Bagaimana Kegiatan Ekonomi di Bidang Pertanian di Indonesia?

Bagaimana kegiatan ekonomi di bidang pertanian di Indonesia? Pertanyaan itu sering muncul di tengah masyarakat Indonesia yang mata pencahariannya mayoritas di bidang agraris. Sektor pertanian sampai saat ini masih memberikan ruang bagi masyarakat kecil.

Kurang lebih ada 100 juta jiwa sekitar separuh dari jumlah masyarakat Indonesia yang bekerja di bidang agraris. Oleh karena itu Menteri Pertanian melakukan banyak hal untuk meningkatkan para pebisnis lokal dan usaha kecil menengah.

Hal ini bertujuan untuk mendukung pertanian di Indonesia agar semakin kuat. Jika pertanian di Indonesia kuat maka hal ini akan membawa manfaat bagi perekonomian di Indonesia. Apa saja contoh kegiatan pertanian dan perannya dalam perekonomian? Simak ulasan di bawah ini.

Peran Sektor Pertanian dalam Perekonomian di Indonesia

Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki daratan luas sehingga mayoritas penduduknya bermata pencaharian sebagai seorang petani. Pertanian merupakan sebuah potensi yang memberikan banyak kontribusi dalam perekonomian yaitu sebagai berikut:

1. Kontribusi Terhadap Produktivitas

Kontribusi-Terhadap-Produktivitas Bagaimana kegiatan ekonomi di bidang pertanian di Indonesia

Banyak orang membuat perkiraan bahwa laju pertumbuhan masyarakat di dunia tinggi setiap tahunnya, akan tetapi lahan-lahan untuk aktivitas pertanian malah semakin sempit. Maka di kemudian hari dunia bisa mengalami yang namanya krisis pangan (kekurangan stok bahan makanan).

Hal ini dapat terjadi karena dua sebab, pertama adalah faktor cuaca dan kedua adalah produksinya rendah sedangkan permintaan masyarakat semakin tinggi. Angka permintaan tinggi karena jumlah penduduk di dunia semakin bertambah.

Jika tidak didistribusi secara merata maka bisa menyebabkan bahaya kelaparan. Oleh karena itu penting kiranya meningkatkan aktivitas pertanian dalam mengatasi keterbatasan stok bahan pangan. Indonesia bisa meningkatkan aktivitas pertanian karena faktor eksternal dan internal.

Satu-satunya faktor eksternal yang tidak bisa diatasi oleh Indonesia adalah cuaca. Walaupun tingginya teknologi tetapi sulit jika cuacanya tidak mendukung. Kendati demikian masih dibutuhkan banyak bahan pangan untuk makanan dan hal ini dapat meningkatkan produktivitas perekonomian di dunia.

2. Kontribusi Devisa

Kontribusi-Devisa Bagaimana kegiatan ekonomi di bidang pertanian di Indonesia

Pertanyaan mengenai bagaimana kegiatan ekonomi di bidang pertanian di Indonesia sudah terjawab dengan perannya untuk meningkatkan devisa negara. Lalu bagaimana pertanian dapat meningkatkan devisa negara? Yaitu lewat kegiatan menjual barang ke luar negeri atau ekspor.

Selain itu bisa lewat pengurangan ketergantungan terhadap negara lain. Komoditas pertanian di Indonesia juga cukup beragam seperti adanya usaha kopi, udang, getah karet, rempah-rempah, mutiara dan sayuran serta buah-buahan.

Akan tetapi ada permasalahan yang muncul yaitu peningkatan kegiatan ekspor Indonesia memberikan dampak buruk dalam pasokan pasar di dalam negeri. Contohnya adalah sebagai faktor penghambat untuk perkembangan kegiatan perekonomian di Indonesia.

Oleh karena itu untuk mengatasi hal tersebut Indonesia bisa melakukan dua hal, pertama adalah meningkatkan kualitas sehingga daya saingnya juga meningkat. Kedua dengan menambah kapasitas bahan-bahan yang diproduksi.

Walaupun ada tantangannya yaitu modal, keterbatasan teknologi dan sumber daya, sampai sekarang Indonesia masih terus berusaha untuk menggunakan cara tersebut agar perekonomian di Indonesia bisa berkembang dengan pesat.

3. Kontribusi dalam Kesempatan Kerja

Terakhir adalah perannya dalam memberikan kesempatan kerja khususnya bagi masyarakat kecil. Pada tahun 2000 daya serap dalam sektor pertanian mencapai angka 40,7 juta lebih, jumlahnya lebih besar jika dibandingkan dengan bidang manufaktur.

Hal ini menandakan bahwa pertanian merupakan sektor tinggi dalam hal penyerapan tenaga kerja. Sektor pertanian juga memiliki peran yang besar yaitu menjadi pemasok bahan baku untuk pangan. Selain itu semakin besar aktivitas pertanian maka semakin besar pula kesempatan kerja bagi penduduk Indonesia.

Sektor pertanian juga memiliki peran dalam pengembangan yaitu memberikan produk domestik bruto nasional serta dapat meraup banyak peluang kerja untuk kemudian diisi oleh masyarakat Indonesia yang menganggur.

Aktivitas Pertanian yang Dikembangkan di Indonesia

Bagaimana kegiatan ekonomi di bidang pertanian di Indonesia? Apa saja kegiatan pertanian yang dikelola di Indonesia? Ada tiga aktivitas pertanian yaitu perkebunan, pertanian lahan basah dan pertanian lahan kering.

1. Perkebunan

Perkebunan Bagaimana kegiatan ekonomi di bidang pertanian di Indonesia

Pengertian dari perkebunan adalah penggunaan lahan pada area luas untuk menanami beberapa tumbuhan yang digunakan dalam pemenuhan kebutuhan manusia. Rata-rata tanaman yang dikembangkan memiliki nilai jual tinggi di luar negeri contohnya adalah teh, karet, kopi, rempah-rempah dan coklat.

Sampai saat ini pemerintah masih mengelola perkebunan di Indonesia agar terus berkembang. Perkebunan terbagi menjadi dua yaitu perkebunan rakyat dan perkebunan besar. Perkebunan rakyat adalah perkebunan yang tenaga kerja dan modalnya tidak begitu besar.

Pengelolaan perkebunan rakyat juga terbilang sederhana dan biasanya memanfaatkan lahan yang sempit saja. Adapun hasil dari perkebunan rakyat biasanya digunakan untuk masyarakat itu sendiri dan tidak digunakan untuk kegiatan ekspor.

Adapun perkebunan besar merupakan perkebunan yang dikelola secara intensif dan profesional. Peralatan yang dibutuhkan juga lebih besar serta menggunakan teknologi canggih. Tenaga kerja yang dibutuhkan juga besar karena hasilnya akan digunakan untuk kegiatan ekspor ke luar negeri.

2. Pertanian Lahan Basah

Pertanian-Lahan-Basah

Contoh kegiatan ekonomi di bidang pertanian yang berikutnya adalah pertanian lahan basah. Pertanian lahan basah ini sering disebut dengan sawah dan cocok untuk masyarakat yang tinggal di daratan rendah dengan ketinggian kurang dari 300 meter.

Daerah dataran rendah untuk persawahan umumnya mampu menghasilkan debit air yang besar karena berasal dari sumbernya langsung, sungai dan saluran irigasi. Syarat untuk melakukan pertanian lahan basah adalah tanahnya harus subur dan terdapat kandungan unsur hara yang tinggi.

Terdapat dua jenis sawah yaitu sawah tadah hujan dan sawah irigasi. Sawah tadah hujan adalah sawah yang tidak bisa ditanami padi ketika musim panas. Untuk menyiasati hal tersebut biasanya petani adalah menanam tanaman palawija.

Sedangkan untuk sawah irigasi dapat digunakan untuk panen sebanyak 2 sampai 3 kali dalam 1 tahun. Beda dengan jenis sawah tadah hujan, sawah irigasi ini dapat dikelola saat musim penghujan tiba jika sawah tadah hujan memanfaatkan air hujan untuk pengelolaan sawah.

3. Pertanian Lahan Kering

Pertanian-Lahan-Kering

Bagaimana kegiatan ekonomi di bidang pertanian di Indonesia? Selain ada pertanian lahan basah dan perkebunan, pertanian di Indonesia juga berfokus pada pertanian lahan kering atau berladang.

Jenis terakhir adalah pertanian lahan kering yang juga tidak kalah penting. Masyarakat Indonesia lebih sering menyebutnya dengan istilah berladang. Apabila sawah cocok untuk wilayah dataran rendah, berladang cocok untuk wilayah dataran tinggi.

Syaratnya adalah lahan tersebut berada di wilayah 500 sampai 1.500 meter di atas permukaan laut. Ladang juga memiliki karakteristiknya tersendiri yaitu lahan yang digunakan memiliki kadar air kurang. Berladang tidak hanya di satu tempat saja, melainkan juga berpindah-pindah tempat.

Ladang ini cocok untuk tanaman apa saja seperti jagung, umbi-umbian, kacang-kacangan dan buah-buahan. Pertanian lahan kering ini juga lebih kuat dan stabil dibandingkan dengan pertanian lahan basah.

Bagaimana kegiatan ekonomi di bidang pertanian di Indonesia itu sangat berkaitan dengan bentuk pertanian yang dilakukan. Ada 3 aktivitas pertanian yang dikembangkan yaitu perkebunan, pertanian lahan basah dan lahan kering.

Leave a Comment