Risiko Spekulatif dalam Asuransi dan Cara Mengatasinya

Tak hanya keuntungan dari penggunaan asuransi saja, tapi ketahui juga apa saja risiko dari asuransi. Ketika menggunakan suatu produk asuransi sebaiknya pelajari dahulu jenis-jenis risikonya, seperti risiko spekulatif dalam asuransi.

Dalam dunia asuransi pemahaman dari risiko ini lebih berkaitan dengan ketidakpastian. Ada banyak jenis risiko dalam dunia asuransi tersebut. Salah satunya yaitu risiko spekulatif, yang berhubungan juga dengan produk-produk asuransi.

Jenis Risiko dalam Asuransi

Jenis-Risiko-dalam-Asuransi

Ada banyak jenis risiko dalam asuransi yang perlu diketahui, supaya lebih paham dengan produk asuransi yang nanti akan dipilih. Berikut ini beberapa jenis risiko yang ada di dalam asuransi:

1. Risiko Murni

Merupakan jenis risiko yang juga disebut dengan pure risk, dan pengertiannya adalah risiko yang terjadi akan menimbulkan suatu kerugian tapi jika tidak terjadi apa-apa maka tak akan ada keuntungan/kerugiannya.

2. Risiko Spekulatif

Risiko Spekulatif dalam asuransi adalah jenis risiko yang bertolak belakang dengan risiko murni. Di dalam risiko ini terdapat dua kemungkinan, yang apabila ada kejadian/peristiwa yang dianggap sebagai risiko jika nanti benar-benar terjadi.

Misalnya pada saat memulai investasi dalam bidang saham, atau seorang trader pada suatu platform trading ketika harga sahamnya mengalami kenaikan ia akan mendapat keuntungan. Tapi ketika saham turun maka ia bisa merugi.

Sama halnya dengan seseorang yang menjalankan suatu usaha, yang membutuhkan modal awal. Namun dengan kemungkinan penjualan yang tidak stabil masih ada, di sanalah risiko spekulatif ini muncul.

Pada saat ada kemungkinan usaha yang bisa saja gagal dan bisa juga rugi. Ketika risiko spekulatif ini terjadi akan ada kemungkinan untung dan ada kemungkinan rugi. 

3. Risiko Khusus

Merupakan jenis risiko yang penyebab/efeknya hanya akan memengaruhi lingkungan secara pribadi saja, atau lingkungan lokal. Baik secara kualitas ataupun secara kuantitas. Misalnya seorang pencuri, yang akan mendapat risiko dari apa yang dilakukannya saat mencuri.

4. Risiko Fundamental

Adalah risiko yang memiliki efek/dampak sangat luas, dan bisa disebabkan oleh berbagai faktor atau dari pihak tertentu. Contohnya kebijakan dari pemerintah, adanya bencana alam, dan sebagainya.

5. Risiko Individu

Risiko individu merupakan risiko yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan bisa memengaruhi kapasitas di bidang finansialnya. Baik dalam hal harta benda ataupun risiko yang berupa tanggung jawab.

Risiko individu dibagi menjadi beberapa jenis yaitu property risk, personal risk, dan liability risk. Untuk personal risk itu sendiri biasanya berkaitan dengan pengaruh dari sesuatu, atau dari kemungkinan yang berdampak langsung pada individu tersebut.

Contohnya kehilangan pekerjaan, cacat secara fisik, meninggal, dan sebagainya.

6. Risiko Harta

Adalah jenis risiko yang berhubungan dengan suatu kepemilikan benda yang disebabkan oleh pencurian, kehilangan, atau bisa juga kerusakan. Risiko harta ini dibagi menjadi dua jenis yaitu kerugian tidak langsung dan kerugian langsung.

7. Risiko Tanggung-Gugat

Adalah risiko tanggung jawab yang harus diberikan pada pihak lain. Risiko tersebut biasanya digunakan untuk menanggung kerugian yang disebabkan oleh ulah atau suatu hal yang disebabkan diri sendiri.

Contohnya saja dalam sebuah kejadian kecelakaan, atau ketika menabrak orang maka hal itu termasuk ke dalam jenis risiko tanggung-gugat.

Jenis Risiko yang Memperoleh Perlindungan dari Asuransi

Jenis-Risiko-yang-Memperoleh-Perlindungan-dari-Asuransi

Risiko spekulatif dalam asuransi menjadi salah satu jenis risiko dalam asuransi tetapi tidak mendapat perlindungan secara langsung melalui produk asuransi di dalamnya. Biasanya risiko yang mendapatkan perlindungan secara langsung dari asuransi adalah risiko murni dengan findamental.

Walaupun hal itu bergantung pada jenis perusahaannya itu sendiri. Tapi risiko fundamental dengan murni pun akan mendapat perlindungan secara langsung, dengan syarat berikut:

  1. Risiko yang terjadi disebabkan oleh ketidaksengajaan dan memang tak dapat diprediksi.
  2. Risikonya harus bisa ditanggung dan sifatnya umum saja, serta homogen.
  3. Dampaknya bisa dinilai secara finansial atau dinilai dengan uang.
  4. Harus ada objek yang bisa dipertanggungjawabkan dengan kepentingan umum dan aturan yang berlaku. Contohnya narkoba yang tak dapat menjadi objek dari perlindungan asuransi.
  5. Premi yang dibebankan pada pemegang polis harus memiliki tingkat risiko yang diasuransikan. Walaupun pertanggungannya bisa melebihi kepentingan/harga yang sesungguhnya. Tapi hanya dalam batas-batas tertentu.

Langkah dalam Manajemen Risiko untuk Meminimalisir Risiko Spekulatif dalam Asuransi

Langkah-dalam-Manajemen-Risiko-untuk-Meminimalisir-Risiko-Spekulatif-dalam-Asuransi

Dalam menghadapi risiko spekulatif dalam asuransi tentunya harus ada solusi untuk mengatasinya. Hal ini bisa dilakukan oleh lembaga badan/perusahaan atau oleh individu. Supaya saat risikonya memang terjadi maka kerugian pun bisa ditekan sekecil mungkin.

Langkah umum yang bisa dilakukan ketika menghadapi risiko, dengan manajemen risiko yang tepat diantaranya sebagai berikut:

1. Menghindar

Cara paling mudah yang bisa dilakukan adalah menghindari risiko tersebut. Namun dari hal ini juga ada kelemahannya sendiri, yaitu hasil yang kurang atau bahkan tidak optimal. 

Risiko ini hanya dihindari sehingga tidak sepenuhnya hilang tapi akan menumpuk dengan jenis risiko yang lainnya. 

2. Menahan

Cara berikutnya untuk meminimalisir tingkat risiko dalam asuransi adalah dengan menahannya. Contohnya begini, ketika seseorang kelaparan maka ia akan mengatasinya dengan makan. Dan risiko yang tertahan tadi adalah rasa lapar dari orang tersebut.

3. Melakukan Diversifikasi

Tak hanya dua pilihan itu saja tapi seseorang juga bisa melakukan diversifikasi dalam mengatasi suatu risiko yang terjadi. Definisi dari diversifikasi ini adalah menyediakan lebih banyak lagi solusi dalam menghadapi/mengatasi sebuah risiko.

Contohnya pada saat seseorang memiliki aset berupa jam tangan mewah dan mahal harganya, maka ia akan menyembunyikan jam tersebut. Tak hanya sampai di situ saja tapi akses yang masuk pun akan dibatasi ke ruangan penyimpanan jam itu sendiri.

4. Mentransfer

Cara yang satu ini adalah prinsip kerja dari suatu asuransi. Maka dari itu jika seseorang ingin mencoba mentransfer risiko ia bisa memindahkannya ke pihak yang ia percaya. Orang yang dipercaya ini juga harus bisa mengatasi risiko tersebut.

Apabila transfer risiko ini menggunakan prinsip dasar yang ada di dalam asuransi maka akan ada prinsip risk sharing, atau yang disebut dengan berbagi risiko.

5. aMengendalikan Risiko

Upaya yang satu ini lebih cenderung pada sebuah tindakan yang preventif dari risiko itu sendiri. Misalnya saja mengendalikan kemungkinan munculnya penyakit atau mengalami sakit.

Caranya yaitu dengan menjalankan pola/gaya hidup yang sehat, menjaga pola makan, atau berolahraga.

Risiko spekulatif dalam asuransi ini muncul dari sebuah pengambilan keputusan, yang dimana ketika risikonya terjadi maka yang terjadi adalah kerugian. Tapi jika risikonya tidak terjadi maka tidak ada keuntungan apapun dari sana.

Sebenarnya risiko spekualtif ini bisa terjadi pada apa saja dan di bidang apapun. Untuk itu diperlukan solusi untuk mengatasinya, misalnya menerapkan ketentuan semakin tinggi risiko maka pengembaliannya pun akan semakin tinggi dalam hal investasi misalnya.

Namun pada intinya, risiko spekulatif dalam asuransi ini tidak dapat diasuransikan tetapi masih bisa diminimalisir saja misalnya dengan menggunakan teknik derivatif atau teknik diversifikasi. Hal itu bisa disebabkan oleh pengambilan keputusan yang dilakukan secara sadar.

Leave a Comment