5 Perbedaan Reksadana dan Obligasi, Kelebihan, & Kekurangannya

Saat ini sudah banyak sekali instrumen investasi yang ditawarkan langsung melalui pasar uang. Memang investor lebih tertarik untuk memilih saham sebagai instrumen investasi, namun ada juga yang menggunakan reksadana atau obligasi. Tahu apa perbedaan reksadana dan obligasi?

Perlu diketahui, obligasi merupakan bagian dari reksadana. Hal ini dikarenakan reksadana merupakan wadah investasi. Namun jika investor ingin berinvestasi langsung melalui obligasi tanpa lewat reksadana juga tidak masalah. Sebelum menentukannya, simak perbedaan reksadana dan obligasi berikut ini. 

Berikut 5 Perbedaan Reksadana Dan Obligasi

Obligasi yang merupakan bagian dari reksadana ternyata banyak memiliki perbedaan dalam segi perantara penjual, minimal dana dan masih banyak lagi. Sebelum memulai investasi, sebaiknya pahami lebih dalam pembahasan lengkapnya dibawah ini. 

1. Antara Reksadana dan Obligasi Memiliki Pengertian yang Berbeda

Antara-Reksadana-dan-Obligasi-Memiliki-Pengertian-yang-Berbeda

Dilansir dari halaman Bursa Efek Indonesia dengan mengacu pada Undang-Undang Modal No.8 Tahun 1995 (pasal 1 ayat 27), Reksadana merupakan wadah yang digunakan untuk menghimpun dana masyarakat. Dana tersebut nantinya akan diinvestasikan pada portofolio manajer investasi. 

Sedangkan obligasi merupakan surat pernyataan utang yang resmi diterbitkan oleh perusahaan penerbit obligasi. Surat tersebut nantinya akan diberikan kepada pemegang obligasi untuk dipakai membayar pokok bunga jika sudah jatuh tempo. 

Umumnya, surat pernyataan tersebut akan diperdagangkan lewat mekanisme over the counter (OTC). Bursa akan menyediakan sebuah sistem khusus untuk memberikan fasilitas perdagangan efek yang sifatnya hutang. 

Surat pernyataan dalam obligasi biasa disebut FITS atau Fixed Income Trading System yang nantinya digunakan sebagai fasilitas dalam perdagangan efek. Dalam perdagangan tersebut, para investor dapat mengajukan hutang terlebih dahulu.

2. Perantara Penjual Berbeda-Beda

Perantara-Penjual-Berbeda-Beda

Investor yang akan membeli obligasi melalui pasar perdana atau sekunder, bisa lewat beberapa perusahaan sekuritas yang sudah resmin terdaftar OJK (Otoritas Jasa Keuangan) serta bank. Ada beberapa bank yang menjual obligasi bahkan sudah membuat sebuah aplikasi pembelian obligasi.

Jumlah perusahaan yang menjual obligasi lewat aplikasi memang masih terbatas, oleh sebab itu Anda bisa langsung datang ke perusahaan sekuritas atau bank. Bedanya dengan reksadana, investor bisa membelinya lewat agen penjual, bank serta perusahaan sekuritas OJK. 

Saat ini sudah banyak sekali pilihan investasi reksadana yang bisa digunakan oleh investor. Hampir sama dengan obligasi, sudah banyak saat ini perusahaan yang menjual reksadana dengan aplikasi yang lebih mudah dan simpel. 

3. Minimal Dana untuk Pembukaan Rekening

Minimal-Dana-untuk-Pembukaan-Rekening

Perbedaan reksadana dan obligasi selanjutnya yaitu dalam hal modal awal pembukaan rekening. Jika investor memilih obligasi, maka perlu menyiapkan modal awal sebanyak Rp 5 juta. Dana awal tersebut biasanya untuk pecahan obligasi ORI serta sukuk ritel. 

Namun untuk jenis obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah dan swasta, minimum dana awal yang disiapkan investor sebesar Rp 1 miliar. Jenis obligasi tersebut umumnya banyak digunakan oleh nasabah prioritas. 

Bagaimana dengan dana awal investasi reksadana? Modal yang perlu disiapkan oleh investor sangat terjangkau hanya Rp50 ribu saja. Bahkan investor bisa tetap berinvestasi dengan dana dibawah Rp 50 ribu. Coba saja cek lewat rekening reksadana yang banyak tersedia di pasar uang. 

4. Fluktuasi Pasar yang Berbeda

Fluktuasi-Pasar-yang-Berbeda

Dalam dunia pasar uang, jenis instrumen apa saja dianggap fluktuatif, begitu juga dengan obligasi dan reksadana. Perbedaan mencolok antara kedua jenis investasi tersebut dapat terlihat dari pernyataan harga. Biasanya harga dari obligasi akan dinyatakan dalam bentuk persentase. 

Istilah harga dalam obligasi seperti at Premium diatas 100%, at Discount dibawah 100% dan at Par sama dengan 100%. Dengan memakai asumsi bahwa pemegang obligasi dapat menuntaskan kewajiban, maka harga dalam obligasi dibawah dan diatas 100% dianggap setara. 

Perbedaan reksadana dan obligasi dalam segi pasar, harga reksadana dinyatakan dalam bentuk NAB atau Nilai Aktiva Bersih. Nilai aktiva tersebut setiap harinya sudah dhitung langsung oleh Manajer Investasi. NAB dimulai dari angka 1.000 tanpa ada istilah jatuh tempo seperti obligasi.

Tujuannya agar harga bisa kembali setara menjadi 100%. Berdasarkan pernyataan tersebut, pasar dalam reksadana akan selalu fluktuatif dan berubah setiap waktunya. Fluktuasi pasar itu bisa terjadi kapan saja pada investor dengan jangka waktu yang beraneka ragam. 

5. Perbedaan Dalam Hal Liquiditas

Perbedaan-Dalam-Hal-Liquiditas

Investasi dalam bentuk obligasi dan reksadana terlihat jelas pada saat masa pencairan atau liquiditas. Obligasi pada pasar sekunder sifatnya liquid atau tidak mudah untuk dicairkan. Dalam obligasi, pencairan membutuhkan waktu serta upaya lebih lama saat ingin menikmati keuntungan. 

Sedangkan pada reksadana, proses pencairan atau liquid bisa dicairkan kapan saja. Para investor yang berinvestasi lewat reksadana bisa langsung menikmati dividen keuntungan investasi hanya dengan melakukan permintaan pencairan. 

Ketahui Kelebihan dan Kekurangan dari Reksadana dan Obligasi

Ketahui-Kelebihan-dan-Kekurangan-dari-Reksadana-dan-Obligasi

Setelah memahami perbedaan reksadana dan obligasi, untuk lebih mengenal kedua jenis investasi tersebut, Anda perlu mengetahui kelebihan dan kekurangannya. Tujuannya agar investor mengalami kemungkinan kerugian yang sangat kecil nantinya. 

Kelebihan Reksadana

1. Keuntungannya Tinggi

Reksadana dapat memberikan keuntungan bagi para investor hingga 20% per tahunnya. Tingginya keuntungan tersebut membuat reksadana sering digunakan untuk mempersiapkan dana pensiun dan pendidikan. 

2. Memberikan Diversifikasi Risiko

Reksadana memberikan penawaran diversifikasi risiko bagi uang investor yang tersebar secara merata di seluruh instrumen. Dengan adanya diversifikasi, akan meminimalkan risiko kerugian yang bisa saja dialami investor.

3. Dikelola oleh Manajer Investasi yang Profesional

Reksadana cocok digunakan para investor pemula, karena sudah ada manajer investasi profesional yang membantu melakukan analisa investasi. Hal itulah yang membuat reksadana aman dan dapat menghasilkan keuntungan sebesar-besarnya. 

4. Jumlah Investasi Minimal Rp 10 ribu

Reksadana terjangkau bagi semua masyarakat, karena hanya membutuhkan modal kecil sekitar Rp 10 ribu saja. Selain itu bisa mendapatkan reksadana lebih mudah melalui salah satu situs ecommerce

Kekurangan Reksadana

Reksadana sangat dipengaruhi oleh situasi pasar, oleh sebab itu para investor perlu memiliki ilmu dan dapat membaca situasi pasar dengan baik. Selain itu, reksadana juga rentan terjadi wanprestasi akibat Manajer Investasi yang tidak dapat menjalankan kewajibannya dengan baik. 

Kelebihan Investasi Obligasi

1. Investasinya Tergolong Aman

Hal ini dikarenakan transaksi pembayaran dijamin pada UU No. 24 Tahun 2002. Keamanan tersebut juga berlaku bagi investasi yang secara resmi dikeluarkan oleh negara.

2. Menerima Keuntungan Berupa Kupon atau Bunga

Semakin panjang jangka waktu yang diambil dalam obligasi, maka akan semakin tinggi nilai kupon yang akan di dapatkan oleh investor. Secara tidak langsung, Anda bisa memiliki peluang keuntungan yang menggiurkan. 

3. Pendapatannya Lebih Terjamin

Investasi obligasi juga cocok digunakan sebagai rencana dana pensiun nantinya. Hal ini dikarenakan pendapatan pada obligasi bisa diprediksi hingga pada tahun-tahun berikutnya. 

Kekurangan Obligasi

Obligasi tidak bisa dicairkan setiap saat, ketika investor sedang membutuhkan dana darurat. Selain itu, investor juga akan mendapatkan risiko uang tidak dapat kembali jika perusahaan tempat berinvestasi mengalami kerugian. 

Sudah tahukan perbedaan reksadana dan obligasi dari berbagai macam aspek? Perbedaan menonjol terlihat dari modal awal, pengelolaan dana, fluktuasi pasar dan masalah pencairan dana. Pastikan pilih produk investasi yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan, agar kerugian bisa lebih diminimalkan. 

Leave a Comment