4 Perbedaan Reksadana dan Deposito dan Resikonya

Apa perbedaan reksadana dan deposito? Tidak dapat dipungkiri lagi, memang banyak sekali investor yang mulai melirik reksadana dan deposito untuk menambah peluang penghasilan tambahan. Namun, memilih investasi yang tepat bukanlah perkara mudah. 

Ada hal-hal yang perlu dipertimbangkan seperti tingkat risiko atau return dari kedua jenis produk investasi tersebut. Sebelum memutuskan mana investasi yang paling tepat dan sesuai kebutuhan, maka pahami terlebih dulu apa saja perbedaan reksadana dan deposito.

Pengertian Dari Deposito dan Reksadana

Sebelum membahas mengenai perbedaan antara deposito dan reksadana dari berbagai aspek, maka ketahui pengertian dari kedua istilah tersebut. Tujuannya agar Anda mengetahui lebih dalam tentang produk investasi serta kegunaannya. 

1. Apa yang Dimaksud dengan Deposito?

Apa-yang-Dimaksud-dengan-Deposito

Deposito adalah produk investasi yang diterbitkan oleh layanan perusahaan perbankan yang bisa memberikan keuntungan yang cukup menggiurkan kepada para penggunanya. Cara kerja dari deposito cukup sederhana, nasabah hanya perlu membuka sebuah tabungan jangka pendek. 

Nasabah kemudian bisa melakukan penyimpanan dana pada tabungan berjangka tersebut sampai batas waktu tempo sesuai kesepakatan. Apa bedanya deposito dengan tabungan biasa? Pada tabungan biasa, nasabah bisa melakukan setor dan tarik dana sesukanya. 

Sedangkan dalam deposito, nasabah hanya dapat melakukan penarikan saat sudah jatuh tempo. Bila nasabah tetap menarik deposito, maka akan mendapatkan potongan atau penalti dari pihak bank. Semakin lama dana disimpan dalam deposito, maka bunga yang dikenakan semakin besar. 

2. Apa Itu Reksadana?

Apa-Itu-Reksadana

Reksadana adalah instrumen investasi yang memiliki pola pengelolaan modal untuk sekumpulan investor dalam berinvestasi melalui bantuan Manajer Investasi (MI). Dalam reksadana, dana yang telah di investasikan akan digabungkan dengan dana orang lain. 

Manajer Investasi akan melakukan pengelolaan dana agar para penggunanya bisa mendapatkan keuntungan semaksimal mungkin. Jadi, reksadana bisa memberikan para pengguna kemudahan dalam berinvestasi tanpa mengeluarkan modal yang besar. 

Reksadana juga menerapkan konsep diversifikasi dalam pola investasinya, dimana akan ada penempatan dana dalam beberapa instrumen berbeda. Hal tersebut mempertimbangkan potensi risiko, keuntungan dan juga likuiditas. 

Dengan investasi melalui reksadana, Anda akan memiliki produk investasi secara otomatis sesuai dengan kebijakan manajer investasi. Potensi kehilangan dana dalam investasi reksadana sangatlah kecil. Itulah perbedaan reksadana dan deposito dari segi pengertian dan konsep. 

Perbedaan Reksadana Dan Deposito Dalam Berbagai Aspek

Perbedaan-Reksadana-Dan-Deposito-Dalam-Berbagai-Aspek

Selain bisa dilihat dari pengertian dan konsep keduanya, perbedaan antara deposito dan reksadana juga bisa dilihat dari potensi keuntungan, pencairan dana dan lain-lain. Sebelum memulai berinvestasi, sebaiknya pahami lebih dulu aturannya sebagai berikut. 

1. Modal yang Diperlukan untuk Berinvestasi

Perbedaan dari penggunaan deposito dan reksadana akan sangat terlihat dari aspek modal. Orang yang berminat untuk melakukan investasi melalui reksadana, hanya perlu menyiapkan modal sekitar Rp100.000,- saja. 

Lalu bagaimana dengan deposito? Bagi Anda yang berminat melakukan penyimpanan dana melalui deposito harus mempersiapkan dana sekitar Rp 5.000.000,- atau bisa lebih. Hal itulah yang menyebabkan deposito kurang diminati oleh para investor pemula. 

2. Potensi Keuntungan yang Akan Diperoleh

Perlu diketahui, produk reksadana akan memberikan potensi imbal balik yang lebih besar dibandingkan dengan deposito. Namun memang pada dasarnya, imbal balik keuntungan dari reksadana juga tergantung dengan kondisi pasar. 

Berbeda dengan sistem pada deposito yang memang suku bunganya sudah ditentukan mulai awal. Pengguna bisa memperkirakan keuntungan yang akan diperoleh saat penyimpanan dana sudah bisa diambil nantinya atau jatuh tempo. 

3. Pencairan Dana

Perbedaan reksadana dan deposito berikutnya yaitu dari segi pencairan dana. Jika dalam konsep deposito, sudah pasti penggunanya bisa melakukan pencairan dana saat jatuh tempo. Pada produk reksadana, pengguna bisa mencairkan dana kapan saja sesuai dengan keinginan. 

Dengan menggunakan reksadana pasar uang, pencairan bisa terjadi lebih cepat dan tidak ribet. Berbeda dengan deposito yang biasanya harus melewati tahapan tertentu, dalam beberapa hari baru uang bisa dicairkan. 

4. Risiko yang Di Tanggung

Pada konsep deposito, risiko bisa muncul ketika nilai bunga kalah dengan nilai dari inflasi. Pengguna juga akan mengalami kesulitan saat akan mencairkan dana, risiko mendapatkan pinalti saat penarikan belum jatuh tempo dan terkena likuidasi (dana tidak dapat di cairkan). 

Sedangkan untuk risiko yang kemungkinan bisa terjadi pada pengguna reksadana seperti turunnya nilai investasi disebabkan karena kondisi pasar. Hal inilah yang melatarbelakangi Manajer Investasi melakukan diversifikasi risiko untuk membuat nilai investasi stabil. 

Diversifikasi merupakan teknik yang digunakan untuk mengurangi risiko dengan menempatkan investasi dalam beberapa instrumen. Tujuan dilakukan diversifikasi yaitu agar imbal hasil yang diperoleh pengguna bisa tetap stabil walaupun terjadi penurunan akibat situasi pasar. 

Alasan Banyak Orang Tertarik Berinvestasi Reksadana Daripada Deposito

Alasan-Banyak-Orang-Tertarik-Berinvestasi-Reksadana-Daripada-Deposito

Dari pembahasan mengenai perbedaan reksadana dan deposito sebelumnya, dapat terlihat jelas bahwa reksadana lebih cocok digunakan oleh investor pemula. Namun tidak menutup kemungkinan juga banyak yang tertarik mencoba deposito untuk mendapatkan untung pasti yang lebih besar. 

1. Reksadana Sifatnya Bebas Pajak

Keuntungan dari reksadana dapat terlihat dari pertumbuhan nilai aset yang terdapat dalam portofolionya. Sedangkan pada deposito umumnya bisa dilihat dari bunganya yang termasuk dalam objek pajak. 

Keuntungan dari reksadana bukan termasuk objek pajak, oleh sebab itu profit yang akan didapatkan oleh investor sifatnya bersih dan tidak terpotong pajak. Dalam bunga deposito dikenakan pajak 20%. Keuntungan bebas pajak inilah yang membuat reksadana banyak diminati. 

2. Reksadana Memiliki Potensi Untung yang Lebih Besar

Bagi para pengguna reksadana pasar biasanya akan mendapatkan return atau keuntungan mencapai 4%-6% nett dalam setahun. Uang yang sudah masuk dalam investasi bahkan bisa dikelola kembali untuk menunggu pasar bagus, sehingga keuntungan yang didapatkan lebih besar. 

Sedangkan deposito hanya memberikan keuntungan berupa suku bunga sekitar 4%-5% gross dalam setahun. Namun biaya tersebut belum di potong biaya admin atau pajak per tahunnya. Jadi pengguna deposito hanya mendapatkan keuntungan bersih sekitar 3%-4% saja dalam tiap tahun.

Keuntungan dari deposito juga sangat bergantung pada jumlah uang dan modal yang akan diberikan. Misalnya pengguna mendapatkan return 4%-5%, setidaknya pemilik deposito perlu menyiapkan dana investasi sangat besar sekitar Rp50 juta. 

3. Reksadana Memiliki Likuiditas Tinggi dan Jangka Waktu yang Fleksibel

Sebelum memulai untuk berinvestasi, Anda perlu memahami mengenai istilah likuiditas. Likuiditas merupakan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban yang perlu dibayarkan dengan mengandalkan harta yang dimiliki. 

Sebelumnya juga sudah disinggung sedikit masalah likuiditas pada sistem investasi reksadana dan deposito. Prinsipnya semakin tinggi likuiditas, maka semakin mudah investor dalam mencairkan uangnya. Reksadana terkenal memiliki likuiditas yang tinggi dan bersifat fleksibel. 

Berbeda halnya dengan likuiditas yang dimiliki deposito, karena Anda perlu menandatangani kontrak dan persetujuan jangka waktu kontrak deposito. Selama belum jatuh tempo, pemilik deposito tidak bisa menikmati hasilnya atau akan dikenakan denda sekitar 2% jika melanggar. 

Alasan banyaknya orang memilih reksadana juga bisa membantu menjelaskan lebih detail perbedaan reksadana dan deposito dalam segi teknik pelaksanaannya. Intinya sesuaikan pilihan produk investasi sesuai dengan modal dan tujuan awal, agar pengelolaannya lebih optimal dan hasilnya menguntungkan. 

Leave a Comment