Ayat dan Hadits Tentang Tabungan dan Investasi (Dalil)

Jaman sekarang, apa-apa membutuhkan uang. Jika kita tidak mengolah keuangan dengan baik tentu di masa depan akan kesulitan. Maka ada solusi yang namanya menabung dan investasi. Tak perlu risau, ada ayat dan hadits tentang tabungan dan investasi yang sudah dijelaskan dalam Islam. 

Dengan adanya ayat dan hadits tentang tabungan dan investasi, maka umat Islam tak perlu ragu untuk menyiapkan dana masa depan demi kelangsungan hidup. Menabung dan investasi, keduanya memang dilakukan atas dasar persiapan untuk biaya hidup masa depan. 

Bunyi Ayat dan Hadits Tentang Tabungan dan Investasi

Menabung dan berinvestasi memang merupakan hal yang hampir sama. Tujuan keduanya pun sama. Keduanya sama-sama dianjurkan dalam Islam dan telah dibuktikan melalui dalil ayat dan hadits tentang tabungan dan investasi. 

Lantas bagaimana bunyi dalil tersebut? Berikut ini detail yang bisa dicatat:

1. Dalil Tentang Tabungan

Dalil-Tentang-Tabungan

a. Al-isra ayat 29

“Dan janganlah engkau jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu, dan jangan pula engkau terlalu mengulurkannya. Nanti kamu menjadi tercela dan menyesal”. Ayat ini menjelaskan pada manusia agar tidak terlalu kikir dan tidak pula terlalu boros. 

Sifat boros ini tentu melanggar prinsip menabung pada umumnya. Maka secara tersirat Allah memerintahkan untuk menabung dan tidak menghambur-hamburkan uang secara tidak jelas. 

b. Al-Baqarah ayat 266

“Adakah salah seorang diantara kamu yang ingin memiliki kebun kurma dan anggur yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, di sana dia memiliki segala macam buah-buahan, kemudian datanglah masa tuanya sedang dia memiliki keturunan yang masih kecil-kecil. Lalu kebun itu ditiup angin keras yang mengandung api, sehingga terbakar. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu agar kamu memikirkannya”.

Dari ayat tersebut dijelaskan bahwa seseorang yang masih meninggalkan keturunan di masa depan, maka harus mempersiapkan bekal untuk hidup di masa depan. 

Manusia tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi pada harta yang saat ini sedang dimiliki. Jika usaha yang dimiliki bangkrut, seseorang akan merasa lebih tenang karena sudah memiliki simpanan atau tabungan untuk digunakan di masa depan. 

Inilah pentingnya menabung. Dan Allah sendirilah yang sudah menerangkan dan menganjurkannya secara tersirat dalam ayat Al-Qur’an di atas. 

c. Al-Furqon ayat 67

“Dan orang-orang yang apabila membelanjakan harta, mereka tidak berlebih-lebihan, dan tidak pula kikir. Dan pembelanjaan itu di tengah-tengah antara yang demikian”.

Ayat ini menerangkan perintah untuk selalu bersikap hemat namun tidak kikir. Hemat di sini juga bisa diartikan sebagai kegiatan menabung. Dengan berhemat, maka orang bisa lebih banyak menyisakan keuangannya untuk disimpan dan digunakan di masa depan. 

d. Hadits Riwayat Bukhari

“Simpanlah sebagian dari harta kamu untuk kebaikan masa depanmu, karena itu jauh lebih baik bagimu” (HR. Bukhari).

e. Surat Al-hasyr ayat 18

“Hai orang-orang yang beriman bertakwalah pada Allah. Dan hendaklah setiap diri  memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah maha mengetahui apa yang kamu kerjakan”. 

Dalam ayat ini, Allah sendiri yang mengajarkan bahwa perbuatan hemat atau menahan nafsu akan berbuah manis berupa kesuksesan di masa mendatang. 

Sama halnya dengan kebiasaan menabung yang sifatnya menyimpan dan menahan, namun hasilnya menyenangkan. 

f. Hadits Riwayat Baihaki

Kebiasaan menabung ini juga diperjelas lagi dalam suatu hadits nabi yang berbunyi, “Manfaatkan lima sebelum datang yang lima; hidupmu sebelum matimu, sehatmu sebelum sakitmu, luangmu sebelum sibukmu, mudamu sebelum tuamu, dan kayamu sebelum fakirmu”. 

Pada hadits ini di bagian paling akhir manusia dihimbau untuk memanfaatkan kaya sebelum miskin. Hal ini sudah menggambarkan bahwa kondisi manusia tidak selalu ada di atas dalam keadaan punya. 

Ada kalanya nanti akan mengalami kemiskinan. Maka sebelum kemiskinan itu tiba, hendaknya setiap orang rajin menabung untuk kebutuhan di masa depan. 

2. Dalil Tentang Investasi

Dalil-Tentang-Investasi

Setelah membaca dalil tentang menabung, maka di bawah ini bisa Anda catat dalil mengenai investasi yang tujuannya tidak jauh berbeda dengan kegiatan menabung. Berikut ini beberapa dalil ayat dan haditsnya:

a. Al-Baqarah ayat 261

“Perumpamaan nafkah yang dikeluarkan oleh orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan 7 bulir, pada tiap-tiap bulir 100 biji. Allah melipatgandakan ganjaran bagi siapa yang Dia kehendaki, dan Allah maha luas karunia-Nya lagi maha mengetahui”. 

Istilah membelanjakan di jalan Allah itu tidak hanya dalam wujud infaq atau menyalurkan harta untuk diberikan pada orang lain. Menafkahi keluarga juga adalah bagian dari istilah membelanjakan harta di Jalan Allah. 

Maka tujuan investasi untuk memenuhi kebutuhan keluarga di masa depan, tergolong sebagai jihad di jalan Allah dan akan mendapatkan ganjaran yang sesuai dengan ayat Al-Qur’an di atas. 

b. Yusuf ayat 47-49

“Dia Yusuf berkata: Agar kamu bercocok tanam tujuh tahun berturut-turut seperti biasa. Kemudian apa yang kamu tuai hendaknya kamu biarkan di tangkainya kecuali  untuk kamu makan”. (47)

“Kemudian setelah itu akan datang tujuh tahun yang sangat sulit, yang menghabiskan apa yang kamu simpan untuk menghadapinya, kecuali sedikit dari apa yang kamu simpan”. (48)

“Setelah itu akan datang tahun dimana manusia diberi hujan dengan cukup dan pada masa itu mereka memeras anggur”. (49)

Dalam tiga ayat ini sudah diterangkan bahwa Allah mengajarkan manusia untuk investasi melalui kisah nabi Yusuf. Allah memberikan pelajaran kepada manusia agar selalu bersikap hemat sebelum datangnya masa krisis. 

Dan saat tiba di masa krisis atau masa depan, orang yang sudah menyimpan sebagian hartanya akan merasa tercukupi bahkan mendapat hasil lebih atau berlipat ganda dari hasil investasi tersebut. 

c. Hadits Investasi

Ada satu hadits yang menerangkan tentang perintah investasi secara tersirat. Hadits ini diriwayatkan oleh Baihaqi namun merupakan hadits yang dhaif. 

Meskipun begitu dalam hadits ini ada kesimpulan singkat yang bisa dipahami sebagai perintah berinvestasi. Bunyi haditsnya adalah: 

“Dari Amr bin Syuaib, dari ayahnya, dari kakeknya, dari Rasulullah SAW bersabda: Ingatlah barang siapa yang menjadi wali anak yatim yang memiliki harta, hendaklah ia menggunakannya berbisnis (keuntungannya) untuk anak yatim dan jangan membiarkan harta itu dimakan oleh sedekah (zakat)”. (HR Baihaqi)

Perintah berinvestasi ada pada bagian dimana pengasuh anak yatim diperintahkan untuk berbisnis hingga mendapat keuntungan yang akan dipakai untuk keperluan anak yatim tersebut. 

Beberapa ayat dan hadits tentang tabungan dan investasi di atas, sudah menjelaskan dengan baik bahwa orang Islam tidak dilarang untuk membiasakan menabung dan berinvestasi. Justru umat Islam sangat dianjurkan untuk melakukan keduanya. 

Ayat dan hadits tentang tabungan dan investasi di atas juga memberikan bukti bahwa perintah menabung dan berinvestasi ini memiliki banyak sekali manfaat untuk kehidupan masa depan. Perintah ini bahkan sudah dijelaskan sejak zaman para nabi. 

Baik menabung maupun investasi, keduanya diperbolehkan dalam Islam dan memiliki tujuan yang sama. Tujuan tersebut tak lain adalah mengantisipasi kemiskinan di masa tua atau di masa depan.

Leave a Comment