Bagaimana Mekanisme Transfer Sampai Kepada Penerima Dana?

Istilah transfer dana mungkin sudah sangat familiar di telinga berbagai kalangan masyarakat. Transfer sendiri merupakan layanan jasa dari bank untuk membantu mengirim dana dari nasabah suatu cabang ke nasabah cabang lain. Lalu bagaimana mekanisme transfer sampai kepada penerima dana? 

Tak dapat dipungkiri, jasa transfer dana antar bank atau sesama bank memang sangat menguntungkan dan memudahkan siapapun untuk bertransaksi. Hal ini tak luput dari kecanggihan teknologi yang diaplikasikan. Namun ada tahapan bagaimana mekanisme transfer sampai kepada penerima dana itu. 

Ilustrasi Bagaimana Mekanisme Transfer Sampai Kepada Penerima Dana

Ilustrasi-Bagaimana-Mekanisme-Transfer-Sampai-Kepada-Penerima-Dana

Sebagaimana yang dijelaskan di atas, proses transfer antara pengirim dan penerima memang dibantu oleh kecanggihan teknologi. Namun ada mekanisme yang berjalan di dalamnya, sebelum dana sampai pada penerima. 

Sebelum memahami bagaimana mekanisme transfer sampai kepada penerima dana, perlu Anda ketahui terlebih dulu bahwa proses ini akan membutuhkan beberapa peran penting yang terlibat. Diantara pihak yang punya peran penting adalah:

  • Remitter. Remitter ini merupakan pihak yang meminta atau pihak yang ingin mengirim dana. 
  • Beneficiary. Istilah kedua ini dapat diartikan sebagai pihak yang akan menerima transfer dana, atau bisa dibilang pihak tujuan penerima dana. 
  • Remitting Bank. Selanjutnya ada pihak remitting Bank yang merupakan pihak bank sebagai penerima perintah untuk melakukan transfer ke penerima. 
  • Paying Bank. Jika remitting adalah pihak bank dengan fungsi menerima perintah transfer, maka paying bank ini merupakan pihak yang akan menerima dana kiriman transfer. Kemudian dana kiriman transfer ini akan diteruskan kepada beneficiary atau penerima dana akhir. 

Mekanisme transfer sampai kepada penerima dana ini bermula dari pihak yang akan melakukan transfer dana (remitter) mengajukan permintaan pada bank tertarik. Bank yang dimintai perintah ini kemudian menerima perintah dan menyampaikan pada paying bank untuk menerima dana transfer. 

Selanjutnya paying bank meneruskan dana kepada pihak beneficiary sebagai tujuan akhir penerima dana. Ilustrasi tersebut adalah gambaran algoritma sampainya dana transfer kepada penerima dana akhir. 

Jenis Tipe Transfer

Setelah belajar mengenai mekanisme transfer dana, tidak ada salahnya untuk tahu juga tentang tipe-tipe transfer. Secara umum memang ada beberapa tipe transfer dana, apa saja itu? Berikut ini beberapa tipenya:

1. Transfer Beda Bank

Transfer-Beda-Bank

Tipe yang pertama ini kerap kali dikenal dengan sebutan domestic inter transfer. Tipe transfer beda Bank yang satu ini biasanya menggunakan banyak cara untuk melakukan transfer. 

Salah satu contoh caranya adalah dengan menggunakan metode RTGS atau Real Time Gross Settlement. Metode ini digunakan di Indonesia, sedangkan metode di luar negeri contohnya adalah ACH atau Automated Clearing House. 

Pada tipe transfer ini, pihak-pihak bank akan membuat perjanjian terkait cara kerja transfer yang akan dijalankan. Pihak yang mengatur jalannya mekanisme adalah bank sentral. 

Mula-mula akun terdebet akan membuat laporan pada pihak pengawas keuangan. Pengawas keuangan akan mengkreditkan akun lain hingga proses transfer berhasil. Tempo yang dibutuhkan untuk metode transfer ini cukup lama dibandingkan metode intra bank. 

Lantas berapa lama dana akan sampai jika ditransfer dari beda bank? Proses sampainya dana ke rekening tujuan ini biasa disebut dengan proses kliring. Proses ini bisa memakan waktu yang cukup lama. 

Mula-mula bank tujuan akan menerima dana yang ditransfer oleh akun lain dari bank lain. Barulah kemudian bank akan memproses untuk mengkreditkan dana ke akun tujuan yang ada di bank tersebut. Pada beberapa kasus, proses ini bisa sampai 2-3 hari kerja. 

2. Transfer Antar Akun Bank Sama

Transfer-Antar-Akun-Bank-Sama

Selaim transfer beda bank, anyar pemilik akun dengan bank yang sama juga bisa saling mengirim dana atau transfer. Tipe transfer ini biasa dikenal dengan istilah domestic intra transfer. 

Karena merupakan tipe transfer dari bank yang sama, maka proses atau mekanismenya juga sangat sederhana. Akun pertama yang meminta layanan transfer dananya akan didebitkan oleh bank. 

Kemudian dana tersebut dikreditkan ke akun yang lain dari daftar yang ada di bank tersebut. Prosesnya juga biasanya jauh lebih cepat. Pada proses ini juga biasanya tidak akan dikenakan biaya administrasi karena sama-sama ada di satu bank. 

3. International Inter Transfer

International-Inter-Transfer

Selanjutnya ada istilah international inter transfer. Tipe transfer yang satu ini tidak berjalan sesederhana dua tipe transfer sebelumnya. Hal ini karena untuk menggunakan tipe ini biasanya melalui lembaga yang sudah menaunginya. 

Lembaga yang biasanya menaungi tipe transfer ini adalah SWIFT atau Society for Worldwide Interbank Financial Telecommunication. Cara kerja SWIFT ini mengandalkan kode bank penerima pada pengirim, sehingga dana bisa diterima dengan tepat. 

Selain melalui lembaga SWIFT, transfer internasional ini juga bisa menggunakan cara kerja bilateral. Artinya kedua belah pihak bank yang bersangkutan sudah memiliki kerja sama. 

Saat ingin saling transfer pun, prosesnya bisa berjalan dengan lebih mudah karena adanya kerja sama tersebut. Seiring berjalannya waktu, tiap negara memiliki aturan atau mekanisme sendiri untuk saling melakukan transfer. 

Saat ini juga sudah ada aturan macroprudential. Aturan ini ada untuk membatasi pergerakan tiap negara yang ingin melakukan transfer dana. 

4. International Intra Transfer

International-Intra-Transfer

Jika sebelumnya sudah dikenal tipe transfer antar bank berbeda ke negara berbeda, maka tipe transfer yang satu ini berjalan dengan mekanisme bank yang sama meskipun berbeda negara. Mekanisme yang berjalan juga hampir sama dengan transfer antar bank yang sama. 

Bank akan mendebitkan dana dari akun yang satu, kemudian dikreditkan ke akun lain yang sama-sama dalam bank tersebut. Perbedaannya, dalam tipe ini masih ada kebijakan yang harus dijalankan berdasarkan aturan dari antar negara yang bersangkutan. 

Proses transfer baik yang sesama bank maupun antar bank, kerap kali berhasil jika sudah sesuai dengan prosedur mekanisme yang sudah berlaku. 

Namun tidak jarang juga pengiriman dana ini mengalami kesalahan pengiriman. Lantas apa yang harus dilakukan saat terjadi kesalahan pengiriman? Berikut ini hal yang harus dilakukan pada kasus salah kirim:

1. Lapor ke Bank

Langkah awal yang harus dilakukan saat terjadi kesalahan pengiriman dana adalah dengan langsung lapor ke pihak bank akun Anda. 

2. Serahkan Bukti Transfer

Pada pihak bank yang menerima laporan, siapkan dan serahkan bukti transfer yang keluar saat terjadi kesalahan transfer dana. 

Setelah itu Bank akan mengurus proses debit kredit dari akun kesalahan yang menerima dana transfer tersebut. Sehingga dana berhasil dikembalikan ke akun bank pengirim dana. 

3. Tunggu Verifikasi

Saat bank berhasil melakukan tahap pemulihan awal, pengirim akan mendapatkan telepon dari bank untuk melakukan verifikasi. Dengan verifikasi ini, maka proses penyelesaian kesalahan hingga akhir akan lebih cepat terselesaikan. 

Mekanisme transfer sampai kepada penerima dana memang terbilang cukup sederhana. Namun proses kliring yang merupakan proses terkirimnya dana, biasanya akan memakan waktu yang agak lama bergantung pada kendala yang dialami.

Leave a Comment