Modal Ternak Lele dalam Drum dan Simulasi Keuntungannya

Kebutuhan akan lele sangat besar karena tingkat konsumsi masyarakat juga tinggi. Oleh sebab itu, budidaya ikan lele menjadi bisnis yang menjanjikan. Salah satu yang menarik adalah bahwa modal ternak lele dalam drum sangat terjangkau sehingga bisa dilakukan oleh siapa saja.

Apalagi, lele yang pada dasarnya bisa hidup di mana saja di Indonesia, maka bukan menjadi masalah berarti untuk budidaya lele. Selama air dan suhu sekitar cocok untuk kehidupan lele, maka budidaya bisa dilakukan. Salah satu idenya adalah dengan menggunakan drum bekas sebagai media budidaya lele.

Modal Ternak Lele dalam Drum

Modal-Ternak-Lele-dalam-Drum

Pada dasarnya semua drum bekas bisa digunakan sebagai media ternak lele. Hal yang perlu diperhatikan adalah drum tidak bocor, tidak mudah berkarat dan tidak bau. Bagi pelaku usaha ternak lele, pilihan drum yang biasa digunakan adalah drum plastik atau berbahan seng.

Keduanya memiliki keunggulan dan kekurangan. Drum berbahan plastik lebih sering dipilih karena ringan dan harga yang lebih murah. Kekurangannya adalah sering menimbulkan bau, maka pengurasan dan pembersihan drum perlu dilakukan secara rutin.

Sedangkan drum berbahan seng, harganya lebih mahal tapi umumnya tidak menimbulkan bau. Tapi, drum berbahan seng ini juga sangat rawan terhadap karat. Mungkin karena beberapa alasan tersebut, lebih banyak pembudidaya memilih drum plastik daripada drum seng.

Keunggulan Ternak Lele Dalam Drum

Sebelum membahas lebih detail tentang berapa modal ternak lele dalam drum yang harus disiapkan, biar semakin yakin untuk memulai usaha ini, perhatikan beberapa keunggulan berikut ini:

1. Kebutuhan Pasar Sangat Besar

Kebutuhan-Pasar-Sangat-Besar

Lele biasa digoreng dan dibakar. Ikan ini disajikan dari mulai warung makan lesehan di pinggir jalan hingga masuk ke dalam menu makanan di restoran. Ini karena peminatnya sangat banyak dari kalangan bawah, menengah hingga atas. Bahkan, lele ini cocok dengan berbagai jenis menu masakan.

Contohnya di masakan khas Jawa, makanan khas Padang, Sunda dan berbagai daerah lainnya, lele sangat cocok. Baik disajikan dengan cara digoreng, dibakar, dibuat kuah bersantan bahkan dibuat lele crispy dengan tepung. Semua terasa begitu enak, apalagi daging ikan lele sangat empuk.

Inilah yang membuat bisnis ternak ikan lele laris manis. Bukan hanya itu, penikmatnya pun dari anak-anak hingga orang dewasa baik laki-laki maupun perempuan. Bisa dikatakan, secara umum masyarakat Indonesia sangat menyukai ikan lele karena daging empuk, harga murah dan mudah didapatkan.

2. Tidak Membutuhkan Lahan Luas

Tidak-Membutuhkan-Lahan-Luas

Modal ternak lele dalam drum tidak begitu besar bahkan sangat terjangkau. Bisnis ini bahkan bisa dijalankan dari halaman rumah karena tidak membutuhkan lahan yang luas. Drum bisa dijejer menyamping. Bahkan dengan kerangka tumpuk menggunakan besi, maka drum bisa ditumpuk ke atas.

Gambaran kerangka tumpuk itu seperti berikut:

ilustrasi drum ternak lele

Jika dalam satu drum bisa menampung 20 ekor lele, maka dengan 10 drum bisa menampung 200 ekor lele. Bisa dibayangkan, hanya dengan lahan beberapa meter persegi saja, bisa digunakan untuk ternak 200 ekor lele.

3. Biaya Lebih Terjangkau

Biaya-Lebih-Terjangkau

Biaya usaha ternak lele dalam drum sangat terjangkau. Jika memulai dengan 100 benih, di mana harga benih per ekor hanya sekitar Rp250, maka cukup dengan uang Rp25.000 sudah mendapatkan 100 ekor benih ikan lele.

Sedangkan harga drum ini bervariasi. Taruhlah 1 drum berharga Rp100.000 dan dibutuhkan 5 drum, maka untuk drum hanya membutuhkan biaya Rp500.000. Adapun untuk pakan nanti bisa diberikan pakan berkualitas untuk mempersingkat waktu panen.

4. Bisa Ditambah Jika Bisnis Semakin Besar

Bisa-Ditambah-Jika-Bisnis-Semakin-Besar

Seperti sudah disinggung sebelumnya, bahwa untuk memulai usaha peternakan lele di dalam drum tidak perlu lahan yang luas dan tidak perlu juga memulai dengan jumlah drum yang banyak. Pembudidaya bisa memulai dengan 3 atau 5 drum terlebih dahulu. Kemudian, seiring waktu bisa ditambah.

Jika bisnis semakin besar dan lahan di depan rumah sudah tidak cukup lagi, maka bisa dengan menggunakan metode tumpuk seperti di atas. Intinya adalah ternak di dalam drum ini bisa lebih maksimal untuk dilakukan di lahan sempit dan ditambahkan sesuai kebutuhan.

Jadi, pintar-pintarlah memaksimalkan lahan yang tersedia. Ini jauh lebih hemat dan praktis daripada menggunakan kolam beton. Tentu saja kolam beton memiliki keunggulan tersendiri. Hanya saja jika dilihat dari kepraktisan untuk penambahan jumlah lele, maka drum bisa lebih efektif digunakan sebagai media.

5. Bisa Dijual dari Benih Hingga Siap Panen

Bisa-Dijual-dari-Benih-Hingga-Siap-Panen

Bukan hanya modal ternak lele dalam drum yang terjangkau, tetapi juga metode penjualan lele itu sendiri lebih bervariasi. Pembudidaya bisa memilih menjual lele dalam ukuran benih yang nantinya bisa dijual ke peternak lele atau dengan ukuran tertentu hingga ukuran maksimal.

Peternak ada yang menjual lele berdasarkan umurnya misal umur 1 bulan, 3 bulan dan seterusnya. Ada juga yang menjual berdasarkan ukuran. Di tahap terakhir adalah menjual lele yang siap dibeli konsumen dengan ukuran maksimalnya. Di tahap akhir ini lele siap dimasak atau diolah menjadi masakan.

6. Tidak Membutuhkan Keahlian Khusus

Tidak-Membutuhkan-Keahlian-Khusus

Yang menarik dari bisnis ternak lele ini adalah tidak membutuhkan keahlian khusus. Sehingga walau pemula yang tidak memiliki pengalaman tetap bisa menjalankan bisnis ternak lele. Pengalaman dan pengetahuan bisa didapatkan seiring dengan waktu saat memelihara dan merawat lele.

Hitungan Biaya Ternak Lele dalam Drum

Hitungan-Biaya-Ternak-Lele-dalam-Drum

Sekarang, berapa besaran biaya atau investasi awal untuk memulai usaha ternak lele? Sebenarnya di atas sudah sedikit dijelaskan, tapi biar lebih detail perhatikan di bawah ini:

Daftar KebutuhanQuantityHarga SatuanHarga Total
Lele benih500Rp250Rp125.000
Drum bekas5Rp100.000Rp500.000
Pakan1 karungRp300.000Rp300.000
Vitamin Rp200.000Rp200.000
Kerangka besi1 PaketRp300.000Rp300.000
Pompa Sirkulasi5Rp50.000Rp250.000
Total Investasi Awal   Rp1.675.000  

Adapun biaya variabel setiap bulan atau selama masa ternak ini meliputi pakan, vitamin dan listrik selama masa ternak. Jika masa ternak membutuhkan waktu 3 bulan dan biaya per bulan menghabiskan dana Rp200.000, maka selama masa ternak biaya variabelnya adalah Rp600.000.

Kemudian lele dijual dengan harga Rp6.000 per ekor, maka omzet kotornya adalah sekitar Rp3.000.000. Omzet kotor ini dikurangi biaya variabel selama masa ternak. Misalnya Rp3.000.000 – Rp600.000 = Rp2.400.000. Keuntungan bersih selama masa ternak ada di angka Rp2.400.000.

Semakin banyak jumlah benih yang dipelihara, maka semakin besar juga keuntungan yang bisa didapatkan. Jadi, jika memiliki dana lebih dari Rp2.000.000 maksimalkan pada jumlah benih. Perhatikan juga ukuran drum, jangan menaruh lele terlalu banyak dalam satu drum agar pertumbuhan maksimal.

Modal ternak lele dalam drum beserta biaya variabel selama masa ternak ternyata bisa dimulai dari angka kurang dari Rp2.000.000. Keuntungan yang bisa didapatkan juga tidak bisa diremehkan. Sebagai penutup, cobalah tanya pada mereka yang sudah berpengalaman di bidang ini agar hasil ternak lebih optimal.

Leave a Comment