalisasi terhadap beban bunga. Untuk memperoleh sebuah nilai dari harga perolehan yang menghasilkan sebuah investasi dari total jumlah aset. 

Dengan adanya beban bunga tersebut berfungsi untuk membebankan suatu biaya yang berhubungan dengan harga perolehan. Dari sebuah kegiatan perusahaan dengan keuntungan yang diperoleh di masa mendatang.

Karena sebab itu, biaya beban bunga bisa dijadikan sebagai perbandingan dengan pendapatan yang diperoleh. Berikut ini beberapa alasan mengapa beban bunga dikapitalisasi:

  1. Bunga yang muncul dapat dikapitalisasi untuk mengukur harga aset yang dimiliki, sehingga biaya bunga merupakan total jumlah harga aset tersebut.
  2. Jumlah harga perolehan aset yang di dalamnya termasuk beban bunga harus dibayar oleh perusahaan atas pembangunan yang dilaksanakan.
  3. Tanggungan biaya bunga akan berpengaruh pada pendapatan perusahaan.
  4. Beban bunga yang ditanggung oleh perusahaan akan mempengaruhi pendanaan perusahaan tersebut.

Apa saja Perlakuan pada Beban Bunga Perusahaan?

Apa-saja-Perlakuan-pada-Beban-Bunga-Perusahaan cara menghitung beban bunga

Sebelum membahas mengenai cara menghitung beban bunga, adapun beberapa perlakuan terhadap beban bunga. Sebagai opsi pilihan dalam kegiatan di sebuah perusahaan yaitu sebagai berikut:

  1. Beban bunga perusahaan yang tidak dikapitalisasi akan dianggap sebagai biaya periode.
  2. Beban bunga perusahaan yang dikapitalisasi akan dijadikan sebagai biaya fisik, berikut jenis beban bunga yang dikapitalisasiadalah:
  3. Adanya pembayaran seluruh jumlah beban bunga yang muncul karena adanya dana pinjaman yang digunakan untuk pembangunan perusahaan.
  4. Total seluruh pembayaran beban bunga untuk semua pinjaman dana yang dilakukan oleh perusahaan.
  5. Beban bunga yang dikapitalisasi senilai jumlah pembayaran implisit dana yang tersimpan di dalam perusahaan.
  6. Beban bunga yang dikapitalisasi bisa dijadikan sebagai biaya fisik, berikut jumlah perhitungan kapitalisasinya secara lengkap:
  7. Terdapat pembayaran total jumlah beban bunga terkait dana pinjaman untuk pembangunan perusahaan.
  8. Semua pembayaran beban bunga untuk total dana pinjaman perusahaan yang ada.
  9. Beban bunga yang dikapitalisasi senilai dengan pembayaran bunga implisit yang tersimpan di dalam perusahaan.
  10. Perlakuan akuntansi untuk beban bunga yang lainnya yaitu sebagai berikut:
  11. Total jumlah beban bunga yang dikapitalisasi tidak bisa dijadikan sebagai elemen pada harga.
  12. Besaran dalam menghitung beban bunga harus berdasarkan dengan perlakuan bebannya. 
  13. Perlakuan akuntansi pada beban bunga merupakan bagian dalam biaya pendanaan.

Ketentuan yang Mengatur Beban Bunga

Ketentuan-yang-Mengatur-Beban-Bunga

Anda harus tahu mengenai ketentuan dalam mengatur beban bunga dalam sebuah perusahaan, sebelum lanjut membahas cara menghitung beban bunga. Dalam menerapkan perlakuan beban biaya terdapat ketentuan standar dalam bidang akuntansi. 

Dengan begitu biaya tersebut dapat dijadikan sebagai perbandingan, di dalam laporan keuangan perusahaan serta untuk memudahkan saat dibaca. Pada dasarnya beban biaya tersebut perlu mempunyai persyaratan yang harus dipenuhi.

Contohnya seperti aset perusahaan yang berkaitan dengan beban bunga tersebut. Sehingga, beban bunga yang dikapitalisasi harus mempunyai periode jangka waktu tertentu. 

Sebagaimana dengan ketentuan dasarnya bahwa dengan adanya kapitalisasi, diperlukan persyaratan yang harus memenuhi ketentuan standar akuntansi keuangan perusahaan. 

Contoh dan Cara menghitung Beban Bunga yang Benar dengan Mudah

Contoh-dan-Cara-menghitung-Beban-Bunga-yang-Benar-dengan-Mudah

Dalam menghitung beban bunga sebuah perusahaan, dibutuhkan cara-cara yang tepat untuk mendapatkan hasil yang akurat dan sesuai dengan data. Berikut ini contoh cara menghitung beban bunga untuk penyajian laporan keuangan dalam dunia akuntansi:

Contoh:

Pada tanggal 01 Januari 2021 PT Jaya Abadi Sentosa melakukan pengajuan pinjaman sebesar Rp100.000.000 ke bank ABC. Dengan suku bunga pinjaman sebesar 8 persen per tahunnya.

Tujuan perusahaan Tersebut melakukan pinjaman adalah untuk mengembangkan pembangunan dalam produksinya. Pembangunan tersebut dimulai pada tanggal 01 Februari 2021 dan PT Jaya Abadi Sentosa menginvestasikan dana pinjaman tersebut sebesar Rp80.000.000.

Investasi tersebut dilakukan dengan menjadikannya sebagai uang pinjaman mulai dari bulan Februari dan Maret 2021. Dengan besaran suku bunga pinjaman sebesar 3 persen per tahun. Lalu berapa biaya beban pinjaman yang dapat dikapitalisasi dalam satu tahun tersebut?

Jawabannya:

Ketika pinjaman dana tersebut terjadi pada tanggal 01 Januari 2021, maka beban bunga yang dikapitalisasi hanya bisa dimulai dari tanggal 01 Februari 2021. Jika, semua persyaratan telah dipenuhi pada tanggal 01 April 2021, maka perhitungannya sebagai berikut ini:

  • Beban Bunga

Rp100.000.000 x 8% x 9/12 = Rp6.000.00

Catatan: cara perhitungan di atas digunakan dengan bunga rill atau metode bunga efektif yang muncul.

  • Pendapatan Investasi

Rp80.000.000 x 3% x 2/12 = Rp400.000

  • Jumlah Total Beban Bunga yang Dikapitalisasi

Rumus:

Beban Bunga – Pendapatan Investasi = Jawaban

Rp6.000.000 – Rp400.000 = Rp5.600.000

Bagaimana mudah bukan dilakukan bukan? Anda dapat menghitung beban bunga menggunakan cara dan rumus di atas. Sebelum menghitung pastikan sudah mengantongi data-data terkait besaran dana pinjaman perusahaan dan suku bunga pinjaman serta data lainnya.

Jadi, itulah tadi cara menghitung beban bunga yang benar dengan mudah, yang bisa Anda coba untuk menghitung beban bunga pada bisnis atau perusahaan yang Anda jalankan.

Dengan menghitung beban bunga Anda akan lebih terbantu ketika memiliki pinjaman atau investasi pada bisnis yang dijalankan.

Leave a Comment