Perbedaan Akuntansi Syariah dan Konvensional, Apa Saja?

Bila jenisnya sudah berbeda, tentu akan ada poin-poin yang membedakan secara konkret. Begitu pula dalam perbedaan akuntansi syariah dan konvensional, di mana satunya adalah jenis akuntansi dengan prinsip serta syariat Islam, sedangkan akuntansi konvensional adalah jenis yang lebih general.

Berdasarkan poin pertama, yaitu prinsip, keduanya telah menunjukkan perbedaan yang nyata. Jika ditilik lebih jauh, maka akan ada lebih banyak lagi penjelasan rinci mengenai perbedaan keduanya dari berbagai sisi, seperti pengertian, tujuan, modal, dan sebagainya.

Prinsip dalam Akuntansi Syariah

Prinsip-dalam-Akuntansi-Syariah

Dalam praktiknya, akuntansi syariah terdiri dari prinsip-prinsip yang berbeda dengan akuntansi konvensional. Prinsip tersebut di antaranya adalah sebagai berikut.

1. Prinsip Keadilan

Prinsip keadilan memiliki dua pemahaman. Yang pertama adalah keadilan dalam praktik moral, yakni kejujuran yang menjadi faktor paling dominan. Tanpa sikap jujur, informasi yang disusun dalam laporan dan jurnal menjadi sesat dan merugikan masyarakat.

Pemahaman keadilan berikutnya adalah sifat fundamental, berpijak pada etika moral. Pemahaman ini mendukung upaya dekonstruksi terhadap akuntansi modern agar dapat menciptakan sistem alternatif yang jauh lebih baik.

2. Prinsip Pertanggungjawaban

Berdasarkan ilmu syariah, maka akuntansi syariah berprinsip pada pertanggungjawaban sebagai aplikasi ilmu tersebut. Ini berarti, setiap perbuatan harus dapat dipertanggungjawabkan. Sebagai contoh konkret, seorang pengusaha harus mempertanggungjawabkan isi laporan keuangan dari akuntan.

3. Prinsip Kebenaran

Masih berhubungan dengan prinsip sebelumnya, keadilan, prinsip ini sendiri mendorong terbentuknya keadilan dalam hal pengakuan, pengukuran, serta pelaporan segala transaksi. Bila prinsip ini diterapkan dengan tepat, maka kegiatan usaha dapat diikuti dengan tindakan yang benar.

4. Segmentasi

Prinsip segmentasi menekankan bahwa akuntansi syariah memang berintegrasi dengan umat Muslim. Maka, kegiatan usaha harus dijalankan sesuai syariat Islam. Dengan berlandaskan syariat Islam, maka harus mengutamakan sikap jujur dalam bekerja.

5. Alat Evaluasi

Tidak cuma mempengaruhi stakeholder, selain berkecimpung dalam kehidupan sosio-ekonomi terhadap manusia, akuntansi syariah dapat menjadi alat evaluasi tanggung jawab kepada Tuhan YME. Fokus pekerjaan tidak hanya pada dunia, namun juga harus dipertanggungjawabkan ketika di akhirat.

Prinsip dalam Akuntansi Konvensional

Prinsip-dalam-Akuntansi-Konvensional

Berikut ini adalah prinsip dalam akuntansi konvensional.

1. Mengedepankan Logika

Pada akuntansi konvensional, asas logika manusia lebih diutamakan di mana tidak selamanya anggapan benar di mata manusia juga benar di mata Tuhan. Selain itu, logika juga bersifat dinamis dan dapat berubah-ubah sesuai situasi dalam masyarakat.

2. Tergantung pada Nilai Tertentu

Berkebalikan dengan prinsip pada akuntansi syariah, konsep keadilan, pertanggungjawaban, dan kebenaran bergantung pada nilai-nilai dan norma yang berlaku di masyarakat. Jadi, bukan bergantung pada aturan hukum Islam, melainkan kepercayaan sebagai manusia.

3. Berfokus pada Kepentingan Dunia

Akuntansi konvensional adalah urusan dengan tanggung jawab di dunia, bukan di akhirat. Fokus pekerjaan hanya berputar pada kepentingan duniawi, seperti pada kepentingan kelompok manusia tertentu atau entitas ekonomi.

Perbedaan Unsur dalam Akuntansi Syariah dan Konvensional

Perbedaan-Unsur-dalam-Akuntansi-Syariah-dan-Konvensional

Demikianlah rincian perbedaan akuntansi syariah dan konvensional bila dijabarkan secara detail. Bila dikonversi ke dalam bentuk tabel, keduanya sama-sama memiliki unsur penting, yakni profit, investasi, bunga, pengawasan, dan hubungan.

Perbedaannya dapat dilihat pada tabel berikut ini.

PERBEDAANEKONOMI SYARIAHEKONOMI KONVENSIONAL
ProfitProfit dan falah-oriented, atau kemakmuran di dunia–kebahagiaan di akhiratProfit-oriented
InvestasiInvestasi halalTerdapat investasi haram dan halal
BungaPrinsip bagi hasil, jual-beli, sewaMenggunakan perangkat bunga
PengawasanHubungan kemitraanHubungan debitor-kreditor
HubunganHubungan kemitraan dengan nasabahHubungan debitor-kreditor

Dapat disimpulkan bahwa akuntansi syariah memakai dasar hukum sesuai prinsip dan aturan dari Allah, di mana seluruhnya tertulis dalam Al-quran. Jenis akuntansi ini hanya berurusan dengan pengelolaan data keuangan dan transaksi berdasarkan syariah, seperti murabahah, mudharabah, dan sebagainya.

Sementara itu, akuntansi konvensional dapat dijalankan dengan dasar-dasar hukum dari undang-undang dalam suatu negara. Oleh sebab itu, jenis akuntansi ini bersifat lebih umum. Transaksi yang bisa dilakukan pun dapat lebih bervariasi.

Perbedaan Akuntansi Syariah dan Konvensional

Melihat dari berbagai sisi, perbedaan akuntansi syariah dan akuntansi konvensional dapat dijelaskan sebagai berikut.

1. Pengertian

Pengertian Perbedaan Akuntansi Syariah dan Konvensional

Perbedaan mendasar terletak pada pengertian. Akuntansi syariah sendiri mengarah pada pendataan, pembukuan, kerja dan usaha, dan perhitungan serta perdebatan berdasarkan syarat-syarat kesepakatan. Di dalam kesepakatan juga tercantum mengenai penentuan imbalan.

Sementara akuntansi konvensional merupakan pemahaman seputar pembukuan, pengumpulan, sekaligus penelitian perihal berbagai keterangan dari banyak jenis aktivitas. Karena ini pula, kebutuhan informasi lembaga keuangan syariah berbeda dengan lembaga keuangan konvensional.

2. Tujuan

Tujuan

Dalam tujuan, perbedaan akuntansi syariah dan konvensional juga tampak dengan jelas. Akuntansi syariah memiliki tujuan-tujuan berikut.

  1. Menjaga harta berupa hujjah atau bukti saat perselisihan
  2. Menekankan kebijaksanaan
  3. Merincikan hasil-hasil usaha untuk kebutuhan zakat
  4. Menentukan hak masing-masing mitra bisnis
  5. Menentukan hukuman dan imbalan
  6. Menilai evaluasi pekerjaan dan motivasi

Sementara itu, akuntansi konvensional umumnya menjelaskan perihal untung-rugi, utang-piutang, sentral moneter, serta membantu dalam menetapkan manajemen perusahaan.

3. Karakteristik

Akuntansi syariah memiliki karakteristik yang mengandung nilai-nilai akhlak dan akidah. Dengan demikian, sebagai seorang akuntan, tugasnya ialah memaparkan data untuk membantu seseorang perihal hubungan kesatuan ekonomi sesuai kaidah dan syariat Islam di bidang muamalah.

Dalam tugasnya, akuntan juga wajib mempertanggungjawabkan tugas-tugasnya di depan Allah. Mereka tidak dapat menuruti kemauan pemilik modal bila langkahnya tidak sesuai fakta atau bertentangan dengan hukum Allah.

Sementara itu akuntansi konvensional memiliki karakteristik yang memiliki asas dari teori serta peraturan manusia. Terdapat keterbatasan pengetahuan dan risiko khilaf serta lupa di dalamnya. Konsep ini menjadikan akuntansi konvensional bersifat tidak permanen dan labil.

Sistem, konsep, serta teknik akuntansi yang seharusnya dapat mendorong lembaga harus berdampingan dengan fungsi, tujuan, serta operasionalnya agar berjalan berdasarkan syariat Islam. Konsep akuntansi syariah juga dapat menjaga hak para stakeholders untuk mendapatkan kesejahteraan dunia dan akhirat.

4. Modal

Modal Perbedaan Akuntansi Syariah dan Konvensional

Dalam hal modal, perbedaan akuntansi syariah dan konvensional memiliki poin yang kontras pula. Pada akuntansi konvensional, modal dibagi dua, yakni modal beredar (aktiva lancar) dan modal tetap (aktiva tetap). Sementara pada akuntansi syariah, modal merupakan barang-barang pokok.

Barang-barang pokok ini dibagi menjadi dua bentuk harta, yaitu uang dan barang. Barang-barang pokok ini kemudian dibagi kembali menjadi barang dagang dan barang milik.

5. Konsep

Konsep

Perbedaan antara akuntansi syariah dan akuntansi konvensional selanjutnya adalah konsep. Pada akuntansi konvensional, praktiknya berasal dari teori pencadangan dan ketelitian, yaitu menanggung seluruh kerugian melalui perhitungan serta menyampaikan laba yang kemungkinan dapat diperoleh.

Sedangkan pada akuntansi syariah, kerugian ditentukan melalui nilai atau harga yang didapat dari nilai tukar yang sedang berlaku, kemudian cadangan dibentuk apabila terdapat risiko atau bahaya tertentu.

6. Prinsip

Prinsip

Dengan konsep berbeda, maka prinsip keduanya pun berbeda. Berkaca dari pemaparan sebelumnya, prinsip pada akuntansi konvensional adalah laba cuma timbul jika transaksi jual-beli terjadi. Sementara pada akuntansi syariah, laba dipandang berdasarkan prinsip akidah.

Laba bisa muncul jika nilai barang berkembang atau bertambah, baik barang yang sudah terjual maupun belum. Transaksi jual-beli tetap harus ada untuk memperoleh laba, namun laba tidak dapat dibagi sebelum diperoleh dalam bentuk yang nyata.

Pemaparan di atas menunjukkan bahwa perbedaan akuntansi syariah dan konvensional yang paling mendasar adalah prinsip serta asas yang membentuknya. Akuntansi syariah tunduk pada akidah dan syariat Islam, sementara akuntansi konvensional bergerak berdasarkan UU dan norma manusia.

Leave a Comment