Contoh Aset Liabilitas dan Ekuitas dan Pengertiannya

Dalam urusan tata kelola sebuah usaha, contoh aset liabilitas dan ekuitas bukanlah lagi hal yang asing. Setiap pemilik usaha yang memiliki niatan untuk terus ekspansi dan berkembang ada baiknya memahami perbedaan keduanya untuk membantu usaha menjadi lebih baik.

Tanpa mengetahui perbedaannya, pengelolaan usaha akan menjadi berantakan. Keduanya terkait dengan kewajiban dan aset sisa yang bisa dimiliki oleh sebuah badan usaha. Berikut ini adalah pengertian, jenis dan contoh aset dalam istilah liabilitas dan ekuitas.

Pengertian Liabilitas dan Ekuitas

1. Liabilitas

Liabilitas

Liabilitas bisa dikatakan sebagai aset, namun kehadirannya tidak bisa dipisahkan dengan prosedur operasional perusahaan. Istilah yang satu ini mengacu kepada dukungan finansial yang tujuannya agar produksi dan operasional berjalan dengan mulus. 

Nama lain dari liabilitas adalah pokok kewajiban. Perhitungannya seringkali disetarakan dengan uang. Perusahaan wajib membayarkan liabilitasnya kepada pihak lain yang bersangkutan. Pihak yang dimaksud adalah bank, koperasi, perusahaan lain, maupun lembaga keuangan.

Namun jika mengacu kepada akuntansi, liabilitas seringkali disebut sebagai utang. Itu sebabnya, perusahaan yang stagnan atau tidak berkembang disarankan untuk mengambil liabilitas. Tujuannya adalah agar usaha bisa berkembang dengan baik dan produksinya mencapai titik maksimal.

2. Ekuitas

Ekuitas

Ekuitas memiliki arti yang berbeda dengan liabilitas. Meskipun keduanya kerap kali dihubungkan, namun pengertiannya memiliki perbedaan yang cukup jauh. Ekuitas adalah bagian uang yang nantinya akan dikembalikan ke pemilik usaha atau investor ketika utang sudah lunas.

Nilai ekuitas seringkali menjadi acuan sebuah bisnis selain melihat contoh aset liabilitas dan ekuitas. Pasalnya, nilai tersebut akan mempengaruhi tingkat kesehatan sebuah bisnis. Catatan perusahaan juga bisa diwakilkan dengan menggunakan ekuitas dari pemilik maupun investor saham.

Jenis-Jenis Liabilitas dan Ekuitas

Jenis-Jenis-Liabilitas-dan-Ekuitas

Liabilitas

Liabilitas jangka panjang

Jenis liabilitas jangka panjang merupakan liabilitas yang sifatnya berlangsung dalam periode yang panjang. Umumnya, masa periode lebih dari satu tahun. Pembayaran kewajiban ini pun lebih santai karena tuntutannya lebih ringan.

Contoh liabilitas dalam jangka panjang: utang berbentuk hipotik, utang obligasi, pinjaman dana berbentuk tunai.

Liabilitas jangka pendek

Berbeda dengan jenis jangka panjang, liabilitas yang satu ini menyangkut aset yang sifatnya berjangka sangat pendek. Istilah akuntansi menyebutnya sebagai liabilitas lancar. Pembayarannya harus dilakukan dalam waktu yang sangat singkat dan biasanya kurang dari setahun.

Contoh liabilitas dalam jangka pendek: kewajiban pajak penjualan, kewajiban pajak penghasilan, dan pinjaman dana.

Ekuitas

Ekuitas pemilik

Ekuitas pemilik menandakan seberapa besarnya seorang pemilik memiliki bisnis tersebut. Hanya saja, ekuitas pemilik biasanya berhubungan dengan bisnis yang berskala kecil. Perhitungannya adalah dengan cara mengurangi jumlah kewajiban yang harus dibayarkan.

Ekuitas pemegang saham

Ekuitas yang satu ini menyangkut kepemilikan para pemegang saham. Ekuitas yang satu ini setara dengan nilai yang sudah dikurangi dengan daftar utang dan berbagai kewajiban perusahaan lainnya.

Contoh Aset Liabilitas dan Ekuitas

Contoh-Aset-Liabilitas

Liabilitas

Macam-macam dari aset liabilitas bisa dilihat dari akun atau posnya. Ada beberapa contoh aset liabilitas berdasarkan cerminan investasinya.

Utang bunga

Utang bunga merupakan pos yang sifatnya wajib atau pasiva. Utang bunga merupakan bagian yang harus dibayarkan kepada nasabah, baik sesudah jatuh tempo maupun sebelumnya. Bunga akrual berlaku untuk sebelum jatuh tempo, sementara utang bunga untuk yang sudah jatuh tempo.

Utang tagihan

Tagihan merupakan bentuk kewajiban yang harus dibayarkan oleh perusahaan. Tagihan biasanya ada karena pemakaian fasilitas atau jasa layanan. Tagihan mencakup bunga, denda, hingga biaya administrasi. Semua bagian ini masuk ke dalam pokok aset operasional.

Utang hipotek

Hiptek memiliki arti bahwa perusahaan melakukan kredit dengan menaruh dasar jaminan yang agunannya berupa benda tidak bergerak. Dalam perjanjiannya, hipotek terkait dengan hak kreditur untuk memindahkan tagihan kepada pihak ketiga yang telah ditunjuk.

Utang pajak penghasilan

Karyawan yang bekerja di bawah sebuah badan usaha atau perusahaan tidak membayar pajaknya sendiri.  Utang ini harus dibayarkan sekitar 12 bulan ke depan atau selama setahun. Laporan utang ini harus tercantum dalam kewajiban lancar di neraca perusahaan.

Utang obligasi

Obligasi merupakan salah satu bentuk surat utang yang penerbitannya dilakukan oleh penerbit obligasi kepada para pemegangnya. Obligasi masuk ke dalam liabilitas jangka panjang. Jika perusahaan memiliki utang obligasi, maka harus membayar pokok utang pada waktu tempo.

Kewajiban kontijensi

Kewajiban yang satu ini bisa dibilang bersifat abstrak karena memprediksi potensi yang terjadi di masa depan perusahaan. Ada beberapa bagian yang masuk ke dalam kewajiban kontijensi, contohnya wesel bayar, pajak hingga utang gaji.

Kewajiban ini juga bisa menimbulkan gugatan di masa depan. Perselisihan yang menyangkut kewajiban kontijensi bisa merusak operasional badan usaha. Itu sebabnya, ada baiknya perusahaan melakukan persiapan dengan menaruh dana cadangan di pos kontijensi.

Ekuitas

Saham treasury

Saham yang satu ini merupakan bagian pos ekuitas dari contoh aset liabilitas dan ekuitas. Saham nantinya digunakan untuk membeli saham yang ada di tangan para pemegang lainnya. Hanya saja, nilai yang ada di dalam saham treasury bersifat negatif dan dihitung untuk mengurangi ekuitas.

Saham biasa

Saham biasa adalah bagian dari ekuitas. Saham jenis ini mencerminkan jumlah investasi awal yang telah disetorkan sehingga memproyeksikan modal untuk badan usaha. Saham biasa juga merupakan ekuitas yang terkait dengan pemilik dan pemegang saham dalam jumlah yang besar.

Semakin besar porsi saham yang dimiliki oleh seseorang, maka makin besar juga kewenangannya di dalam badan usaha tersebut. Mereka berhak untuk turut ambil suara dalam menunjuk orang mengisi jabatan direksi. Mereka juga bisa melakukan perumusan kebijakan untuk perusahaan.

Saham preferen

Meski tidak jauh berbeda dengan saham biasa, saham preferen tidak diikuti dengan kewenangan bagi pemegangnya. Saham ini lebih bebas dan biasanya diperuntukkan untuk orang luar. Hanya saja, mereka bisa mengklaim aset atau pendapatan perusahaan atau dividen.

Tambahan modal

Nama lain dari pos ekuitas yang satu ini adalah kontribusi surplus. Nilainya jauh lebih tinggi dari pos-pos ekuitas jenis lain. Uniknya, nilai pada ekuitas tambahan modal juga bisa berubah. Penyesuaiannya adalah untung rugi yang dihasilkan perusahaan saat menjual sahamnya,

Pendapatan yang disimpan

Pendapatan ini disebut juga sebagai neto. Artinya, sifat pendapatan ini dibilang bersih. Sebagai pemilik perusahaan, pendapatan yang disimpan ini merupakan contoh aset liabilitas dan ekuitas yang bisa dibekukan karena tidak perlu membaginya dengan para pemegang saham.

Nama lain dalam istilah akuntansi untuk pendapatan yang disimpan adalah saldo laba. Penjumlahannya dilakukan dengan menjumlahkan total pendapatan dari sebuah aktivitas badan usaha yang kemudian dikurangi dengan dividen.

Macam-macam contoh aset liabilitas dan ekuitas harus dipahami oleh seorang pebisnis dan pemegang saham. Semua pos dan akun memiliki peran yang berbeda. Untung dan ruginya sebuah badan usaha akan bergantung terhadap sistem perhitungan semua pos dan akun tersebut

Leave a Comment