Tahukah Anda siapa Stephen Tong? Salah satu pendeta kristen asal China yang merupakan seorang penginjil di Indonesia. Bahkan sejak berusia 17 tahun dia sudah menjadi warga negara Indonesia dengan berbagai aktivitas di bidang keagamaan. Kekayaan Stephen Tong juga diprediksi tidak sedikit.
Selama 51 tahun berkhotbah di hadapan sekitar 30 juta orang, membuat nama suami Alice Tong ini sangat terkenal. Bahkan di dunia dia dikenal sebagai seorang tokoh bidang Teologi reformed, yang sering melakukan seminar di berbagai negara.
Profil Stephen Tong
Lahir 22 Maret tahun 1940, Stephen Tong kini sudah berusia 83 tahun. Dia lahir di daerah Xiamen, Provinsi Fujian, Republik Rakyat Tiongkok. Dia terlahir dari keluarga terpandang, sang ayah Tong Pai Hu adalah orang terpandang kala itu namun meninggal saat penginjil ini masih berusia 3 tahun.
Dari sepuluh bersaudara, Stephen Tong dan empat saudaranya mengabdikan hidup sebagai pendeta Kristen. Tong sendiri mulai bertekad mengabdi kepada Kristus sejak usia 12 tahun, atau tepatnya tiga tahun setelah migrasi ke Indonesia bersama ibu dan seluruh saudaranya.
Dari segi pendidikan, Tong berhasil menamatkan pendidikan di Seminari Alkitab Asia Tenggara yang berlokasi di Kota Malang dengan gelar Bachelor Degree in Theology. Dia juga mendapat anugerah gelar Doktor Kehormatan di bidang pemimpin penginjilan kristen dari kampus La Madrid International Academy of Leadership yang berlokasi di Kota Manila, Filipina.
Gelar bonafit lainnya juga didapat dari kampus Westminster Theological Seminary, yang berada di Philadelphia, AS dengan gelar Doctor of Divinity.
Bukan saja mengabdi dari segi pendidikan di bidang keagamaan, ayah empat anak ini juga memiliki bakat musik yang luar biasa.
Bahkan di tahun 1985 sempat memecahkan rekor konser peringatan J.S Bach dan G.F Handel, yang digelar di tujuh kota Indonesia dan total penonton mencapai 27 ribuan.
Rekor lainnya juga didapatnya dari seni musik klasik, ketika konser Messiah oleh Handel yang diselenggarakan di Katedral Mesias. Penonton yang hadir saat itu menembus 9 ribuan orang. Bahkan masuk dalam jajaran konser musik klasik paling besar di Indonesia.
Satu hal yang juga membuatnya semakin terkenal adalah, karena sudah menerbitkan banyak buku yang berhubungan dengan agama Kristen. Ditambah pula berbagai lagu gubahannya yang juga sangat banyak disukai penganut agama Kristen di Indonesia.
Sumber dan Aset Kekayaan Stephen Tong
Mengulik tentang kekayaan Stephen Tong memang butuh investigasi maksimal. Pasalnya tidak banyak yang tahu berapa total kekayaan Stephen Tong saat ini. Namun memang tidak bisa dipandang sebelah mata.
Bahkan baru-baru ini, dia kembali datang ke GPIB Surabaya yang sempat menjadi lokasinya mengikuti KKR bersama Andrew Gih ketika usia 12 tahun. Dalam kunjungannya tersebut, dia memberikan sebuah piano dan juga bantuan dengan total mencapai Rp500 jutaan.
Sumber kekayaannya tentu sangat beragam, mulai dari dunia musik hingga menulis buku dan melakukan kebaktian. Bahkan pada sejumlah acara kebaktian, dia juga ditemani asisten penerjemah untuk membantu memberikan informasi dalam bahasa Indonesia atau bahasa Mandarin.
Meskipun dinilai sejumlah orang sebagai sosok yang tajir, hal itu tetap diimbangi dengan memberikan sedekah dan membantu sesama melalui berbagai cara. Misalnya, ikut acara amal dengan memberikan santunan.
Fakta Menarik Stephen Tong
Meskipun soal kekayaan Stephen Tong tidak terdeteksi dengan jelas, namun tetap saja banyak fakta menarik yang bisa diketahui sejak eksisnya penginjil berusia 83 tahun tersebut di Indonesia. Apa saja fakta menarik tentang sosok pria empat anak ini?
1. Bermimpi Punya Piano
Saat kecil meskipun memiliki ayah yang terkenal dan dihormati, ternyata setelah ayahnya meninggal dunia Stephen Tong juga sempat merasakan hidup miskin. Hal ini pernah membuatnya melakukan hal-hal unik.
Salah satunya saat masih kecil dan sangat ingin belajar piano, dia hanya bisa memimpikan punya sebuah piano. Alhasil dia hanya bisa menulis tuts alat musik tersebut di sebuah pohon, kemudian menekan tuts tersebut seolah piano asli sambil mendendangkan nada-nada musik.
Mimpinya kesampaian, setelah 30 tahun dan melakukan persiapan 20 tahun untuk membeli alat seni yang akan ditempatkan pada sebuah lokasi musik termasuk piano. Di tahun 2009, barulah music hall tersebut jadi dan Stephen Tong juga sempat menjadi pemimpin pada empat kali konser disana.
2. Belajar Musik Otodidak
Masa kecilnya yang tidak memiliki banyak uang, membuatnya mencoba belajar musik sendiri. Berbagai cara dilakukannya untuk dapat mahir bermain piano dan alat musik lainnya, keteguhannya itu memang berbuah hasil yang luar biasa.
Dia berhasil menciptakan banyak musik dan menjadi pemimpin oratorio pertamanya di umur 17 tahun. Lagu gubahannya juga tidak sedikit, tercatat sudah 30 judul lebih. Dimana lagu gubahan pertamanya di tahun 1961 dengan judul “Bila Kau Pernah Cinta Yesus”
Sedangkan lagu terakhirnya dibuat tahun 2022 dengan judul “Aku Jadi Remaja”, semua lagu sang pendeta bertema keagamaan dengan irama yang enak didengar dan sering dinyanyikan ketika kebaktian.
Tentunya ada peran dari belajar musik dan menggubah lagu dengan bertambahnya kekayaan Stephen Tong meskipun peningkatan nilai kekayaannya tidak bisa diakumulasi lengkap.
3. Pernah Diusir Saat Acara Kebaktian
Saat acara Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR) tahun 2016 yang digelar di Gedung Sabuga, Kota Bandung, Stephen Tong diusir oleh Kelompok yang katanya bernama Pembela Ahlus Sunnah (PAS).
Mereka mengatakan bahwa acara tersebut harusnya digelar di gereja Kristen, bukan di gedung yang bersifat umum. Alhasil, pihak PAS meminta panitia membubarkan acara tersebut. Untungnya tidak sampai terjadi bentrok berbahaya, namun memang acara kebaktian sempat terganggu dan membuat jemaah menjadi tidak khusyuk.
4. Dinilai Sering Mengkritik
Di sejumlah media sosial, Stephen Tong dinilai sejumlah orang memberikan kritik terhadap gereja lain. Bahkan ada yang secara tegas mengatakan, jika ingin menjadi seorang hamba tuhan seharusnya tidak melakukan kritik tentang pemahaman dari jemaat dan gereja lain.
Perkataan penulis buku Iman dan agama di salah satu media sosial, juga dinilai cukup kasar padahal seharusnya memberikan ketenangan bagi umat Kristen.
5. Suasana Kebaktian Berbeda
Beberapa jemaah yang pernah ikut kebaktian Stephen Tong mengatakan bahwa acara kebaktian yang dipimpin sang pendeta sangat beda dengan yang lain terutama di GRII. Ada musik klasik, tradisional, hingga paduan suara yang menemani kebaktian.
Bahkan anak muda yang terlibat kebaktian diberikan kesempatan main musik secara ekspresif. Ada yang melompat dan pakai berbagai jenis alat musik.
6. Memiliki Fisik Kuat
Menurut jemaah, Stephen Tong sangat aktif meskipun usianya sudah berumur. Bahkan dia mampu memberikan khotbah selama lebih dari satu jam sambil berdiri dan suara yang lantang. Selain itu, dia juga sangat aktif kebaktian di berbagai lokasi dalam satu hari.
7. Ingin Tetap Berdakwah sampai Ujung Usia
Dalam salah satu penjelasannya di konten media sosial, Stephen Tong mengaku ingin terus memberikan dakwah sampai tutup usia sebagai hamba yang mengabdi seutuhnya kepada tuhan.
Bagi yang penasaran untuk kebaktian dengan Stephen Tong, mungkin bisa mencari jadwalnya untuk tahun ini. Paling tidak melalui informasi di atas Anda jadi tahu, seperti apa sosok pendeta tersebut juga kekayaan Stephen Tong hingga fakta menariknya.