Sistem Ekonomi Islam: Prinsip, Keunggulan, Kekurangan, & Contoh Negara

Bila dilihat secara umum, sistem ekonomi Islam merupakan sebuah peraturan dengan pelaksaan ekonomi berdasarkan pada hukum Islam yakni Al Quran serta hadist. Kegiatan yang berada di dalam sistem ekonomi ini seperti simpan pinjam, investasi, jual beli dan lainnya.

Penerapan sistem ekonomi ini bertujuan agar dapat melakukan kegiatan ekomi yang benar serta terhindar dari sejumlah sifat buruk seperti haram, riba, ihtikar, zalim dan lainnya. Seluruh kegiatan yang memiliki sifat baik dan buruk dijelaskan dengan mendetail pada sistem ekonomi ini.

Prinsip Sistem Ekonomi Islam

Sistem ekonomi ini dibagi menjadi beberapa prinsip, berikut sejumlah prinsipnya, antara lain:

1. Memberi Ruang Pada Negara Serta Pemerintah

Memberi-Ruang-Pada-Negara-Serta-Pemerintah

Di dalam sistem ekonomi oini, tidak dibenarkan menumpuk kekayaan banyak orang. Sistem ekonomi ini menjamin kekayaan yang dimiliki oleh orang tertentu akan digunakan serta direncanakan untuk kepentingan bersama.

Bukan hanya itu, sistem ini juga memberi ruang pada negara menjadi penengah ketika terjadi permasalahan.

2. Tidak Diperbolehkannya Riba

Tidak-Diperbolehkannya-Riba

Prinsip dari sistem ekonom ini yang lainnya adalah larangan riba. Riba adalah tindakan yang melebihkan jumlah pinjaman ketika pengembalian, menggunakan presentase tertentu dari pinjaman pokok dan dibebankan pada peminjam.

3. Tidak Memonopoli

Tidak-Memonopoli

Di dalam sistem ini dilarang melakukan monopoli barang contohnya seperti menimbun barang dengan jumlah banyak serta dalam rentang waktu yang lama, sehingga barang tersebut langka dan dibanderol dengan harga mahal.

4. Mempunyai Tanggung Jawab

Mempunyai-Tanggung-Jawab

Setiap pelaku ekonomi diharuskan memiliki tanggungjawab. Di dalam ajaran Islam, tanggung jawab sosial seperti sebuah kewajiban. Sehingga melakukan tanggung jawab ini seperti bersedekah pada sesama yang memerlukan bantuan.

5. Menggunakan Sistem Bagi Hasil

Prinsip lain dari sistem ekonomi ini ialah mengutamakan keadilan, sehingga setiap keuntungan yang diperoleh dari aktivitas ekonomi akan dibagi dengan adil. Contohnya untuk kegiatan perbankan syariah.

Terdapat sistem bagi hasil yang dilakukan antara nasabah dan bank untuk setiap keuntungan yang diperoleh.

6. Kebebasan Kegiatan Ekonomi Sesuai Dengan Ajaran Islam

Kebebasan-Kegiatan-Ekonomi-Sesuai-Dengan-Ajaran-Islam

Allah SWT memberi jaminan kebebasan serta tidak mengikat asalkan kegiatan ekonomi tersebut berlangsung sesuai dengan syariat dan nilai Islam.

7. Adanya Sifat Dualism Kepemilikan

Prinsip dari sistem ekonomi ini yang lainnya ialah mempunyai sifat dualism kepemilikan. Kepemilikan tersebut untuk pribadi dan untuk bersama-sama. Tentu sifat ini tidak terdapat di sistem ekonomi konvensional dan tradisional.

Dapat dikatakan bila sistem ekonomi ini menjadi solusi dari permasalahan kedua sistem tersebut, karena kegiatan jual beli di dalam sistem ekonomi ini dilakukan secara wajar dan tidak boleh berlebihan.

Kelebihan dan Kelemahan Sistem Ekonomi Islam

Kelebihan-dan-Kelemahan-Sistem-Ekonomi-Islam

Sistem ekonomi ini dapat dikatakan terbilang abru karena dimulai di abad 20. Pada dasarnya, praktik serta tujuan dari sistem ekonomi ini sudah ada dari lahirnya agama Islam. Berikut sejumlah keunggulan yang dimiliki sistem ekonomi ini, antara lain:

Menggunakan Moral Serta Etika

Sistem ekonomi ini menggunakan sejumlah etika dan moral. Sistem ekonomi ini mengajarkan masyarakat agar tidak lekas puas untuk memenuhi kebutuhan sendiri saja.

Namun, barang tersebut juga dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Selain itu di dalam sistem ekonomi ini juga terdapat sejumlah norma yang harus ditaati pelaku ekonomi.

Mengedepankan Keadilan

Bukan hanya itu, kelebihan lain yang dimiliki oleh sistem ekonomi ini ialah mempunyai asas utama yang harus dipatuhi serta dijalankan yakni asas keadilan.

Pada dasarnya, di dalam Islam terdapat batasan fungsional yang digunakan untuk menciptakan kesetaraan serta kesejahteraan ekonomi.

Bebas Dalam Mengambil Keputusan

Keunggulan berikutnya adalah bebas mengambil keputusan dan mengacu pada nilai tauhid. Adanya kebebasan ini dilakukan agar dapat mengoptimalkan kemampuan hubungan ekonomi tanpa didasari dengan paksaan dari orang lain.

Selain memiliki sejumlah kelebihan, sistem ini juga memiliki kekurangan. Berikut kekurangan sistem ekonomi Islam, seperti:

Literature Ekonomi Islam Berjalan Lambat

Karena menggunakan teks bahasa Arab, perkembangan literature ekonomi Islam berjalan cukup lambat. Pandangan masyarakat juga tidak berpindah ke literature Islam karena adanya literature ekonomi konvensional yang begitu banyak.

Adanya pandangan ini menyebabkan masyarakat berpikir jika menyelesaikan masalah ekonomi hanya bisa dilakukan dengan menggunakan sistem ekonomi konvensional hingga akhirnya perilaku manusia dipengaruhi oleh ekonomi konvensional.

Praktik Ekonomi Konvensional Lebih Banyak Dikenal

Hingga sekarang, praktik ekonomi konvensional lebih banyak dikenal masyarakat jika dibandingkan dengan ekonomi Islam. Aspek kehidupan manusia sudah disentuh oleh ekonomi konvensional seperti produksi hingga konsumsi,

Padahal, seperti yang sudah disinggung sebelumnya, sistem ekonomi Islam merupakan sistem baru, sehingga terdapat kesulitan untuk memasukkan paham ini di dalam kegiatan ekonomi.

Tidak Terdapatgambaran Ideal Negara Yang Menggunakan Sistem Ekonomi Ini

Beberapa negara yang berada di Timur Tengah memang sudah menggunakan sistem ekonomi ini sebagai pedoman pemerintahan. Namun, mereka belum bisa menjalankannya dengan penuh dan profesional.

Sehingga, negara-negara tersebut memiliki pertumbuhan ekonomi yang lebih lambat bila dibandingkan dengan negara di Eropa. Selain itu negara-negara tersebut juga masih menimbang mengenai digunakannya sistem ekonomi ini.

Negara dengan Sistem Ekonomi Islam

Negara-dengan-Sistem-Ekonomi-Islam

Berikut beberapa negar ayang meggunakan sistem ekonomi ini, seperti:

1. Malaysia

Perbankan Islam memang tumbuh seperti perbankan konvensional di negara Malaysia. Bahkan, tahun 1963 menjadi awal diperkenalkannya sistem keuangan Islam di Malaysia serta memiliki bentuk lembaga.

Lembaga tersebut terkenal dengan sebutan Lembaga Tabung Haji. Dari lembaga ini, tahun 1970-an, tidak sedikit yang menyerukan agar didirikan Bank Islam Malaysia sehingga dapat memenuhi kebutuhan kaum Muslimin yang berada di Malaysia.

Sebagai sebuah jawaban dari seruan tersebut, pemerintah Malaysia membentuk komite untuk mempelajari bank Islam. Hingga akhirnya pemerintah Malaysia memiliki wewenang mengeluarkan Government Investment Serticates dengan berbasis syariah.

2. Brunei Darusalam

Selain Malaysia, ada juga Brunei Darusalam. Di Brunei Darusalam terdapat 2 perbankan yang menawarkan jasa perbankan syariah. Tumbuh serta berkembangnya ekonomi Islam di Brunei Darusalam ditandai dengan berdirinya Tabungan Amanah Islam Brunei.

Tabungan tersebut merupakan lembaga yang dimiliki pemerintah dengan tujuan utama menawarkan jasa keuangan Islam serta meningkatkan status sosio ekonomi di Brunei Darusalam.

3. Singapura

Perkembangan ekonomi Islam yang berada di Singapura memiliki 2 hal yang mendasar. Petrama ialah tumbuhnya ekonomi Islam yang progresif di dalam persaingan dengan ekonomi konvensional.

Sedangkan yang kedua ialah tantangan atau konstetasi nilai ideologis ekonomi Islam sebagai alternative di tengah terpuruknya ekonomi kapitalisme.

4. Kuwait

Terdapat perubahan besar yang dimiliki oleh industry perbankan Kuwait. Sebagian besar bank yang berada di negara ini mengubah status dari ribawi menjadi lembaga yang menggunakan prinsip syariah.

Perubahan tersebut tentu memperlihatkan jika industry keuangan syariah sudah mengambil alih perbankan konvensional yang berada di negara tersebut. Ada pula CBK atau Commercial Bank of Kuwait. CBK merupakan bank konvensional yang berubah menjadi lembaga syariah.

Di dalam sistem ekonomi Islam terdapat berbagai kegiatan yang berhubungan dengan perekonomian dan seluruhnya menggunakan landasan agama.

Leave a Comment