3 Cara Menghitung Umur Ekonomis Mobil Pick Up

Sedang berencana membeli mobil pick up untuk mengangkut dagangan, hasil panen, atau produk lain dari usaha Anda? Selain harus pandai memilih merk mobil yang bagus dan sesuai anggaran, pembeli mobil pick up juga perlu tahu bagaimana cara menghitung umur ekonomis mobil pick up yang akan dibeli.

Pengertian Umur Ekonomis Mobile Pick Up

Apa-Itu-Umur-Ekonomis

Umur ekonomis atau dikenal juga sebagai umur manfaat / umur layanan / umur yang dapat disusutkan atau penyusutan adalah suatu istilah yang mengacu pada berapa lama suatu aset bisa digunakan secara maksimal dari segi ekonomi. 

Maksudnya, berapa lama aset tersebut bisa menghasilkan lebih banyak uang daripada biaya untuk perawatan atau pemeliharaan dari aset tersebut.

Jadi dengan kata lain, periode waktu saat aset tetap menguntungkan untuk disimpan disebut dengan umur ekonomis. 

Ketika biaya dari perbaikan atau perawatan suatu aset lebih besar dari keuntungan yang didapat, maka aset tersebut sudah mencapai akhir umur ekonomisnya.

Meskipun secara teknis aset tersebut masih bisa difungsikan / digunakan. Sebagai contoh:

  1. Seseorang yang memiliki sebuah motor berumur 6 bulan digunakan untuk menarik ojek. Sekitar 2 tahun pertama, motor tersebut menghasilkan uang untuk pemiliknya sekitar Rp 500.000 per bulan, dengan biaya perawatan sekitar Rp 100.000 per 2 bulan.
  2. Setelah usia motor tersebut di atas 4 tahun, ternyata biaya perawatan dan perbaikannya menjadi lebih mahal karena sudah ada banyak komponen yang rusak dan perlu diganti, misalnya aki, ban, spion, kampas rem, dan sebagainya. Artinya, umur ekonomis dari motor tersebut adalah 4 tahun.

Umumnya, umur ekonomis dari suatu aset diukur atau dihitung dengan patokan tahun, namun bisa juga dihitung dengan unit lain. Misalnya, umur ekonomis dari mobil atau kendaraan bermotor lain bisa dihitung dengan jarak (kilometer atau mil).

Aset yang dimaksud tidak hanya berupa motor dan mobil pick up tapi juga bisa kendaraan lain seperti mobil, sepeda, bus, dan bahkan truk.

Bisa juga aset dalam bentuk lain seperti mesin pabrik atau jenis mesin lain, peralatan kantor, perabot rumah atau kantor, dan banyak lagi. 

Tanah, emas batangan, dan bangunan juga termasuk dalam kategori aset, namun benda-benda semacam ini dikecualikan karena harganya cenderung meningkat dari waktu ke waktu.

Jadi, aset yang bisa menyusut adalah aset yang harga jualnya turun seiring waktu, bukan naik.

Bagaimana Cara Menghitung Umur Ekonomis Mobil Pick Up?

Penyusutan atau nilai ekonomis umumnya digunakan di dunia bisnis, dan perhitungannya dilakukan oleh akuntan. 

Namun, individu non bisnis pun juga bisa menghitung umur ekonomis suatu aset sehingga bisa tahu berapa lama aset tersebut bisa digunakan maksimal. 

Sebagai contoh, aset yang dimaksud disini adalah Suzuki Carry Pick Up tipe Wide Deck AC/PS baru yang harga belinya di pasar Indonesia sekitar Rp 162.000.000. 

Lalu mobil ini dimaksudkan sebagai kendaraan pengangkut hasil panen dari seorang petani yang memilih sawah beberapa hektar. Secara teori, umur ekonomis mobil pick up ini bisa dihitung dengan menggunakan salah satu dari tiga metode berikut:

1. Metode Penyusutan Garis Lurus

Metode-Penyusutan-Garis-Lurus

Metode penghitungan penyusutan yang pertama ini dikenal juga dengan nama “depresiasi garis lurus”, yang merupakan cara paling mudah dan cocok untuk pemula agar bisa menghitung umur ekonomis suatu aset setelah beberapa tahun digunakan.

Para akuntan pun juga paling sering menggunakan metode ini karena dianggap lebih mudah digunakan, meminimalisir kesalahan, dan membebankan jumlah yang sama setiap periode akuntansi.

Metode ini sangat sederhana dan hanya menggunakan tiga variabel untuk menghitung jumlah penyusutan.

Variabel tersebut adalah “biaya aset”, “nilai sisa dari aset”, dan masa manfaat aset. Dengan metode penyusutan ini, nilai suatu aset dikurangi secara merata selama setiap periode hingga mencapai nilai sisa.

Jika secara matematis rumusnya adalah sebagai berikut:

Penyusutan garis lurus = (biaya aset – nilai sisa) – masa manfaat aset

  1. Biaya aset adalah sejumlah uang yang dikeluarkan untuk membeli aset yang dimaksud. 
  2. Nilai sisa atau disebut juga nilai residu adalah nilai aset pada akhir masa manfaatnya.
  3. Masa manfaat aset adalah jumlah periode/tahun ketika aset yang dimaksud diharapkan dapat digunakan oleh pemiliknya.

Jika misalnya Suzuki Carry Pick Up pada contoh di atas diperkirakan memiliki masa manfaat aset sekitar 4 tahun, dan taksiran nilai sisa adalah Rp 50.000.000, maka perhitungan umur ekonomis mobil pick up tersebut = (Rp 162.000.000 – Rp 50.000.000) : 4 tahun

                           = Rp 112.000.000 : 4 tahun

                           = Rp 28.000.0000

2. Metode Saldo Menurun Ganda

Metode-Saldo-Menurun-Ganda

Mirip seperti namanya, metode penyusutan ini akan mempercepat penyusutan nilai suatu aset menjadi dua kali lipat dari metode garis lurus. 

Percepatan ini untuk mencatat beban penyusutan yang lebih besar selama tahun-tahun awal masa manfaat suatu aset dan mencatat beban penyusutan yang lebih kecil selama tahun-tahun berikutnya dari aset tersebut. Karena penyusutan yang dipercepat maka metode ini disebut juga “depresiasi dipercepat”.

Metode ini paling umum digunakan untuk menghitung nilai ekonomis dari aset berupa produk teknologi yang cepat usang, seperti smartphone, laptop, TV, dan sejenisnya. Namun, bisa juga untuk menghitung umur ekonomis mobil pick up. 

Penyusutan yang dipercepat ini tidak berarti beban penyusutan akan ikut semakin tinggi, karena aset akan tetap terdepresiasi dengan jumlah yang sama. 

Namun dengan catatan, biaya lebih tinggi akan dibebankan pada tahun-tahun awal masa manfaatnya, sehingga beban penyusutan pada tahun-tahun berikutnya akan semakin rendah.

Rumus dan contoh perhitungan dengan contoh yang sama dengan aset berupa mobil pick up tadi adalah:

Penyusutan akhir tahun pertama= (biaya aset : masa manfaat aset ) × 2 

                                                    = (Rp 162.000.000 : 4 tahun) x 2

                                                    = Rp 40.500.000 x 2 

                                                    = Rp 81.000.0000

Penyusutan akhir tahun kedua= biaya aset – penyusutan tahun pertama

                                                 = Rp 162.000.000 – Rp 81.000.0000

                                                 = Rp 81.000.0000

Maka penyusutan tahun kedua = (biaya aset tahun pertama : masa manfaat aset ) × 2

                                                = Rp 81.000.0000 : 4 tahun) x 2

                                                = Rp 20.250.0000 x 2

                                                = Rp 40.500.000

Gunakan rumus kedua dan ketiga di atas untuk menghitung penyusutan kendaraan pada tahun ketiga dan seterusnya.

3. Metode Unit Produksi

umur-ekonomis-mobil-pick-up

Metode penyusutan ini digunakan untuk mengukur penyusutan aset berdasarkan penggunaannya dan bukan hanya berlalunya waktu. 

Jadi dengan menggunakan metode ini, pemilik aset akan dapat mengukur depresiasi dari aset yang dimiliki, masa manfaat dari aset terkait dengan penggunaannya dari waktu ke waktu, dan dalam hal unit yang diproduksi untuk periode penggunaannya.

Jika suatu aset jarang digunakan, maka penyusutan / nilai ekonomisnya akan lebih rendah, dan penyusutan akan lebih besar saat tahun-tahun ketika aset paling sering digunakan. Misalnya saat awal pemakain, mobil pick up tadi bisa menempuh jarak hingga 100.000 km.

Namun setelah berlalunya waktu, jarak maksimal yang bisa ditempuh adalah 50.000 km.

Maka biaya penyusutannya = (harga aset – nilai sisa) × (pemakaian : kapasitas maksimal) 

                        = (Rp 162.000.000 – Rp 50.000.000) x (50.000 km : 100.000 km)

                        = Rp 112.0000 x 0,5

                        = Rp 56.0000.000

Setiap aset mulai dari gadget hingga kendaraan dan mesin selalu mengalami penurunan nilai seiring waktu, dan cara untuk menghitung umur ekonomis mobil pick up adalah dengan beberapa rumus di atas.

Leave a Comment