Kondisi Perekonomian Indonesia Pada Awal Kemerdekaan, Seperti apa?

Indonesia telah merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945 berkat adanya Proklamasi Kemerdekaan yang dibacakan oleh Soekarno, presiden Indonesia saat itu. Walaupun sudah merdeka tetapi bagaimana kondisi perekonomian Indonesia pada awal kemerdekaan?

Pada zaman itu, perekonomian di Indonesia ternyata masih belum stabil. Ada banyak faktor yang menyebabkan mengapa perekonomiannya masih belum stabil. Masa-masa awal kemerdekaan merupakan masa tersulit bagi negara yang baru saja merdeka.

Hal ini karena saat itu masih banyak permasalahan yang terjadi termasuk Indonesia. Setelah berhasil melepaskan diri dari Jepang dan Belanda, para pejabat pemerintah berusaha untuk memulihkan kondisi sosial ekonomi negaranya. Lalu bagaimana kondisi perekonomian yang sebenarnya?

Kehidupan Ekonomi di Indonesia Saat Awal Kemerdekaan

Kehidupan-Ekonomi-di-Indonesia-Saat-Awal-Kemerdekaan

Permasalahan yang terjadi saat awal kemerdekaan sebenarnya tidak terlepas dari Jepang. Saat itu Jepang menyerahkan diri pada tentara Sekutu, tepatnya di tanggal 14 Agustus 1945. Saat itu tidak ada yang memimpin Indonesia dan dimanfaatkan untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.

Sekutu tidak memprediksi hal ini, menurut Sekutu semua wilayah yang awalnya dipimpin oleh Jepang akan dikuasai oleh tentara Sekutu. Pada saat itu Sekutu berhasil membuat Jepang menyerah dan memulangkan tentara Jepang serta menormalisasi bekas jajahan Jepang.

Setelah Indonesia merdeka, rakyat Indonesia pun menyerang tentara Sekutu yang diboncengi oleh NICA. Selain di medan perang, Indonesia mempertahankan kemerdekaannya di meja perundingan. Alasan inilah yang membuat perekonomian di Indonesia masih kacau.

Faktor Utama Penyebab Kacaunya Perekonomian Indonesia

Setiap hal yang terjadi pasti ada penyebabnya, begitu pula dengan ketidakstabilan perekonomian di Indonesia. Pada awal kemerdekaan 3 faktor utama penyebab kacaunya perekonomian adalah Belanda yang memblokade RI, terjadinya inflasi dan ketidakstabilan politik Indonesia.

1. Belanda yang Memblokade Indonesia

Penyebab buruknya kondisi perekonomian Indonesia pada awal kemerdekaan adalah karena Belanda yang memblokade RI. Saat itu Indonesia yang masih merdeka selama beberapa bulan langsung terkena hiperinflasi karena mata uang Jepang beredar dengan tidak terkontrol.

Pemerintah Indonesia tidak bisa mencari solusi atas permasalahan tersebut khususnya untuk menahan beredarnya mata uang Belanda dan Jepang. Akibatnya terjadi kekosongan bea cukai dan kas negara serta pajak dan kas pemerintah. Hal ini juga menyebabkan bea cukai lainnya mengalami kemerosotan.

Belanda semakin memperparah keadaan dengan menutup pintu perdagangan Indonesia sehingga barang dagangan Indonesia tidak dapat dijual ke luar negeri. Ada 3 alasan mengapa Belanda melakukan ini, pertama untuk melindungi rakyat Indonesia dari perbuatan atau tindakan yang dilakukan oleh orang asing.

Kedua, mencegah Indonesia untuk tidak mengeluarkan perkebunan milik Belanda dan barang-barang asing lainnya. Ketiga, agar Indonesia tidak bisa mengakses peralatan militer dan senjata. Blokade ini menjadikan kondisi perekonomian Indonesia menjadi lebih buruk.

Penutupan ini dilakukan sejak Bulan November 1945 sehingga masyarakat Indonesia tidak dapat memenuhi kebutuhannya. Jika perekonomian Indonesia semakin ambruk maka Belanda akan lebih mudah dalam menjajah kembali.

Faktor ini yang menyebabkan kondisi perekonomian Indonesia pada awal kemerdekaan semakin memburuk. Keadaan ini bahkan membuat Indonesia memindahkan Ibu Kotanya ke Yogyakarta pada 4 Januari 1946.

2. Meningkatnya Inflasi

Meningkatnya-Inflasi

Selain karena Belanda yang menutup pintu perdagangan Indonesia, faktor lain adalah karena tingginya inflasi. Inflasi merupakan kemerosotan nilai uang kertas karena cepat dan banyaknya peredaran uang kertas sehingga harga barang-barang menjadi naik.

Alasannya adalah karena beredarnya mata uang Jepang yang tidak terkendali sehingga nilai tukar mata uang Indonesia (rupiah) terhadap Jepang menjadi rendah. Kondisi ini semakin parah karena kas negara sedang kosong.

Lantas pertanyaan muncul, mengapa saat itu pemerintah Indonesia tidak berani menahan beredarnya mata uang Jepang? Karena saat itu Indonesia masih belum memiliki mata uang sendiri sehingga pemerintah tidak bisa mengatasi peredaran tersebut.

Namun sebenarnya tidak hanya mata uang Jepang saja yang beredar saat itu, karena ada juga mata uang milik Belanda. Selain itu ada juga mata uang milik NICA dan De Javasche Bank yang beredar saat itu sehingga laju inflasi semakin tidak terkendali.

De Javasche Bank merupakan mata uang milik pemerintah Hindia Belanda dan Jepang yang digunakan secara bersamaan serta diakui. Hal ini yang menyebabkan kondisi perekonomian indonesia pada awal kemerdekaan semakin parah.

Tidak hanya itu, mata uang NICA yang beredar pada tanggal 6 Maret 1946 oleh Letnan Jenderal Sir Montagu Stopford semakin membuat inflasi meningkat. Tentu hal ini mendapat komentar dari masyarakat Indonesia yang lewat Perdana Menteri Syahrir memprotes terhadap Jepang.

Pasalnya Jepang telah berjanji bahwa mata uangnya tidak akan beredar di Indonesia. Rakyat Indonesia pun menganggap bahwa Jepang telah melanggar perjanjian.

3. Kondisi Politik yang Belum Stabil

Kondisi-Politik-yang-Belum-Stabil kondisi perekonomian indonesia pada awal kemerdekaan

Alasan terakhir mengapa perekonomian di Indonesia masih belum stabil adalah karena kondisi politiknya juga belum stabil. Sistem politik yang membuat kondisi perekonomian Indonesia pada awal kemerdekaan kacau balau.

Masih banyaknya insiden yang terjadi karena Indonesia masih belum diakui negara merdeka. Kekuatan asing dari negara-negara yang pernah menjajah masih terus mengusik Indonesia dan berusaha untuk menguasai Indonesia kembali.

Upaya Untuk Mengatasi Permasalahan yang Terjadi

Indonesia tidak bisa berdiam diri terus menghadapi permasalahan-permasalahan di atas. Oleh karena itu pemerintah Indonesia akhirnya mulai memikirkan cara untuk mengatasi inflasi dan penutupan jalur perdagangan dengan upaya berikut:

1. Melakukan Pinjaman Nasional

Melakukan-Diplomasi-Beras kondisi perekonomian indonesia pada awal kemerdekaan

Upaya pertama adalah dengan melakukan pinjaman nasional untuk mengisi kekosongan kas negara karena inilah penyebab utama inflasi terjadi. Pinjaman nasional ini merupakan kebijakan yang ditetapkan oleh Ir. Surachman selaku Menteri Keuangan dan atas persetujuan dari BP-KNIP.

Program tersebut kemudian didukung dengan adanya Bank Tabungan Pos untuk menyalurkan pinjaman. Saat itu Indonesia yang belum memiliki mata uang sendiri akhirnya mulai membuat mata uang tepatnya pada tanggal 30 Oktober 1946.

Dulu tidak disebut rupiah melainkan disebut dengan Oeang Republik Indonesia atau ORI yang digunakan sebagai alat pembayaran sah. Adanya mata uang ORI kemudian menggantikan posisi mata uang Jepang dan kursnya diganti menjadi satu per 1000.

Seribu mata uang Jepang itu bernilai satu mata uang ORI akan tetapi peredarannya mulai mengalami masalah sejak adanya Agresi Militer Belanda 1 dan 2. Mengatasi permasalahan tersebut pemerintah kemudian membuat Bank Negara Indonesia pada November 1946.

2. Melakukan Diplomasi Beras

Melakukan-Diplomasi-Beras

Kondisi perekonomian Indonesia pada awal kemerdekaan yang tidak kunjung membaik akhirnya membuat pemerintah melakukan diplomasi beras karena pintu perdagangannya ditutup Belanda. Tindakan ini berkat ide dari Perdana Menteri Sutan Syahrir karena saat itu India dilanda kelaparan.

Pada waktu yang bersamaan Indonesia sedang mengalami surplus beras yaitu sekitar 200.000 – 400.000 ton. Sehingga pemerintah Indonesia mengirim bantuan beras ke Indonesia sebanyak 500.000 ton. Dengan bantuan ini maka India menjadi negara di Asia yang paling aktif dalam membantu diplomasi Indonesia.

Setelah itu Indonesia pun mengadakan hubungan dagang langsung dengan pihak luar negeri dengan Badan Pusat Jual Beli.

Rupanya kondisi perekonomian Indonesia pada awal kemerdekaan yang kacau balau tidak membuat masyarakat Indonesia menyerah untuk mencari solusi. Solusi tersebut yang akhirnya membuat perekonomian Indonesia membaik.

Leave a Comment