Cara Mencari Saham Undervalue yang Benar dan Aman

Jika mempelajari dunia investasi pasti pernah mendengar istilah saham undervalue. Saham undervalue merupakan sebuah penjualan sekuritas yang dijual dengan harga di bawah harga sebenarnya. Banyak orang yang mencari saham undervalue karena ini adalah kesempatan untuk membeli saham. 

Contohnya adalah sebuah perusahaan mengeluarkan saham dengan harga Rp 600. Padahal saham kesehatan tersebut di pasaran dijual dengan harga Rp 800. Hal tersebut diartikan sebagai perusahaan A yang menjual harga saham di bawah harga normal. 

Penyebab Saham Mengalami Undervalue

Penyebab-Saham-Mengalami-Undervalue

Setelah mengetahui tentang apa yang dimaksud dengan saham undervalue, berikutnya adalah mengenai alasan mengapa harga saham bisa dijual di bawah harga normal. Adapun alasan saham mengalami penurunan harga jual adalah sebagai berikut: 

1. Kondisi di Dalam Perusahaan 

Penyebab yang pertama adalah saham undervalue terjadi karena kondisi di dalam perusahaan sedang tidak menguntungkan. Contohnya adalah ketika sebuah perusahaan sedang mendapatkan kerugian yang besar sehingga tidak dapat membayar dividen ke para investor. 

Lalu jika kondisi tersebut tidak membaik, para investor akan melakukan penjualan saham pada waktu yang sama. Harga saham yang dijual juga lebih murah dibandingkan dengan harga normal. Selain kerugian, yang dapat menyebabkan saham undervalue adalah ketika sebuah perusahaan terjerat dalam hukum. 

Nama perusahaan terancam tercemar karena terjerat kasus hukum. Oleh karena itu perusahaan akan menjadi rugi dan penjualan saham di bawah harga normal akan terjadi. 

2. Menyesuaikan dengan Harga Barang yang Dijual 

Alasan mengapa saham dapat mengalami undervalue adalah menyesuaikan dengan harga barang yang dijual. Contohnya adalah ada sebuah perusahaan minyak yang sedang mengalami kerugian. Kerugian tersebut diakibatkan oleh penurunan harga minyak sehingga tidak ada yang membeli minyak. 

Hal tersebut membuat para investor berpikir ulang untuk meletakkan sahamnya di perusahaan minyak. Hal ini juga terjadi pada beberapa perusahaan serupa. Penurunan harga minyak tentu akan membuat harga saham menurun dan terjadilah penjualan saham di bawah harga normal. 

Lesunya sektor usaha juga dapat menyebabkan harga saham mengalami penurunan yang signifikan. Contohnya adalah ketika komoditas batubara mengalami penurunan penjualan maka investor akan berpikir dua kali untuk menanam saham di perusahaan batubara. 

3. Berubahnya Kondisi Ekonomi Secara Global 

Penyebab lain mengapa saham mengalami penurunan harga jual adalah karena berubahnya kondisi ekonomi secara global. Contoh kondisi ekonomi yang berubah secara global adalah mengalami krisis moneter. Indonesia sendiri juga sudah sering mengalami perubahan ekonomi secara global. 

Hal ini akan membuat Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG mengalami perubahan. Salah satu perubahan yang terjadi adalah terjadinya perubahan harga jual saham di bawah normal atau undervalue. 

4. Lesunya Pasar Saham 

Sebelum mencari saham undervalue penting kiranya untuk mengetahui penyebab keempat saham mengalami penurunan harga. Penyebab keempat adalah karena pasar saham yang masih lesu atau bearish. Hal ini menyebabkan komoditas lesu dan perekonomian menjadi lambat. 

Lesunya perekonomian suatu negara akan membuat harga saham turun setidaknya 30 sampai 40 persen. Penyebab lain adalah para pelaku ekonomi masih belum berani untuk menaikkan harga atau panic selling. Selain itu juga disebabkan oleh masih banyak trader yang merasa pesimis. 

Contohnya adalah terjadi pada tahun 2008, saat itu IHSG turun mencapai 60 persen. Kondisi tersebut bertahan selama 9 bulan yang mengakibatkan banyak saham blue chip mengalami penurunan harga jual. Ketika akan membeli saham undervalue sebaiknya perhatikan juga bagaimana kondisi pasar saat itu. 

5. Bisnis yang Dijalankan Perusahaan Kurang Diminati Investor 

Alasan terakhir mengapa saham bisa mengalami undervalue adalah karena bisnis sebuah perusahaan tidak menarik perhatian investor. Sebuah perusahaan yang tidak diminati investor akan mengalami perkembangan saham kurang bagus. 

Bisnis-bisnis yang banyak diminati oleh para investor di Indonesia adalah perbankan dan consumer goods. Oleh karena itu penting kiranya untuk mencari tahu keinginan pasar dalam berbisnis. Jangan sampai perusahaan Anda tidak memiliki investor sama sekali. 

Mencari Saham Undervalue

Mencari-Saham-Undervalue

Setelah mengetahui apa saja yang menyebabkan saham mengalami penurunan harga jual berikutnya adalah bagaimana cara mencari saham undervalue. Cara pertama yang dapat dilakukan adalah dengan menentukan apa sub sektor saham yang menguntungkan dalam jangka panjang.

Kedua adalah mengumpulkan semua laporan keuangan dan pergerakan untuk menentukan PBV dan PER. Caranya bisa dengan menggunakan Investing.com dan Bloomberg. Kedua situs tersebut telah mencamtumkan harga PER dan PBV. 

Cara ketiga setelah mengetahui PER dan PBV, Anda bisa mulai membandingkannya dengan PER dan PBV di seluruh Indonesia. Selain itu investor juga bisa memulai investasi yang dapat menggunakan reksa dana. Lewat reksa dana dengan tajuk saham-saham undervalue akan lebih mudah mencari informasinya. 

Mengetahui Saham yang Undervalue 

Investor penting mengetahui bagaimana mencari saham undervalue yang benar. Setidaknya dengan menggunakan 3 cara yaitu dengan mengetahui Dividend Yield, Price to Book Value dan Price to Earning. Berikut penjelasan selengkapnya: 

1. Dividen Yield

Dividen-Yield

Cara pertama adalah dengan mencari tahu tentang Dividend Yield. Dividen Yield sendiri merupakan radio perhitungan setiap satu lembar saham yang kemudian dibagi dengan saham di pasar. Misalnya perusahaan A menjual harga saham sebesar 5000 tiap lembarnya. 

Adapun dividen yang harus dibayarkan sebesar 500 per lembar jadi jumlah dividen yieldnya adalah 10 persen. Contoh lain pada perusahaan B yang menjual saham per lembar dengan harga Rp 700 dan harga dividennya adalah Rp 98. Jadi Dividen Yieldnya adalah sebesar 14 persen. 

Berdasarkan penjelasan tersebut berarti dapat disimpulkan bahwa yang lebih menjanjikan adalah dengan membeli saham di perusahaan B walaupun angka dividennya lebih tinggi. Hal ini juga dapat digunakan untuk mencari saham yang mengalami undervalue. 

2. Price to Book Value (PBV) 

Price-to-Book-Value-PBV

Cara kedua yang dapat dilakukan adalah dengan mencari tahu PBV atau Price to Book Value. PBV merupakan proses membandingkan harga nilai buku perusahaan dengan harga sahamnya. Jika harga PBV sudah mencapai 4 kali maka harga sahamnya juga 4 kali lipat lebih besar. 

Artinya adalah jika seorang investor membeli saham tersebut maka jumlahnya sama dengan seperti membayar 4 kali lebih banyak dibandingkan dengan nilai buku perusahaan. Ada dua metode yang dapat dilakukan, pertama adalah historikal dan kedua adalah sektoral. 

3. Price to Earning

Price-to-Earning

Cara mencari saham undervalue yang terakhir adalah dengan mencari Price to Earning atau PER. Rasio PER merupakan perbandingan antara keuntungan perusahaan yang dapat didistribusikan dengan harga sahamnya. Jika harga PERnya besar maka harga sahamnya juga lebih tinggi. 

Artinya jika investor membeli saham yang PER-nya tinggi maka akan kesulitan menaikkan harga karena harganya sudah kemahalan. Cara mengetahui saham undervalue dengan rasio PER adalah dengan membandingkan rasio PER saat ini dengan tahun-tahun sebelumnya. 

Sekarang Anda sudah mengetahui bagaimana mencari saham undervalue. Dapat dilakukan dengan menggunakan tiga cara yaitu PER, PBV dan Dividen Yield. Banyak faktor yang menjadi penyebab saham undervalue salah satunya adalah masalah internal sebuah perusahaan.

Leave a Comment