Dalam ilmu akuntansi terdapat beberapa istilah dasar yang harus dipahami. Beberapa contohnya adalah debit dan kredit. Pada kesempatan ini akan dijelaskan secara lengkap mengenai pengertian debit dan kredit dalam akuntansi.
Pemilik usaha atau bisnis, baik skala besar maupun kecil sebaiknya memahami dasar ilmu akuntansi. Pasalnya, ilmu akuntansi diperlukan untuk mengetahui kondisi keuangan di dalam bisnis atau usaha.
Pengertian Debit dan Kredit dalam Akuntansi
Secara sederhana, debit diartikan sebagai penambahan uang atau dana masuk dan kredit adalah pengurangan uang atau dana keluar. Kedua istilah ini berhubungan erat, saling melengkapi, dan hampir selalu digunakan bersamaan.
Pengertian sederhana yang disebutkan di atas tidak salah, namun untuk paham akuntansi, seseorang harus mengetahui definisi sebenarnya dari debit dan kredit.
1. Pengertian Debit
Istilah debit sendiri diambil dari salah satu kosakata bahasa Latin, yaitu debere. Definisinya adalah pencatatan akuntansi yang mana biaya dan aset mengalami peningkatan. Peningkatan aset yang dimaksud di sini dapat berupa bertambahnya uang, alat, piutang, maupun sewa.
Piutang dan sewa termasuk ke dalam aset tidak berwujud yang dimiliki oleh sebuah perusahaan atau organisasi. Sementara uang dan alat termasuk ke dalam kategori aset berwujud. Umumnya, debit pada akuntansi akan diletakkan di sisi sebelah kiri dalam pencatatan.
2. Pengertian Kredit
Sama seperti debit, istilah ini juga diadaptasi dari salah satu kosakata bahasa Latin, credere. Definisinya adalah pencatatan akuntansi untuk ekuitas serta utang yang meningkat atau bertambah.
Aset serta beban diartikan mengalami pengurangan nilai di sebuah akun apabila posisinya ada di kredit. Hal ini berbanding terbalik dengan debit yang telah dijelaskan sebelumnya.
Berbeda aturannya jika di akun utang. Utang dan ekuitas yang ada di dalam posisi kredit justru mengalami pertambahan nilai. Tak hanya itu saja, hal ini juga berdampak pada meningkatnya penjualan serta laba.
Perbedaan Debit dan Kredit dalam Akuntansi
Berdasarkan penjelasan di atas, pengertian debit dan kredit dalam akuntansi sudah diketahui. Namun faktanya, debit dan kredit dalam akuntansi tidak bias dibilang sederhana. Pada praktiknya, penggunaan istilah debit dan kredit di akuntansi jauh lebih rumit.
Untuk mengetahui perbedaan keduanya, simak penjelasan yang akan disampaikan di bawah ini.
Setiap ada pencatatan transaksi, ada dua akun yang selalu terdampak. Artinya, ada satu akun yang khusus untuk mencatat entri debit. Sedangkan entri kredit dicatat pada akun yang lain. Tidak ada aturan mengenai batasan maksimal akun yang terpengaruh oleh transaksi. Namun minimal ada dua.
Jumlah total dari kredit dan debit yang dicatat di setiap transaksi wajib selalu sama. Dengan begitu, transaksi di dalam akuntansi bisa dikatakan balance atau seimbang. Apabila masih ada ketidakseimbangan dalam pencatatan transaksi, akan sangat mustahil bisa dibuat laporan keuangan.
Dengan begitu, pemakaian debit dan kredit dalam format pencatatan dua kolom merupakan yang paling penting dari seluruh kontrol atas keakuratan akuntansi. Adapun acuannya adalah sebagai berikut.
- Debit berada di sisi sebelah kiri akun buku besar. Sementara kredit berada di sisi sebelah kanan buku besar. Pada rekening pribadi, penerimaan akan didebit sementara pemberi dikredit.
- Seluruh hal yang masuk akan dimasukkan ke dalam debit akun neraca. Sedangkan seluruh hal yang keluar akan dimasukkan ke dalam kredit akun neraca.
- Di dalam laporan laba rugi, debit adalah seluruh pengeluaran dan kerugian. Sedangkan kredit adalah semua keuntungan dan pendapatan.
- Debit meningkat akibat kenaikan kas, inventaris berupa pabrik, mesin, tanah, bangunan, serta gaji, asuransi, dividen, pajak, dan sebagainya. Sedangkan debit meningkat akibat naiknya dana pemegang saham, pendapatan sewa, utang, laba ditahan, dan biaya keanggotaan.
Dari penjelasan di atas bisa diambil kesimpulan bahwa debit dan kredit dalam akuntansi memiliki beberapa perbedaan seperti di bawah ini.
- Debit merupakan pencatatan terhadap pengurangan nominal uang, sementara kredit yaitu pencatatan terhadap bertambahnya nominal uang.
- Transaksi debit dapat didefinisikan sebagai kegiatan menabung di bank, sementara kredit ialah kegiatan mengeluarkan uang ke bank atau melakukan peminjaman dana kepada bank.
- Debit adalah pencatatan pembukuan terhadap pengurangan angka deposito.
Pemakaian Debit dan Kredit dalam Akuntansi
Supaya dapat memahami pengertian debit dan kredit dalam akuntansi dengan lebih jelas, di bawah ini juga akan dibahas tentang pemakaian debit serta kredit. Tentu saja pemakaian debit dan kredit di sini berdasarkan ilmu akuntansi.
Di bawah ini terdapat nama untuk masing-masing pemakaian debit serta kredit di dalam akuntansi. Langsung saja, mari simak penjelasan lengkapnya.
1. Aset
Di bagian pertama, terdapat istilah yang disebut dengan aset atau asset. Pengertian dari aset sendiri adalah harta berupa harta lancar maupun tidak lancar. Makna dari hara lancar adalah harta yang mudah untuk dicairkan sewaktu-waktu atau bisa disebut dengan liquid.
Contoh akun liquid dalam aset lancar antara lain kas atau setara kas, sewa dibayar di muka, piutang usaha, dan masih banyak contoh lainnya.
Sedangkan aset tidak lancar adalah harga yang tidak mudah untuk dicairkan. Contohnya peralatan kantor, kendaraan, dan mesin. Ketika akun aset mengalami pertambahan nilai, maka akan dikategorikan sebagai debit.
2. Liabilitas dan Ekuitas
Berikutnya ada akun utang atau biasa disebut dengan istilah ekuitas dalam akuntansi. Contohnya adalah sebuah perusahaan melakukan peminjaman dana di bank sebesar Rp 100.000.000 untuk menambah modal usaha.
Berdasarkan jurnal di atas dapat diketahui bahwa kas perusahaan mengalami pertambahan nilai sebesar Rp 100.000.000 yang berasal dari pinjaman bank. Contoh hubungan debit dan kredit ini dapat diibaratkan sebagai sebab-akibat.
3. Beban (Expenses)
Istilah ketiga yang akan dibahas di sini adalah beban atau expenses. Definisi dari istilah tersebut adalah pembelanjaan yang mesti dilakukan oleh perusahaan supaya tetap bisa menjalankan bisnis dengan sebagaimana mestinya.
Apabila beban didebitkan, artinya nilainya bertambah. Sedangkan beban yang dikreditkan artinya nilainya berkurang.
4. Akumulasi
Debit dan kredit dipakai dalam akumulasi. Akumulasi sendiri adalah bagian dari aset tidak lancar. Apabila dikreditkan, nilainya bertambah. Di neraca, akumulasi nantinya akan mengurangi nilai aset tetap berupa alat-alat maupun kendaraan.
Dengan melakukan pencatatan terhadap akumulasi dari alat dan kendaraan, nantinya akan memudahkan perusahaan mengetahui status dari aset tersebut apakah akan menimbulkan keuntungan atau kerugian ketika dijual.
Mengapa Pencatatan Debit dan Kredit Penting bagi Perusahaan?
Memahami pengertian debit dan kredit dalam akuntansi penting sebagai dasar dalam mengelola keuangan bisnis atau perusahaan. Pertanyaannya sekarang adalah mengapa pencatatan debit dan kredit begitu penting?
Dalam menjalankan bisnis, sudah pasti perusahaan melakukan transaksi, baik di lingkungan internal maupun eksternal. Perusahaan juga harus membuat laporan keuangan berisi seluruh transaksi.
Hal ini bertujuan untuk mengetahui arus kas yang keluar dan masuk supaya mengurangi kemungkinan over budget.
Setiap transaksi debit pasti disertai oleh transaksi kredit. Tanpa adanya pencatatan debit dan kredit, perusahaan tidak memiliki kendali terhadap arus kas yang keluar dan masuk. Data keuangan pun tak bisa dilacak karenanya dan ini akan merugikan perusahaan, cepat atau lambat.
Dari pembahasan tentang pengertian debit dan kredit dalam akuntansi di atas bisa disimpulkan bahwa debit adalah penambahan aset dan kredit bermakna sebaliknya. Pencatatan debit dan kredit wajib dilakukan perusahaan supaya bisa membuat laporan keuangan.