Reksadana Pasar Uang VS Deposito? Ini 9 Pertimbangannya

Beberapa orang mengalami kebingungan ketika akan melakukan investasi. Mereka ingin melakukan investasi reksadana atau deposito tetapi tidak tahu perbandingannya. Padahal mengetahui perbandingan reksadana pasar uang vs deposito sangatlah penting dilakukan.

Jadi pemilihan instrumen investasi bisa sesuai dengan kebutuhan. Bagaimanapun kedua produk investasi ini memberikan kelebihan dan kekurangannya tersendiri. Jadi tidak perlu khawatir ketika akan melakukan investasi karena bisa disesuaikan dengan budget dan juga keinginan.

Perbandingan Reksadana Pasar Uang VS Deposito

Reksadana pasar uang vs deposito secara umum hampir memiliki kesamaan. Tetapi ada juga beberapa perbedaan yang membuatnya harus dipilih sebagai salah satu instrumen investasi terpenting saat ini.

1. Durasi Waktu Investasi

Durasi-Waktu-Investasi

Perbedaan pertama bisa dilihat dari durasi waktu yang akan diterapkan pada produk investasi. Apabila seseorang memilih reksadana maka durasi waktu yang diinginkan bisa lebih fleksibel. Artinya mereka tidak perlu membutuhkan waktu terlalu banyak karena minimal hanya 1 hari kerja saja.

Selain itu apabila membutuhkan investasi jangka panjang hingga lebih dari 3 tahun juga bisa menggunakan reksadana. Artinya tidak perlu khawatir dengan modal yang dimiliki karena masih bisa diputar kembali untuk mendapatkan imbal hasil yang lebih besar.

Sementara itu apabila menggunakan deposito, kemungkinan besar akan membutuhkan durasi waktu minimal 1 bulan. Selanjutnya ada juga yang waktunya maksimal hingga 24 bulan. Dengan durasi yang terstruktur ini akan sulit bagi seseorang untuk melakukan proses pencairan sesuai dengan keinginan.

2. Pencairan Dana

Pencairan-Dana

Perbedaan reksadana pasar uang vs deposito terlihat dengan jelas dari proses pencairan dananya. Apabila menggunakan reksadana biasanya proses pencairan bisa dilakukan dalam hari kerja seperti Senin atau Jumat. Di luar itu tidak bisa dilakukan karena bursa sedang mengalami libur.

Selain itu proses pencairan minimal 1 hari kerja dan tidak akan dipotong modal pokoknya. Sedikit berbeda dengan deposito, biasanya proses penyimpanan akan berjalan selama minimal 1 bulan hingga 24 bulan.

Apabila seseorang mengambil dana itu sebelum waktunya tiba atau sesuai dengan perjanjian. Biasanya akan dikenakan penalti sehingga modal pokok yang dimiliki oleh seseorang akan dipotong sebesar berapa persen. Jadi kemungkinan besar akan mengalami kerugian.

3. Risiko Investasi

Risiko-Investasi

Hal terpenting ketika melakukan investasi adalah dengan mengetahui risiko yang nantinya akan didapatkan. Seseorang bisa mendapatkan risiko yang rendah apabila mereka memilih instrumen investasi deposito. Dengan bunga atau bagi hasil tetap, dana khususnya modal pokok tidak akan berkurang.

Artinya ketika akhir periode perjanjian deposito selesai dana pokok akan diberikan semuanya. Selain itu juga diberikan bagi hasil sesuai dengan kesepakatan atau nilai suku bunga yang ditetapkan pada tanggal perjanjian.

Sementara itu apabila menggunakan reksadana pasar uang. Risiko yang nantinya didapatkan masih tetap ada. Meski risikonya tidak terlalu besar seseorang juga harus mewaspadai hal ini untuk menghindari adanya pengurangan modal pokok yang sudah disetorkan sebelumnya.

Itulah kenapa seseorang wajib memilih reksadana yang paling sesuai dan peluang untuk mendapatkan keuntungan yang besar. Jadi tidak sembarang yang mengambil reksadana sesuai dengan keinginan mereka. Harus dipikirkan juga risiko untuk menghindari kerugian yang cukup besar.

4. Pengelolaan Dana

Pengelolaan-Dana

Pengelolaan dana akan dilakukan oleh pihak terkait seperti bank ataupun lembaga keuangan yang mengeluarkan produk itu. Apabila deposito biasanya dana akan dikelola secara langsung oleh bank sesuai dengan kesepakatan yang sudah dijelaskan ketika melakukan kontrak.

Sementara itu pengelolaan dana yang dilakukan untuk reksadana akan dilakukan oleh lembaga atau manajer investasi. Seorang manajer investasi akan melakukan investasi ke beberapa pasar yang ada di Indonesia sesuai dengan potensi yang dimilikinya.

Kedua jenis investasi ini tidak akan melibatkan secara langsung investor untuk melakukan pengelolaan. Mereka hanya perlu menunggu selama durasi waktu tertentu untuk mendapatkan modal pokok kembali beserta dengan imbal hasil apabila mendapatkan keuntungan.

5. Pembukaan Rekening Investasi

Pembukaan-Rekening-Investasi

Perbedaan reksadana pasar uang vs deposito selanjutnya ada di cara pembukaan rekening. 

Pembukaan rekening investasi hanya bisa dilakukan pada bank apabila seseorang membutuhkan investasi berupa deposito. Rekening bank itu harus sesuai dengan jenis investasi yang dipilih sehingga seseorang harus datang secara langsung ke bank.

Berbeda dengan deposito, apabila menginginkan investasi dalam bentuk reksadana. Seseorang tidak perlu datang secara langsung ke bank atau lembaga keuangan. Tapi cukup memanfaatkan platform online untuk melakukan pembelian.

Saat ini ada banyak sekali platform jual beli reksadana secara online yang cukup terpercaya. Jadi bisa melakukan investasi dari sana secara langsung dengan membeli kredit atau melakukan top up.

6. Imbal Hasil yang Didapatkan

Imbal-Hasil-yang-Didapatkan

Imbal hasil yang didapatkan bervariasi dan biasanya akan berada di angka 4% apabila memilih deposito. Sementara itu apabila memilih reksadana kemungkinan besar akan mendapatkan bunga sekitar 6%.

Nilai dari bunga ini bisa mengalami kenaikan atau penurunan sesuai dengan kebijakan ekonomi yang berlaku di Indonesia. Jadi sebelum melakukan investasi lebih baik memperhatikan hal ini terlebih dahulu agar sesuai dengan keinginan.

7. Pajak yang Dikenakan

Pajak-yang-Dikenakan

Perlu digarisbawahi jika melakukan investasi pada deposito yang dilakukan di bank, limbah hasil akan dikenakan pajak. Biasanya pajak yang ditetapkan sekitar 20% sebelum nilai dari imbal hasil itu dikembalikan beserta dengan modal pokoknya.

Jadi apabila seseorang mendapatkan hasil yang cukup besar. Mereka juga harus mengeluarkan pajak yang jumlahnya setara. Hal ini merupakan kewajiban sehingga dana hanya bisa diambil apabila pembayaran pajak sudah dilakukan.

Sementara itu apabila menggunakan investasi berupa reksadana. Imbal hasil tidak akan dikenakan pajak sama sekali. Artinya jumlah uang yang nantinya didapatkan mulai dari modal pokok hingga bagi hasil tetap akan sama sehingga jumlahnya bisa lebih besar.

8. Potensi Naik

Potensi-Naik

Perbandingan reksadana pasar uang vs deposito selanjutnya adalah potensi kenaikan imbal hasil atau bunga. Reksadana biasanya hanya mengalami kenaikan apabila kebijakan pemerintah melakukan itu. Apabila tidak, maka jumlah bunga yang ditetapkan akan tetap sama.

Sementara itu dari beberapa data yang sudah dikeluarkan. Imbal hasil apa bunga yang didapatkan dari reksadana akan mengalami kenaikan sedikit demi sedikit dalam beberapa tahun. Artinya peluang untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar tidak perlu diragukan lagi.

Meski demikian ada baiknya untuk selalu memperhatikan seberapa besar imbal hasil yang ditawarkan. Apabila sudah sesuai dengan keinginan maka bisa melakukan investasi di ranah ini. Jika belum, bisa memilih yang lain terlebih dahulu.

9. Setoran Awal

Setoran-Awal

Setoran awal deposito biasanya di atas Rp1.000.000. Sementara itu reksadana memiliki setoran awal yang cukup kecil yaitu sekitar Rp100.000 bahkan bisa kurang. Jadi cocok sekali untuk mereka yang masih pemula dalam investasi.

Reksadana pasar uang vs deposito sudah terlihat dengan jelas perbedaannya di atas. Intinya baik deposito maupun pasar uang dalam bentuk reksadana bisa dibeli sesuai dengan kebutuhan. Selain itu bisa juga disesuaikan dengan durasi investasi yang dimiliki oleh seseorang.

Kalau mengalami kesulitan atau merasa tidak yakin sebelum melakukan investasi. Disarankan untuk melakukan investasi dalam jumlah yang tidak terlalu besar terlebih dahulu. Selain itu juga disarankan untuk melakukan pemilihan durasi yang tidak terlalu panjang.

Terakhir dan tidak kalah penting adalah dengan memperhatikan berapa besar imbal hasil yang nantinya didapat. Apabila ingin mendapatkan imbalan hasil yang besar tentu harus memilih reksadana. Tetapi apabila ingin memilih yang risikonya sangat rendah bisa memilih deposito.

Leave a Comment