Cara Menghitung Dividen Saham dan Contohnya

Perusahaan dalam menjalankan kegiatan usahanya dapat memperoleh laba yang nantinya akan dibagikan dengan para investor selaku pemegang modal. Laba yang menjadi hak pemegang saham itulah yang disebut dengan dividen saham. Cara menghitung dividen saham pun ada aturannya.

Pembagian saham tersebut disesuaikan dengan banyaknya lembar saham yang dimiliki, atau yang dikenal sebagai dividen per share. Dividen merupakan total keuntungan perusahaan, sedangkan dividen per share merupakan keuntungan pemegang saham.

Jenis-Jenis Dividen

Sebelum berlanjut ke bagaimana cara menghitung dividen saham, terlebih dahulu kita bahas jenis-jenis dividen itu sendiri. Hal itu karena penghitungan dividen masing-masing jenis juga berbeda, sehingga agar tidak salah menghitung harus dipahami jenisnya terlebih dahulu.

Secara umum dividen terbagi ke dalam 5 jenis, antara lain;

1. Dividen Tunai

Dividen-Tunai

Dividen tunai merupakan jenis dividen yang pembayaran keuntungannya langsung dalam bentuk tunai. Dividen ini dibayarkan perusahaan menurut periode tertentu sesuai yang telah disepakati antara perusahaan dengan pemegang saham.

2. Dividen Likuidasi

Dividen-Likuidasi.

Sebuah perusahaan yang hampir bangkrut akan mengeluarkan dividen likuidasi. Dividen ini bentuknya bukan lagi hasil keuntungan, melainkan pengembalian modal milik pemegang saham dari aset perusahaan yang tersisa sebelum mengalami kebangkrutan.

3. Dividen Saham

Dividen-Saham

Yang disebut dengan dividen saham adalah dividen yang dibayarkan oleh perusahaan dalam bentuk saham tambahan kepada pemegang saham. Penambahan saham tersebut diimbangi dengan pengurangan nilai saham di setiap lembarnya agar kapitalisasi pasar tidak berubah.

Dividen saham dihitung berdasarkan proporsi jumlah saham yang dimiliki oleh shareholder.

4. Dividen Properti

Dividen-Properti

Tak hanya dalam bentuk saham, sebuah perusahaan juga dapat menginvestasikan uangnya dalam bentuk pembelian atau investasi benda fisik. Dividen yang nantinya akan didapatkan perusahaan tersebut dinamakan sebagai dividen properti.

Meskipun demikian, cara menghitung dividen saham berupa properti ini biasanya tidak dilakukan dengan membagi properti itu sendiri, melainkan akan dicairkan terlebih dahulu untuk kemudian dibagikan ke pemilik saham.

5. Dividen Skrip

Dividen-Skrip

Selain dalam bentuk uang tunai dan lembaran saham, dividen juga dapat berbentuk surat utang. Pemegang saham yang menginvestasikan uangnya di suatu perusahaan akan memperoleh piutang, atau perusahaan yang menerima modal akan memiliki utang.

Dividen ini dinilai sangat menguntungkan pemilik saham karena surat utang yang diterbitkan akan berbunga sampai terbayarkan. 

Mekanisme Pembagian Dividen Saham

Mekanisme-Pembagian-Dividen-Saham

Pembagian dividen saham dapat dilakukan satu hingga dua kali setahun sesuai dengan kebijakan perusahaan yang disampaikan melalui Rapat Umum Pemegang Saham. Adapun rundown yang terdapat pada jadwal pembagian dividen antara lain:

  1. Declaration date (hari pengumuman), yakni tanggal berapa dividen akan dibayarkan dan berapa jumlahnya.
  2. Date of record (pencatatan), yakni waktu pendataan shareholder penerima pembayaran dividen.
  3. Ex-dividen, yakni pencatatan waktu perdagangan yang tak dimasukkan ke bagian dividen yang akan dibagikan.
  4. Payment date, yaitu tanggal pembayaran dividen kepada para pemegang saham.

Tanggal-tanggal di atas ditentukan melalui mekanisme tertentu setelah melakukan beberapa hal berikut ini.

  1. Memutuskan pendistribusian dividen yang akan dibagikan kepada para pemegang saham. Distribusi ini dapat dilakukan melalui Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI). Selain itu, dapat pula dilakukan melalui broker yang menjembatani pemilik saham dengan perusahaan.
  2. Memutuskan kapan pengiriman dana ke pemilik saham akan dilakukan sesuai perumusan daftar yang sebelumnya telah dilakukan.
  3. Penghitungan pajak yang akan dikenakan pada dividen. Adapun besarnya pajak tersebut adalah 10%, sesuai dengan peraturan sebelumnya yang kini sudah dihapus pada RUU Omnibus Law.

Cara Menghitung Dividen Saham

Cara-Menghitung-Dividen-Saham

Masing-masing pemegang saham memiliki lembar-lembar saham yang masing-masing nilainya sama. Perhitungan nilai per lembar saham dapat dilakukan dengan cara membagi keseluruhan dividen dengan jumlah lembar saham yang pernah diterbitkan oleh perusahaan.

Dari penjelasan di atas, dapat dibuat rumus:

Dividen Per Share (DPS) = Jumlah Nilai Dividen : Jumlah Lembar Saham

Adapun untuk menghitung jumlah keseluruhan nilai dividen dapat dilakukan dengan cara mengalikan laba bersih dengan Dividen Payout Ratio. Dividen Payout Ratio merupakan besarnya laba bersih yang setelah dikurangi dengan pajak.

Contoh perhitungan dividen per share:

PT Jaya Abadi telah melakukan rapat pemegang saham dan mengumumkan bahwa perusahaan memperoleh laba sebesar 2 miliar pada periode tersebut. Perusahaan juga menentukan bahwa mereka memiliki Dividen Payout Ratio sebesar 20%.

Adapun jumlah saham yang mereka keluarkan dahulu adalah 2 juta lembar. Maka, berapakah besarnya dividen per share yang diberikan oleh PT Jaya Abadi?

Jawab:

Dari soal di atas dapat diringkas menjadi beberapa poin yang akan dijadikan perhitungan, yakni:

Laba bersih : Rp2.000.000.000,00

Dividen payout ratio : 20%

Jumlah lembar saham : 2.000.000

Penghitungan dividen per share dilakukan dengan mengetahui jumlah nilai dividen terlebih dahulu. Setelah itu, penghitungan dilanjutkan dengan memasukkan rumus yang telah disebutkan di atas.

Menghitung Jumlah Nilai Dividen

Jumlah nilai dividen = laba bersih x dividen payout ratio

                                    = Rp2.000.000.000,00 x 20%

                                    = Rp400.000.000,00

Jadi, jumlah nilai dividen yang diperoleh perusahaan pada periode kali ini adalah Rp400.000.000,00 (empat ratus juta rupiah).

Menghitung DPS

DPS                             = jumlah nilai dividen x jumlah lembar saham

                                    = Rp400.000.000,00 : 2.000.000

                                    = Rp200,00

Dari perhitungan di atas, maka dapat dilihat bahwa pemegang saham memperoleh dividen sebesar Rp200,00 untuk setiap lembar saham yang dimiliki.

Dividen Payout Ratio dan Dividen Yield

Dividen Yield dan Dividen Payout Ratio merupakan dua istilah yang sering muncul dalam kamus investasi saham. Kedua jenis dividen ini memiliki perbedaan, dari segi pengertian maupun cara menghitung dividen saham tersebut.

Dividen Payout Ratio

Dividen-Payout-Ratio

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, dividen payout ratio merupakan laba bersih yang telah dikurangi dengan pajak.

Jika diambil pengertian melalui rumus, maka dividen payout ratio juga dapat didefinisikan sebagai jumlah nilai dividen yang dibagi dengan jumlah laba bersih. Misalnya, PT Bank Central Asia pada tahun 2020 memiliki laba bersih sebesar Rp34,4 triliun. 

Lalu, perusahaan tersebut memutuskan untuk membagi dividen sebesar Rp20,6 triliun. Untuk itu, besarnya dividen payout ratio PT BCA tersebut adalah 60%.

Dividen Yield

Dividen-Yield

Pengertian dividen yield adalah dividen per saham yang dibagi dengan harga saham. Dividen yield merupakan tingkat keuntungan yang diperoleh pemegang saham dari perusahaan saat pembagian dividen. 

Kebijakan mengenai dividen payout ratio maupun dividen yield tersebut bisa saja berbeda tergantung dari perusahaan masing-masing. Terdapat perusahaan yang membagikan dividen karena memang memperoleh keuntungan banyak dan tidak digunakan untuk memperluas usaha.

Namun, terdapat juga perusahaan yang tidak membagikan dividen secara rutin karena memang laba yang diperoleh dialokasikan untuk memperluas usaha atau istilahnya ekspansi usaha. Untuk itu, pahami terlebih dahulu kebijakan perusahaan tempat melakukan investasi.

Cara menghitung dividen saham didasarkan pada penghitungan jumlah nilai dividen yang dikalikan dengan jumlah lembar saham yang dimiliki. Adapun kebijakan mengenai pembagian dividen selebihnya diatur oleh perusahaan yang bersangkutan.

Leave a Comment