4 Cara Mencari Depresiasi dengan Berbagai Metode

Dalam dunia akuntansi istilah depresiasi pasti sangat familiar terdengar. Istilah yang memiliki arti penyusutan ini biasanya dialami oleh aset tetap. Cara mencari depresiasi banyak digunakan untuk menghitung besar penyusutan agar nilai aset sesungguhnya bisa diketahui.

Kenapa depresiasi harus dihitung? Hal ini berkaitan dengan pencatatan pada neraca yang akan mempengaruhi laba bersih. Penyebabnya karena depresiasi erat kaitanya dengan beban biaya atau pengeluaran. 

Karakteristik Depresiasi

Karakteristik-Depresiasi
  1. Penyusutan nilai aset tetap bersifat permanen dan tidak dapat kembali lagi kepada nilai sebelum terjadi penyusutan
  2. Penyusutan adalah proses yang terjadi tahap demi tahap dan saling berkaitan
  3. Penyusutan aset bisa terjadi karena penggunaan maupun karena waktu
  4. Penyusutan bukan memberikan nilai terhadap aset tersebut melainkan tahapan pengkondisian biaya agar aset tetap bisa efektif dalam tenor pemakaiannya.
  5. Penyusutan bisa mempengaruhi nilai buku sehingga menjadi berkurang dan tidak mengurangi nilai pasar aset
  6. Penyusutan hanya bisa dihitung dari aktiva tetap yang berwujud

Faktor yang Mempengaruhi Depresiasi 

Penyusutan tidak terjadi begitu saja, meskipun memang waktu juga merupakan salah satu faktor pendukung. Di bawah ini akan dibahas beberapa faktor yang menjadi penyebab depresiasi :

1. Acquisition Cost

Acquisition-Cost

Biaya perolehan ini merupakan salah satu faktor penentu yang menyebabkan terjadinya depresiasi.

Biaya akuisisi digunakan agar aktiva tetap bisa digunakan dengan lancar selama kurun waktu tertentu. Jadi keseluruhan biaya yang digunakan akan dimasukkan sebagai total penyusutan.

Adapun yang termasuk ke dalam biaya akuisisi adalah harga beli sebuah aktiva, pengeluaran untuk pengiriman atau transportasi, pengeluaran untuk pemasangan serta bea masuk.

2. Estimate Economical Life Time of Asset

Estimate-Economical-Life-Time-of-Asset

Arti dari perkiraan umur ekonomis aktiva adalah total penyusutan yang paling kecil akan diwujudkan sebagai beban dari aset agar memiliki masa pemanfaatan yang lebih panjang dan begitu pula sebaliknya.

Nomina untuk umur ekonomis ini bisa diwujudkan dengan bentuk banyaknya unit yang bisa dihasilkan atau dalam bentuk tenor misalnya minggu, bulan atau tahun.

3. Estimated Residual Value of Asset

Estimated-Residual-Value-of-Asset

Cara mencari depresiasi lainnya adalah dengan mengetahui perkiraan nilai residu sebuah aset.

Nilai yang juga disebut sebagai nilai sisa aset ini adalah nilai yang bisa diwujudkan saat aset tersebut diperdagangkan atau ketika aset sudah tidak bisa difungsikan sebagaimana mestinya.

Tapi ada pula perusahaan yang memakai aset hingga titik habisnya atau sudah tidak bisa digunakan sama sekali. Jika demikian, bisa disimpulkan bahwa aset yang digunakan hingga usang tersebut sudah tidak mempunyai residu.

Semakin cepat sebuah aktiva diganti dengan aktiva lain, padahal aktiva yang lama masih bisa difungsikan, maka hal ini menyebabkan nilai residu yang tinggi. 

Cara Mencari Depresiasi Dengan Beberapa Metode Penyusutan

Cara-Mencari-Depresiasi-Dengan-Beberapa-Metode-Penyusutan

Ada banyak cara untuk bisa mendapatkan nilai penyusutan. Metode yang umum digunakan adalah metode garis lurus, metode beban menurun, metode aktivasi dan metode khusus.

1. Straight-Line Method

Metode yang disebut dengan metode garis lurus ini adalah cara yang paling banyak dipakai dalam menghitung depresiasi. Fokus dari pencarian nilai depresiasi ini tidak lagi dari manfaat penggunaan aset tetapi dari waktu yang digunakan. 

Hanya saja, penggunaan metode yang satu ini dinilai kurang realistis. Pasalnya aktiva yang digunakan dianggap selalu sama di tiap tahunnya. 

Rumus Metode Garis Lurus

Rumus Biaya Penyusutan = (Biaya Perolehan Aset – Nilai Residu) / (Masa Manfaat Aset)

Misal : Diketahui sebuah perusahaan membeli mobil seharga 360 juta. Dalam tiap 6 tahun dianggap residu yang dihasilkan adalah sebesar 60 juta. Jadi berapa nilai depresiasinya?

Penyelesaian :

Rumus Beban Penyusutan = (360 juta – 60 juta) / 6

= 300 juta / 6

= 50 juta

Jadi besarnya nilai depresiasi adalah sebesar 50 juta.

2. Decreasing Charge Method

Dengan metode penyusutan beban menurun maka penghitungan depresiasi bisa dipercepat. Dalam metode ini terdapat biaya depresiasi yang lebih tinggi di permulaan tahun dan akan menurun ketika seiring berjalannya periode. 

Cara mencari depresiasi menggunakan langkah ini berfokus pada depresiasi yang lebih tinggi di muka sebab terjadi penurunan pada aset di waktu tersebut. Metode ini masih dibagi menjadi dua lagi yaitu metode dengan jumlah angka tahun dan dengan saldo menurun. 

Dengan  Jumlah Angka Tahun

Metode pecahan digunakan untuk mencari depriasi dengan cara ini. Metode ini disebut dengan jumlah angka tahun karena memang keseluruhan tahun yang dibebankan sebagai depresiasi akan menjadi penyebut dan hitungannya konstan. 

Misalnya jika depresiasi terjadi setelah 5 tahun, maka untuk angka penyebutnya adalah jumlah dari 5 + 4 + 3 + 2 + 1 = 15. Sedangkan untuk bagian pembilang akan digunakan angka menurun dari tahun ke tahun, misalnya dengan contoh tersebut, maka pembilangnya akan dituliskan 5, 4, 3, 2 dan 1. 

TahunHarga Perolehan (IDR)Pecahan Depresiasi (IDR)Beban Depresiasi (IDR)Jumlah Depresiasi (IDR)Nilai Buku Akhir Tahun (IDR)
1500.000.000.5/15167.000.000167.000.000283.000.000
2500.000.0004/15133.000.000300.000.000230.000
3500.000.0003/15100.000.000400.000.000140.000.000
4500.000.0002/1566.667.000466.667.00080.000.000
5500.000.0001/1533.337.000500.000.00050.000.000

Dengan Saldo Menurun

Umumnya biaya depresiasi adalah kelipatan dari metode garis lurus. Misalnya untuk aset yang berumur 20 tahun maka akan menjadi 40%. Artinya ada pertambahan 2x dari biaya yang didapatkan dengan menggunakan metode garis lurus. 

3. Metode Aktivitas 

Metode yang juga disebut dengan metode unit penggunaan atau produksi ini beranggapan bahwa penyebab penyusutan adalah akibat dari aktivitas penggunaan sebuah aset. Hal ini berbeda dari metode sebelumnya yang menghitung penyusutan berdasarkan waktu.

Dengan demikian fungsi dari produktivitas sebuah asetlah yang menjadi penyebab depresiasi.

Jika mengambil contoh kendaraan seharga 360 juta yang dibeli sebuah perusahaan, seperti contoh di atas, maka tidak akan ada masalah yang timbul saat menghitung beban penyusutan. Hal ini disebabkan pemakaian kendaraan relatif masih bisa terukur. 

Namun cara mencari depresiasi dengan metode ini tidak cocok jika digunakan untuk menghitung aset yang lebih banyak disebabkan oleh waktu, misalnya menghitung depresiasi sebuah gedung pabrik dan lain sebagainya. 

4. Metode Depresiasi Khusus

Sesuai namanya, maka metode yang satu ini tidak bisa diterapkan untuk menghitung aktiva biasa, yang umumnya dihitung berdasarkan waktu atau fungsi penggunaannya.

Metode khusus hanya digunakan untuk menghitung biaya depresiasi yang berhubungan dengan manfaat aset.

Karakter unik aktiva yang hanya bisa dihitung menggunakan metode ini adalah aktiva yang homogen.

Walaupun banyak, aset tetap tersebut memiliki manfaat yang tidak jauh berbeda. Maka dari itulah dibutuhkan metode kelompok atau gabungan dari beberapa metode. 

Setiap aset yang dimiliki oleh sebuah perusahaan atau perorangan harus dihitung dengan cermat. Hal ini berhubungan dengan perencanaan keuangan di masa datang.

Berbagai cara mencari depresiasi bisa dipilih berdasarkan kesesuaian dengan aktiva yang akan dihitung.

Leave a Comment