Cara Menghitung Kartu Kredit agar Tagihan Tak Membengkak

Kartu kredit menjadi alternatif pembayaran yang digemari banyak orang, terutama mereka yang punya penghasilan besar. Namun, tak banyak orang yang tahu cara menghitung kartu kredit, akibatnya mereka kaget dengan tagihan dan memberatkan cicilannya.

Salah satu keuntungan kartu kredit adalah cicilannya yang mudah karena tidak membutuhkan jaminan. Tetapi tentunya pemakaian ini harus dipakai dengan wajar sesuai dengan kemampuan membayar cicilan. Berikut beberapa informasi mengenai cicilan kartu kredit yang bisa disimak.

Istilah-Istilah dalam Cicilan Kartu Kredit

Istilah-istilah-dalam-Cicilan-Kartu-Kredit

Dalam dunia kredit, terdapat beberapa istilah yang perlu dipahami. Istilah tersebut sangat berguna dalam menentukan pinjaman nantinya. 

Berikut beberapa istilah yang dimaksud dalam dunia kredit yang digunakan sebagai cara menghitung kartu kredit.

Tenor

Tenor

Istilah tenor sering muncul pada saat penawaran kredit dipublikasikan, terutama pada kredit yang sedang mengadakan promosi. Misalnya, suatu iklan atau brosur kredit tercantum istilah cicilan nol persen (0%) dengan tenor 3 bulan, 6 bulan, 1 tahun, dan lain sebagainya.

Lalu, apa yang dimaksud dengan tenor dalam konteks tersebut?

Secara umum istilah tenor dapat diartikan sebagai jangka waktu untuk melunasi cicilan kartu kredit atau pinjaman yang diterima. Sebagai contoh, tenor pinjaman 6 bulan artinya adalah peminjam harus melakukan cicilan kredit selama 6 bulan.

Bukan sembarang istilah, tenor ini dapat menentukan besaran bunga pinjaman yang harus dibayarkan. Semakin lama tenornya, maka bunganya akan semakin tinggi. Misalnya, pinjaman Rp12 juta dengan tenor 1 tahun bunganya 2%, maka jika memilih tenor 2 tahun dan seterusnya bisa lebih dari 2%.

Installment

Installment

Installment adalah istilah asing untuk menyebut cicilan. Jadi jika Anda menemukan barang dagangan yang tercantum istilah installment maka artinya barang tersebut bisa dibeli dengan cara kredit atau mencicil.

Jika ditambah dengan persentase, maka installment dapat diartikan sebagai bunga pinjaman. Misalnya sebuah tawaran kredit mencantumkan installment 0%, 1,5%, 2%, dan seterusnya, maka artinya pinjaman dikenakan bunga sebesar 0%, 1,5%, 2%, dan seterusnya. 

Installment 0% artinya kredit atau pinjaman tersebut tidak menyertakan bunga dalam cicilannya. Bunga yang dikenakan pada pemakaian kartu kredit memang cukup besar, mengingat cicilan yang satu ini tidak membutuhkan agunan atau jaminan agar dapat digunakan.

Oleh karena itu, sebaiknya gunakan kartu kredit jika memang Anda mampu membayar biaya-biaya beserta bunganya. Selain itu, agar pemakaian kartu kredit menjadi lebih hemat, gunakan dengan bijak dan bukan untuk keperluan yang tidak penting.

Plafon

Plafon

Selain tenor dan bunga, dalam kredit juga dikenal istilah plafon kredit. Yang dimaksud dengan plafon kredit adalah besarnya pinjaman yang akan diberikan pihak pemberi pinjaman atau debitur kepada peminjam.

Plafon kredit juga dapat diajukan sendiri oleh peminjam untuk kemudian disetujui oleh debitur. Namun, plafon lebih banyak disediakan, seperti tawaran rentang plafon dengan bunga dan tenor tertentu yang dapat dipilih oleh peminjam.

Cara Menghitung Kartu Kredit yang Harus Dibayarkan Per Bulan

Cara-Menghitung-Kartu-Kredit-yang-Harus-Dibayarkan-Per-Bulan

Saat hendak memutuskan untuk memakai kartu kredit, Anda harus siap dengan cicilan yang perlu dibayarkan setiap bulannya. Dalam cicilan tersebut tentu ada bunga cicilan yang sekaligus harus dibayarkan dengan cicilan tersebut.

Berikut contoh simulasi cicilan kredit yang dapat digunakan sebagai gambaran saat ingin menggunakan kartu kredit untuk keperluan sehari-hari.

Misalnya, Anda membeli ponsel dengan harga Rp12.000.000,00 yang dibayar dengan cara kredit menggunakan kartu kredit. Tenor yang dipilih adalah 1 tahun dengan installment 1%. Berapakah besarnya cicilan per bulan yang harus dibayarkan beserta bunganya?

Cara menghitung kartu kredit dari soal di atas adalah:

Plafon  : Rp12.000.000,00

Tenor   : 1 tahun

Bunga  : 1%

Besarnya bunga yang harus dibayarkan = plafon x bunga

= Rp12.000.000,00 x 1%

= Rp120.000,00

Besarnya cicilan yang harus dibayarkan per bulan = plafon : tenor + besaran bunga

= Rp12.000.000,00 : 12 + Rp120.000,00

= Rp1.000.000,00 + Rp120.000,00

= Rp1.120.000,00

Jadi, besarnya cicilan yang harus dibayarkan per bulan adalah Rp1.120.000,00.

Biaya Lain yang Dikenakan Kartu Kredit

Biaya-Lain-yang-Dikenakan-Kartu-Kredit

Selain besaran cicilan per bulan yang harus dibayarkan, ketika nasabah menggunakan kartu kredit juga akan dikenai beberapa biaya. Oleh sebab itu, alangkah lebih baiknya untuk menggunakan kartu kredit dengan bijak, mengingat banyaknya biaya yang harus ditanggung dari pemakaian tersebut.

Beberapa biaya tambahan yang dikenakan pada nasabah pemakai kartu kredit di antaranya:

Iuran Tahunan

Iuran-Tahunan

Cara menghitung kartu kredit di atas hanya untuk cicilan penggunaan kredit saja, sedangkan masih ada iuran tahunan yang harus dibayarkan. Iuran tahunan ini terbagi ke dalam iuran kartu utama dan kartu tambahan.

Terdapat bank yang menawarkan iuran tahunan gratis selama pemakaian dalam promosinya. Umumnya, biaya yang dikenakan untuk iuran kartu utama adalah Rp120.000,00 – Rp1.000.000,00. Nominal tersebut tergantung pada jenis kartu kredit yang dipakai.

Sedangkan untuk iuran kartu tambahan biasanya lebih murah, yakni antara Rp60.000,00 – Rp350.000,00 tergantung jenis kartu utama. 

Iuran tahunan tersebut akan semakin mahal jika memang fasilitas dan keuntungan yang bisa diperoleh semakin banyak. Selain itu, bank biasanya menawarkan banyak promosi yang dapat dimanfaatkan untuk mendapatkan gratis iuran tahunan atau penukaran poin transaksi dengan biaya iuran tahunan.

Biaya Tarik Tunai

Biaya-Tarik-Tunai

‘Beban’ lain yang menyertai pemakaian kartu kredit adalah biaya tarik tunai yang tidak tetap. Biaya ini akan semakin tinggi jika uang yang ditarik pun tinggi. 

Tidak seperti biaya tarik tunai kartu debit yang nominalnya tidak mengalami kenaikan terlalu banyak, biaya tarik tunai kartu kredit ini ditetapkan dengan persentase. Dengan begitu, persentase ini akan mengikuti jumlah uangnya.

Rata-rata biaya tarik tunai di ATM untuk kartu kredit adalah 4% untuk sekali transaksi. Misalnya, Anda melakukan penarikan tunai di ATM dengan kartu kredit sebesar Rp10 juta, maka biaya tarik tunai yang harus dibayarkan adalah Rp400 ribu.

Penarikan tunai ini akan tercatat di pembukuan sebagai tagihan yang akan dikenakan di periode selanjutnya dan akan dikenakan bunga. Namun apabila Anda membayar tarik tunai sebelum tanggal penagihan, maka biaya tarik tunai tidak dikenakan bunga. 

Denda Keterlambatan

Denda-Keterlambatan

Biaya terakhir yang akan dikenakan selain bunga adalah denda keterlambatan. Sebelumnya, nominal denda keterlambatan adalah 3% atau maksimal Rp150.000,00 dari total tagihan. 

Namun, di masa pandemi seperti sekarang, Bank Indonesia memberikan relaksasi dengan menurunkan denda keterlambatan menjadi 1% atau maksimal Rp100.000,00 dari total tagihan. Biaya ini dapat dikenakan apabila nasabah kartu kredit terlambat membayar tagihan pada tanggal jatuh tempo.

Denda keterlambatan akan dibebankan pada tagihan kredit di bulan berikutnya. Untuk itu, sebaiknya lunasi tagihan kartu kredit setiap bulannya agar tidak dikenakan denda keterlambatan ini.

Cara menghitung kartu kredit di atas dapat memberikan gambaran kepada kita, betapa beratnya menggunakan kartu kredit. Hal ini karena kita dibayang-bayangi oleh beraneka macam biaya dan bunga yang harus dibayarkan. Jika memang harus memakai kartu kredit, gunakan secara bijak, ya!

Leave a Comment