2 Cara Menghitung Keuntungan Reksadana Per Bulan dan Contohnya

Bagi kaum milenial yang tengah gila dengan investasi, istilah reksadana sudah bukan lagi barang langka yang didengar. Terdapat banyak macam reksadana, seperti saham, obligasi, pasar uang, dan lain sebagainya. Jangan lagi bertanya, keuntungan reksadana per bulan tidak perlu diragukan.

Meskipun berbau investasi, nyatanya reksadana ini sangat cocok bagi para pemula yang baru terjun di dunia investasi. Anda hanya perlu menyetorkan dana, dan dana tersebut akan dikelola oleh manajer investasi agar bisa memperoleh keuntungan yang juga akan diberikan kepada Anda.

Apa Saja Jenis-Jenis Reksadana?

Mengetahui cara menghitung keuntungan reksadana per bulan kurang lengkap jika tidak membahas apa saja jenis-jenis reksadana terlebih dahulu. Hal ini karena setiap jenis reksadana memiliki keuntungan dan kerugiannya masing-masing.

Lalu, apa saja jenis-jenis reksadana itu?

1. Reksadana Saham

Reksadana-Saham

Reksadana saham merupakan salah satu jenis reksadana yang banyak dipilih para investor karena memang memberikan profit yang paling besar. Meskipun begitu, reksadana saham memiliki risiko yang paling besar.

Dana investor yang memilih reksadana saham nantinya akan ditempatkan oleh MI sekurang-kurangnya 80% di portofolio saham.

2. Reksadana Pasar Uang

Reksadana-Pasar-Uang

Seperti namanya, reksadana pasar uang merupakan jenis reksadana yang penempatan dananya ada pada investasi pasar uang. Jangka waktu reksadana ini adalah kurang dari satu tahun. 

Beberapa contoh investasi pasar yang antara lain Sertifikat Bank Indonesia (SBI), deposito berjangka, Surat Berharga Pasar Uang (SBPU), dan lain sebagainya.

Kebalikan dari reksadana saham, reksadana pasar uang ini memberikan keuntungan yang relatif sedikit. Meskipun begitu, keuntungan yang didapatkan lebih pasti, sehingga memiliki risiko kecil atau bahkan hampir tidak mempunyai risiko kerugian.

3. Reksadana Pendapatan Tetap

Reksadana-Pendapatan-Tetap

Satu lagi jenis reksadana yang memiliki risiko kerugian kecil, yaitu reksadana pendapatan tetap. Reksadana ini hampir mirip dengan pasar uang, hanya saja memiliki perbedaan pada penempatan dana investornya.

Dana investasi pendapatan tetap akan ditempatkan pada efek surat utang, seperti sukuk, Surat Utang Negara (SUN), dan obligasi dengan nominal sekurang-kurangnya 80%. Karena risikonya kecil, keuntungan reksadana per bulan yang diperoleh juga tidak terlalu banyak seperti saham.

4. Reksadana Campuran

Reksadana-Campuran

Dinamakan reksadana campuran karena memang ada pencampuran dalam hal penempatan dana. Jika membeli reksadana ini, dana investor nantinya akan ditempatkan pada portofolio saham beserta obligasi.

Cara Menghitung Keuntungan Reksadana

Cara-Menghitung-Keuntungan-Reksadana

Keuntungan dari investasi reksadana disebut sebagai return yang sangat bergantung pada jenis reksadana yang dipilih. Reksadana saham dengan risiko tertinggi memiliki return antara 15 – 20% per tahun. 

Sedangkan reksadana selain saham dengan risiko rendah hingga sedang memiliki return antara 10 – 12% per tahun. 

Selain mengenal jenis reksadana yang Anda pilih untuk berinvestasi, sebelum menghitung Anda juga perlu mengetahui dua istilah penting yang akan digunakan, yakni NAB dan NAB UP.

1. NAB (Nilai Aktiva Bersih)

Yang disebut sebagai Nilai Aktiva Bersih (NAB) yaitu jumlah total dana yang dikelola oleh Manajer Investasi terhadap produk reksadana. Perhitungan NAB ini diambil dari total harga pasar atas aset yang bisa berupa saham, obligasi, dan deposito dalam portofolio.

Setelah itu, harga total tersebut ditambah dengan biaya pencadangan bunga dari aset dan selanjutnya dikurangi dengan biaya operasional reksadana. Biaya operasional tersebut di antaranya adalah biaya kustodi, pajak, biaya pengelolaan dana, dan biaya yang lainnya.

Bisa disimpulkan bahwa NAB ini sifatnya bersih, karena sudah dikurangi dengan pajak dan biaya tanggungan lainnya, sehingga tidak lagi memiliki beban pengurangan.

2. NAB UP

Selain NAB, penghitungan keuntungan reksadana per bulan juga melibatkan NAB UP. Nilai Aktiva Bersih Per Unit Penyertaan (NAB UP) merupakan harga yang harus dibayarkan oleh investor untuk setiap unit penyertaan reksadana.

Karena adanya pengertian ini, investor reksadana kerap disebut juga dengan pemegang unit penyertaan.

Setelah mengenal kedua istilah di atas, berikut adalah beberapa contoh menghitung kepemilikan serta keuntungan reksadana.

a. Contoh Penghitungan Jumlah Unit Penyertaan

Seorang investor melakukan investasi dana sebanyak Rp1.500.000,00 dengan memilih reksadana pendapatan tetap X. NAB UP dari reksadana tersebut adalah Rp3.000,00. 

Berapakah unit penyertaan yang dimiliki investor tersebut?

Jawab:

Jumlah unit penyertaan = jumlah investasi : NAB UP

                                    = Rp1.500.000,00 : Rp3.000,00

                                    = 500 unit

b. Contoh Penghitungan Kuntungan Reksadana

Setelah 1 tahun, ternyata terjadi kenaikan NAB UP reksadana pendapatan tetap X sebesar Rp5.000,00. Kemudian investor tersebut ingin menjual seluruh unit penyertaan dalam reksadana tersebut. 

Berapakah keuntungan yang diperoleh oleh investor tersebut?

Jawab:

Total investasi   = Rp5.000,00 x 500

                         = Rp2.500.000,00

Keuntungan      = Rp2.500.000,00 – Rp1.500.000,00

                         = Rp1.000.000,00

c. Contoh Penghitungan Kerugian Reksadana

Jika setelah satu tahun kemudian justru terjadi penurunan NAB UP reksadana pendapatan tetap X menjadi Rp2.000,00. Berapakah kerugian yang diperoleh?

Jawab:

Total investasi   = Rp2.000,00 x 500

                         = Rp1.000.000,00

Kerugian           = Rp1.500.000,00 – Rp1.000.000,00

                         = Rp500.000,00

Menghitung Keuntungan Reksadana Per Bulan dengan Kalkulator Investasi

Menghitung-Keuntungan-Reksadana-Per-Bulan-dengan-Kalkulator-Investasi

Jika menghitung manual dirasa menyulitkan, terlebih jika angka-angka yang muncul ternyata tidak banyak menggunakan angka 0, maka solusinya Anda bisa memakai kalkulator investasi. Kalkulator ini bisa diakses melalui aplikasi secara online.

Dengan memakai kalkulator ini Anda juga bisa memperkirakan keuntungan sesuai dengan return yang diharapkan. Bisanya aplikasi ini dipakai untuk menentukan target atau tujuan melakukan investasi.

Berikut beberapa contoh penghitungan keuntungan memakai kalkulator investasi.

1. Contoh 1

Anda ingin mendapatkan uang Rp100 juta dalam kurun waktu 5 tahun dari sekarang. Untuk merealisasikan hal tersebut, Anda akan memilih reksadana saham dengan harapan return sebesar 16% per tahunnya.

Maka, berapakah perkiraan dana yang harus ditabung dalam reksadana saham tersebut?

Jawab:

Masukkan unit-unit berikut dalam kalkulator investasi:

Tujuan investasi = Rp100 juta

Target tercapai = 5 tahun (60 bulan)

Return harapan = 16% per tahun

Maka hasil yang akan ditampilkan pada kalkulator menjadi:

Perkiraan dana investasi yang perlu dialokasikan per bulan adalah Rp1.098.472,00.

2. Contoh 2

Gaji bulanan yang Rizki dapatkan adalah Rp5 juta dan akan ia alokasikan untuk investasi reksadana campuran sebesar Rp500 ribu atau 10% dari gajinya. Return yang diperoleh adalah sekitar 10%, maka setelah 4 tahun perkiraan hasil investasi Rizki adalah sekitar Rp30.099.768,00.

3. Contoh 3

Mahesa melakukan investasi dana di reksadana pendapatan tetap B sebesar Rp500 ribu per bulan dan tambahan Rp6 juta per tahun. Maka, setelah 3 tahun keuntungan bersih yang akan diperoleh Mahesa adalah:

Total investasi                                                   = Rp36.500.000,00

Total investasi setelah ditambah return (14,84%)           = Rp41.915.730,34

Total keuntungan bersihnya menjadi                 = Rp41.915.730,34 – Rp36.500.000,00

                                                                        = Rp5.415.730,34.

Ada banyak pilihan aplikasi kalkulator investasi yang bisa Anda gunakan. Agar tidak salah dalam menghitung, pahami cara kerja aplikasi tersebut terlebih dahulu.

Keuntungan reksadana per bulan antara jenis reksadana satu dengan yang lainnya memang berbeda, mengingat risikonya  juga berbeda. Jadi, jangan sampai Anda bingung mengapa reksadana satu dengan yang lainnya menghasilkan keuntungan yang berbeda.

Leave a Comment