Apa itu Inklusi Keuangan? Penjelasannya Di Sini!

Sebagian masyarakat Indonesia mungkin belum pernah mendengar istilah inklusi keuangan. Meski istilah ini masih cukup asing di telinga masyarakat, sebagian besar dari mereka kemungkinan telah melakukan inklusi keuangan. Jadi, apa itu inklusi keuangan?

Di dunia, istilah inklusi keuangan sebenarnya pertama kali muncul setelah krisis ekonomi 2008.

Sedangkan di Indonesia, pemerintah mulai banyak membahasnya dan melakukan upaya inklusi keuangan resmi pada tahun 2012. 

Apa itu Inklusi Keuangan?

Apa-itu-Inklusi-Keuangan

Pada pertemuan G2O’s Meeting 2009 yang bertempat di Pittsburg, peran inklusi keuangan pertama kali dibahas secara resmi.

Sejak itu, istilah ini mulai banyak digunakan dan digembar-gemborkan. Lalu, apa itu inklusi keuangan?

World Bank mendefinisikan inklusi keuangan sebagai hak setiap individu atau bisnis untuk mempunyai akses keuangan dan memanfaatkan layanan atau produk keuangan.

Layanan atau produk keuangan tersebut contohnya adalah tabungan, asuransi, transaksi pembayaran, dan kredit.

Menurut Peraturan OJK nomor 76/POJK.07/2016, inklusi keuangan merupakan ketersediaan akses untuk produk, layanan, dan lembaga keuangan sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan masyarakat guna meningkatkan kesejahteraan mereka.

Sehingga pengertian inklusi keuangan itu dapat disimpulkan sebagai kondisi yang memungkinkan siapa saja, entah itu perusahaan atau individu, untuk dapat mengakses pemanfaatan layanan dan produk keuangan.

Latar Belakang dan Tujuan Munculnya Inklusi Keuangan di Dunia

Latar-Belakang-dan-Tujuan-Munculnya-Inklusi-Keuangan-di-Dunia

Krisis moneter pada tahun 2008 telah menimbulkan banyak dampak buruk bagi dunia.

Mereka yang paling merasakan dampak ini adalah kelompok masyarakat paling bawah, yaitu orang yang tinggal di daerah terpencil/pinggiran, penderita disabilitas, pekerja berpendapatan rendah, dan buruh ilegal.

Kelompok masyarakat tersebut umumnya tidak memiliki akses pada lembaga, layanan, dan produk keuangan, atau istilahnya unbanked.

Oleh karenanya, lembaga keuangan dunia dan organisasi terkait menggalakkan peran inklusi keuangan guna mengurangi masyarakat unbanked.

Dengan diberlakukannya inklusi keuangan, diharapkan bahwa semakin banyak masyarakat kelas bawah yang memiliki rekening bank, yang merupakan layanan keuangan paling mendasar.

Jika mereka semua telah mempunyai rekening tersebut, maka mereka dapat mengakses layanan lain dengan lebih mudah.

Jadi, tujuan inklusi keuangan secara umum adalah meningkatkan perekonomian masyarakat melalui pemerataan akses layanan dan produk keuangan.

Dalam Peraturan OJK, disebutkan juga bahwa tujuan inklusi keuangan adalah:

  • meningkatkan akses masyarakat pada layanan dan produk keuangan;
  • meningkatkan produk atau layanan keuangan yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan masyarakat luas;
  • menyediakan produk dan layanan keuangan untuk pelaku usaha jasa keuangan;
  • meningkatkan kualitas produk dan layanan keuangan.

Manfaat Inklusi Keuangan

Manfaat-Inklusi-Keuangan

Kondisi keuangan yang lebih inklusif dapat memberikan berbagai manfaat. Di bawah ini beberapa manfaat dari terciptanya inklusi keuangan.

  • Mendukung stabilitas sistem keuangan.
  • Memberi potensi pasar baru untuk perbankan.
  • Meningkatkan efisiensi ekonomi.
  • Mendukung peningkatan HDI (Human Development Index) Indonesia.
  • Mendukung pendalaman pasar keuangan.
  • Mendorong proses pemulihan ekonomi nasional.
  • Mendukung pertumbuhan ekonomi lokal maupun nasional yang sustainable.

Upaya Inklusi Keuangan di Indonesia

Upaya-Inklusi-Keuangan-di-Indonesia

Tingkat inklusi keuangan di Indonesia masih tergolong cukup rendah di dunia. Pada tahun 2014, tingkat inklusi keuangan negara ini sekitar 36%. Selanjutnya, tingkat tersebut perlahan-lahan naik.

Pada tahun 2017, terdapat peningkatan 12% sehingga tingkat inklusi keuangan mencapai sekitar 48%.

Saat ini, tingkat inklusi keuangan berada diatas 70% sehingga masih perlu ditingkatkan hingga di atas 90%.

Dengan berlandaskan pada pengertian inklusi keuangan, pemerintah melakukan berbagai upaya untuk terus meningkatkannya.

1. Edukasi Keuangan

Peningkatan inklusi keuangan dapat tercipta jika masyarakat memiliki lebih banyak pengetahuan tentang layanan dan produk keuangan.

Oleh karena itu, pemerintah memberi edukasi keuangan kepada sasaran kelompok masyarakat tertentu.

Isi dari edukasi keuangan ini contohnya mengenai produk dan layanan keuangan apa yang tersedia beserta keuntungan dan risikonya.

Selain itu, mereka juga diajarkan cara mengelola keuangan dan diberi tahu tentang hak perlindungan nasabah

Edukasi tersebut tentu dapat meningkatkan kesadaran keuangan dan membuat mereka tertarik untuk menggunakan produk keuangan.

Kesadaran ini juga membantu mereka memilih layanan dengan bijak dan menghindari risiko yang ada. 

2. Perlindungan Konsumen

Sebagian masyarakat ragu-ragu untuk menggunakan produk atau layanan keuangan karena mendengar berita kerugian nasabah tertentu akibat menggunakannya.

Untuk mengatasinya, pemerintah memberikan perlindungan konsumen.

Perlindungan konsumen akan meningkatkan rasa aman para calon nasabah sehingga mereka dapat lebih tertarik menggunakan produk keuangan.

Komponen perlindungan konsumen dapat berupa transparansi produk, pengawasan jasa keuangan, dan penanganan keluhan nasabah, 

3. Pemanfaatan Teknologi Keuangan

Salah satu cara paling mudah untuk meningkatkan inklusi keuangan adalah melalui pemanfaatan teknologi keuangan (fintech).

Teknologi keuangan memberi banyak kemudahan bagi masyarakat untuk memperoleh pinjaman, melakukan transaksi, dan lain sebagainya.

Oleh karena itu, pemerintah memberi dukungan pada kemajuan fintech.

Namun, pada saat yang sama, pemerintah tetap mengawasi dan menetapkan regulasi fintech agar masyarakat terlindungi dan merasa aman ketika menggunakannya.

4. Pemetaan Informasi Keuangan

Pemerintah ambil bagian dalam pemetaan informasi keuangan. Tujuan pemetaan ini adalah untuk mengetahui masyarakat yang belum layak memiliki akses produk keuangan.

Sehingga, pemerintah dapat melakukan sesuatu untuk membuat mereka layak mendapat akses tersebut.

5. Mengadakan Bulan Inklusi Keuangan

Setiap tahun, pemerintah mengadakan bulan inklusi keuangan pada bulan Oktober.

Tujuan utama diadakannya kegiatan ini adalah untuk meningkatkan inklusi keuangan melalui program yang berbeda-beda setiap tahunnya.

Program Inklusi Keuangan

Selain upaya di atas, pemerintah juga mengadakan berbagai program yang mendukung inklusi keuangan.

Beberapa program tersebut ada di bawah ini.

1. Program KEJAR

Program-KEJAR

Untuk meningkatkan jumlah penabung atau jumlah pemilik rekening bank, pemerintah mengadakan program KEJAR atau satu rekening satu pelajar.

Para pelajar didorong untuk membuka tabungan Simpel (Simpanan Pelajar) yang sangat terjangkau bagi mereka.

Minimal setoran awal dan minimal setoran selanjutnya dari tabungan ini benar-benar pas di kantong pelajar.

Dengan adanya program ini, diharapkan budaya menabung semakin melekat pada diri mereka.

2. Program Menabung Emas

Program-Menabung-Emas

Selain didorong untuk menabung, masyarakat juga didorong untuk memiliki investasi, contohnya investasi emas melalui tabungan emas.

Untuk mendorong tujuan ini, pemerintah meluncurkan Tabungan Emas lewat Pegadaian dan berbagai bank di Indonesia.

Proses penyetoran dan pengambilan tabungan ini mudah dan tak jauh beda dari tabungan biasa.

Selain itu, transaksinya dapat dilakukan lewat aplikasi. Sehingga, masyarakat dapat menabung emas dengan cara yang praktis dan mudah.

Dengan adanya produk keuangan ini, masyarakat dapat memiliki emas dengan cara yang lebih terjangkau.

Setoran awal dan setoran selanjutnya dari tabungan ini jauh lebih murah dari harga 1 gr emas.

3. Pemberian Kredit untuk UMKM

Pemberian-Kredit-untuk-UMKM

Untuk meningkatkan akses layanan keuangan para pengusaha kecil, pemerintah menawarkan kredit bunga rendah untuk UMKM melalui KUR.

Dengan demikian, para pelaku UMKM dapat memperoleh kredit modal tanpa merasa terlalu terbebani.

KUR dapat diperoleh di berbagai bank. Selain itu, pelaku UMKM juga dapat mendapatkannya dari Pegadaian.

Dengan demikian, mereka dapat mengaksesnya dengan mudah meski tinggal di daerah pinggiran.

Setelah mengetahui apa itu inklusi keuangan dan program-program apa yang digalakkan untuk meningkatkannya, kini masyarakat dapat ikut serta dalam memajukan program tersebut.

Sehingga, target tingkat inklusi keuangan 90% dapat cepat tercapai.

Leave a Comment