Untuk memperoleh rasa nyaman dan aman saat beinvestasi, para calon investor sebaiknya mengetahui tipe-tipe investor dan profil risiko, seperti investor konservatif, investor moderat, dan investor agresif sebelum memilih produk yang sesuai.
Dari kalimat ringkas itu saja, dapat dikatakan bahwa mengenali setiap profil risiko adalah hal yang penting dalam memulai status sebagai pelaku investasi. Pasalnya, asal-asalan dalam memilih instrumen investasi dapat berdampak bahaya juga terhadap investor itu sendiri.
Apa Itu Profil Risiko?
Dalam berinvestasi, setiap orang memiliki profil risiko yang berbeda-beda, atau barangkali mirip, namun tidak mungkin juga dipaksa untuk menjadi sama persis. Profil risiko sendiri mengacu pada tingkatan seseorang dalam bertoleransi terhadap risiko dalam berinvestasi.
Beberapa kalangan mampu dan sanggup menghadapi risiko tinggi, ada pula mereka yang dibalut rasa khawatir sehingga memilih investasi dengan risiko yang rendah saja. Namun, profil risiko tidak mutlak berarti lebih baik daripada profil risiko lain.
Berdasarkan profil-profil itu, seseorang bisa memilih sarana investasi yang sesuai dengan profilnya. Setiap profil risiko memiliki beberapa jenis investasi yang cocok. Ini bukan berarti risiko dapat sepenuhnya dihindari, namun tentang bagaimana mengelolanya dengan baik sebagai seorang investor.
Sekali lagi, profil risiko merupakan hal krusial untuk dipahami oleh setiap orang, terkhusus bagi mereka yang masih awam mengenai dunia investasi. Profil risiko ini berguna juga dalam menentukan dan memutuskan produk yang cocok sesuai tujuan berinvestasi dari investor tersebut.
Tipe-Tipe Investor
Sebelum terjun ke dunia investasi, ada baiknya mengenali tipe-tipe investor berdasarkan profil risiko yang akan dihadapi saat menjalani proses investasi. Mengenali profil risiko dapat menjadi modal dan gambaran diri mengenai ketahanan dan toleransi terhadap risiko berinvestasi.
Memilih instrumen investasi dengan keuntungan besar, maka setuju dan harus mampu pula dalam menanggung risiko apabila produk yang diinvestasikan tengah dilanda kerugian. Untuk itu, simak perbedaan setiap profil risiko dan penjelasannya pada pemaparan berikut ini.
1. Tipe Konservatif
Sebagaimana definisi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, konservatif dalam dunia investasi memiliki makna yang tidak berbeda jauh. Investor konservatif merupakan investor yang terdapat dalam kategori takut dan ragu mengambil investasi yang memiliki risiko besar.
Tipe ini akan semampu mereka menjauhi risiko kerugian (full risk averser) dan hanya fokus dalam menjaga nilai pokok investasi mereka. Selain itu, profil ini juga tidak memberi perhatian lebih pada portofolio investasi mereka.
Para konservatif hanya mengutamakan rasa aman ketika berinvestasi dibanding kehendak untuk mendapatkan keuntungan dalam jumlah besar dengan risiko tinggi. Karenanya, hasil investasi kalangan ini cenderung lebih rendah.
Investor konservatif lebih memilih untuk mengalokasikan dana dalam rangka persiapan dana pendidikan untuk anak atau simpanan dana di hari tua.
2. Tipe Moderat
Investor moderat merupakan investor yang sanggup dan bisa berhadapan dengan risiko investasi menengah atau disebut juga medium risk taker. Tipe ini secara umum dapat mempertimbangkan risiko-risiko dengan cermat dan teliti berkaitan dengan hasil investasi mereka.
Singkatnya, mereka dapat dikatakan sudah berani menanggung risiko, namun juga menyeimbangkan kehati-hatian dalam membatasi investasi terhadap produk-produk dengan risiko tinggi. Hal ini membuat kalangan moderat cenderung melakukan diversifikasi saat berinvestasi.
Pilihan investasi yang cocok untuk kategori ini adalah reksa dana, khususnya reksa dana campuran yang risikonya cenderung lebih rendah daripada instrumen saham atau reksa dana saham.
3. Tipe Agresif
Investor agresif merupakan investor yang ‘tangguh’ dan berani menghadapi risiko yang akan melanda investasinya. Keberanian ini umumnya ada pada para investor atau trader saham yang fokusnya menguasai investasi di pasar saham.
Karena pasar saham rentan sekali menghadapi fluktuasi, investor dalam kategori ini dapat memperoleh uang dan mengambilnya dalam sekejap. Para investor agresif telah berpengalaman dan teliti dalam menganalisis portofolio instrumen investasinya.
Mereka memiliki pemahaman yang dalam setiap mengambil langkah selama berinvestasi. Bagi kalangan ini, keuntungan yang besar dapat diraih dengan cepat jika berani mengambil risiko yang besar juga atau disebut high return high risk.
Tipe agresif biasanya memilih instrumen dengan risiko tinggi, seperti investasi saham, reksa dana saham, dan investasi valuta asing (valas).
4. Tipe Spekulatif
Investor spekulatif merupakan investor yang menjadikan instrumen investasi sebagaimana proses judi berjalan, di mana mereka menginginkan keuntungan sebesar-besarnya dalam waktu cepat tetapi dengan modal yang sangat kecil.
Tipe ini biasanya mengabaikan risiko kerugian dan kerap mempertaruhkan semua uang dalam tabungan untuk diinvestasikan tanpa rencana matang, dan berharap memperoleh imbal balik untuk mengganti seluruh dana yang sudah terpakai.
Kategori spekulatif tidak peduli pada manajemen risiko, dasar, atau analisis fundamental dan teknikal, bahkan sering dijumpai tidak adanya pengetahuan dasar mengenai investasi yang kokoh. Kalangan ini kerap juga ditemukan gampang tergoda dan rawan penipuan oleh perusahaan investasi bodong.
Jenis Investasi yang Cocok untuk Investor Konservatif
Ketakutan yang mendasar dalam memulai berinvestasi adalah bayangan mengenai risiko atau kerugian. Terutama bagi para investor konservatif, kalangan ini cenderung memilih investasi yang aman dan rendah risiko.
Tidak terlalu berapi-api soal mendapatkan keuntungan yang besar, para investor ini memang biasanya terdiri dari investor pemula atau kalangan yang berumur dan mementingkan situasi uang yang aman walau return-nya tidak besar.
Beberapa pilihan investasi berikut ini cocok untuk investor dengan profil konservatif.
1. Emas
Emas yang bersifat tahan inflasi membuatnya memiliki nilai stabil walau negara tengah mengalami krisis atau inflasi besar-besaran. Grafik keuntungan investasi emas selalu naik, dan pencairannya dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja.
2. Reksa Dana
Reksa Dana merupakan investasi yang memerlukan manajer investasi (MI). Investor tidak perlu repot memantau pergerakan uang oleh sebab MI yang bertugas mengurus hal tersebut.
Ada beberapa produk reksa dana, seperti reksa dana pasar uang (RDPU), reksa dana pendapatan tetap (RDPT), dan reksa dana saham. Pada umumnya, risiko investasi ini cukup kecil daripada investasi saham, namun tawaran return juga tidak terlalu besar.
RDPU memiliki risiko paling minim dan return paling rendah. Disusul oleh RDPT, lalu reksa dana saham menduduki urutan terakhir dengan pemberian return paling besar di antara ketiga reksa dana tersebut.
3. Obligasi Negara Ritel (ORI)
Investasi ini pun terbilang aman bagi investor konservatif. Pertimbangan obligasi, terutama ORI yang berasal dari pemerintah, nilai akan cenderung naik sehingga risiko yang ditanggung tidak akan sebesar investasi atau trading saham.
4. Deposito
Deposito merupakan produk keuangan lain yang dapat diandalkan sebagai pilihan berinvestasi. Metode ini mengharuskan uang disimpan dan tidak dapat dicairkan dalam jangka waktu tertentu. Ketika waktunya tiba, uang dapat diambil bersama keuntungan yang besarnya telah ditentukan.
Bunganya memang kecil, namun deposito dapat menahan diri agar tidak memakai uang untuk keinginan yang membuat boros dan tentunya uang akan disimpan dalam keadaan aman.
Para investor konservatif, sudah menentukan investasi mana yang akan dipilih? Baik pemula atau sudah berpengalaman, menjadi seorang dengan profil konservatif tetap perlu mempelajari tiap jenis investasi, sehingga tidak salah pilih karena menentukan yang terbaik berdasarkan berbagai indikator.