4 Peran Perbankan Syariah di Perekonomian Indonesia dan Penjelasannya

Munculnya bank syariah pertama, yakni Bank Muamalat telah menarik banyak perhatian. Bukan hanya dari kalangan muslim saja, tetapi juga non-muslim. Bahkan, peran perbankan syariah di perekonomian Indonesia semakin terasa akibat dari menjamurnya bank dengan label syariah.

Apalagi dengan mergernya bank syariah milik negara seperti Bank Syariah Mandiri, BRI Syariah, dan BNI Syariah menjadi Bank Syariah Indonesia (BSI), peran itu semakin besar lagi. Ini tidak lepas dari salah satu tujuan dari BSI yakni menjadi bank syariah terdepan di kawasan Asia bahkan dunia.

Peran Perbankan Syariah di Perekonomian Indonesia

Dari beberapa perbedaan di atas, selain sebagai intermediasi antara pihak yang surplus dan defisit dana, ada juga peran perbankan syariah di perekonomian Indonesia. Beberapa peran berikut ini mencakup banyak hal di sektor ekonomi dan sektor lain yang berkaitan:

1. Ekonomi Sosial

Di dalam konsep ekonomi syariah yang dijalankan oleh perbankan syariah, tentu ada beberapa unsur yang dilarang tetapi ikut terendapkan dalam kegiatan perbankan. Unsur ini nantinya akan dikumpulkan hingga periode tertentu. Kemudian disumbangkan untuk masyarakat, kegiatan sosial dan sebagainya.

2. Keadilan dan Kesejahteraan ekonomi

Keadilan-dan-Kesejahteraan-ekonomi

Peran bank syariah di Indonesia sebagai perbankan yang mengedepankan unsur syariah, lebih mementingkan kesetaraan, kesejahteraan dan keadilan ekonomi. Itulah kenapa konsep yang digunakan bukanlah bunga, melainkan bagi hasil.

Tujuannya adalah untuk menjamin keadilan di tengah masyarakat dan tidak menggunakan prinsip bunga. Seperti diketahui jika prinsip bunga ini akan memberatkan salah satu pihak, yakni nasabah.

3. Promosi Halal di Usaha Makro dan Mikro

Promosi-Halal-di-Usaha-Makro-dan-Mikro

Peran perbankan syariah di perekonomian Indonesia yang tidak kalah penting adalah sebagai promotor halal di berbagai bidang terutama ekonomi. Perbankan syariah telah mendorong banyaknya pengusaha syariah yang tumbuh dan berkembang baik di level mikro maupun makro.

Promosi halal ini memberikan banyak benefit yang adil atau fair di bank syariah. Selain itu, dapat juga meningkatkan nilai investasi. Ini karena keuntungan yang didapatkan bisa dikatakan lebih merata dan transparan.

4. Peran pada Ekonomi Mikro

Peran-pada-Ekonomi-Mikro

Perbankan syariah memiliki peranan yang penting di sektor usaha mikro. Misalnya, bank syariah berperan aktif dalam menggerakkan perekonomian di sektor riil. Di waktu yang sama, mereka juga memberikan porsi lebih pada usaha mikro.

Sebagai perbandingan, pada bank konvensional ketika pelaku usaha mikro ingin menambah modal atau membutuhkan pinjaman, mereka akan berhadapan dengan bunga. Bunga ini bahkan bisa sangat memberatkan pelaku usaha.

Selain itu, pada bank konvensional, pelaku usaha mikro harus memberikan jaminan kebendaan ketika hendak melakukan pinjaman modal. Jaminan ini bisa merugikan karena jika peminjam tidak bisa melunasi hutang pada bank, maka jaminan akan disita oleh bank.

Oleh sebab itu, perbankan syariah menerapkan prinsip bagi hasil atau dikenal dengan istilah mudharabah dan musyarakah. Prinsip ini telah mendukung banyaknya pelaku usaha UMKM untuk lebih optimal dalam menjalankan unit usaha.

Perbedaan Bank Syariah dengan Bank Konvensional

Perbedaan-Bank-Syariah-dengan-Bank-Konvensional

Sebelum pembahasan tentang peran perbankan syariah di Indonesia, ada baiknya untuk mengetahui perbedaan bank syariah dan konvensional. Paling tidak, dengan memahami perbedaan di antara keduanya, nantinya bisa dengan mudah menarik kesimpulan apa saja peranan bank syariah di Indonesia.

1. Fungsi Bank

Pada bank konvensional dalam menjalankan kegiatan perbankan mereka memiliki fungsi sebagai penyedia jasa keuangan serta intermediasi. Sedangkan pada bank syariah, fungsinya lebih daripada itu. Bank syariah memiliki fungsi lebih dari itu.

Ya, selain sebagai intermediasi (mempertemukan orang yang kelebihan uang (surplus) dengan orang yang kekurangan uang (defisit)), peran perbankan syariah di perekonomian Indonesia bisa dilihat dari fungsinya yang bisa menjadi manajer investasi, penyedia layanan keuangan, dan investor sosial.

2. Prinsip Dasar

Baik bank konvensional maupun bank syariah, dalam menjalankan aktivitas perbankan, tentu mereka menggunakan prinsip dasar. Ada 3 prinsip dasar yang membedakan keduanya.

Prinsip pertama, berkaitan dengan nilai. Bank konvensional memiliki prinsip bebas nilai. Adapun bank syariah memiliki prinsip syariah islam yang harus dijunjung tinggi sehingga tidak ada pembebasan nilai.

Prinsip kedua, kaitannya dengan cara pandang terhadap uang. Pada bank konvensional, uang adalah komoditas. Dengan kata lain, uang adalah barang yang bisa diperjual-belikan.

Di sisi lain, pandangan bank syariah terhadap uang adalah sebagai alat tukar. Sehingga uang tidak boleh diperjual-belikan. Sebaliknya, uang digunakan sebagai alat tukar, untuk menukar dengan berbagai kebutuhan.

Prinsip ketiga, ini berkaitan dengan uang nasabah yang disimpan di bank. Pada bank konvensional, uang yang disimpan akan mengalami pertumbuhan dengan adanya bunga. Bunga didapatkan setelah uang nasabah dikelola oleh bank.

Sedangkan pada bank syariah, praktik seperti ini dilarang. Di bank syariah sistemnya menggunakan bagi hasil. Bagi hasil ini juga didapatkan setelah pihak bank melakukan pengelolaan uang nasabah. Sekilas hampir sama memang.

3. Sumber Likuiditas

Baik bank konvensional maupun bank syariah mendapatkan sumber likuiditas dari dua hal yakni bank sentral dan pasar uang. Bank sentral adalah Bank Indonesia sehingga perbedaannya ada pada pasar uang. Di bank konvensional, likuiditas dari pasar uang bisa dari emiten mana saja.

Sedangkan di bank syariah, sumbernya dari pasar uang yang memiliki prinsip syariah. Secara tidak langsung, ini juga merupakan peran perbankan syariah di Indonesia terutama untuk nasabah yang lebih menyukai prinsip-prinsip syariah. Nasabah merasa lebih tenang untuk menyimpan uang di bank syariah.

4. Risiko Usaha

Ada istilah ‘ringan sama dijinjing, berat sama dipikul’ yang diaplikasikan pada bank syariah. Artinya, semua risiko ditanggung bersama antara nasabah dan pihak bank baik itu berupa keuntungan maupun kerugian. Berbeda dengan itu, bank konvensional biasa, mereka tidak memiliki urusan terkait dengan risiko usaha.

5. Struktur Pengawas

Struktur pengawas dibutuhkan untuk menjaga bank agar tetap pada tujuan serta fungsinya. Oleh sebab itu, setiap bank mempunyai dewan pengawas masing-masing. Pada bank konvensional, posisi ini diisi oleh dewan komisaris.

Sedangkan pada bank syariah, struktur pengawas lebih kompleks dari bank konvensional. Ada yang namanya dewan komisaris, kemudian dewan pengawas syariah bahkan ada juga dewan syariah nasional.

Kontribusi BSI pada Pemulihan Ekonomi Nasional

Kontribusi-BSI-pada-Pemulihan-Ekonomi-Nasional

BSI atau Bank Syariah Indonesia telah memberikan kontribusi cukup besar dalam agenda pemulihan ekonomi secara nasional. Ini BSI lakukan dengan penyaluran pembiayaan di mana dana tersebut berasal dari penempatan pemerintah.

Peran perbankan syariah di perekonomian Indonesia juga bisa dilihat dari komitmen BSI. BSI memiliki komitmen untuk menumbuhkan ekonomi masyarakat. Tercatat hingga Oktober 2021 saja, BSI sudah mengeluarkan program PEN dengan dana Rp4,5 triliun yang diterima oleh 18.539 debitur.

Selain itu, ada juga restrukturisasi pembiayaan yang bertujuan meringankan beban nasabah. Pada September 2021, tercatat pembiayaan ini mencapai Rp20,74 triliun. Restrukturisasi tersebut diberikan pada 96 ribu nasabah.

Mayoritas nasabah tersebut berasal dari UMKM dengan jumlah 68 ribu nasabah atau sebanyak 71% dengan nilai mencapai Rp9,38 triliun. Ini adalah angka yang sangat besar.

Dari sini saja, peran perbankan syariah di perekonomian Indonesia terlihat sangat besar. Apalagi jika data dari lembaga perbankan lain juga ditambahkan, tentu perannya lebih besar lagi. Singkatnya, perbankan syariah di Indonesia turut andil dalam meningkatkan perekonomian di Indonesia.

Leave a Comment