5 Perbedaan Investasi dan Saham, Jangan Terbalik!

Pada dasarnya, perbedaan investasi dan saham hanya ruang lingkup yang dimilikinya saja. Hal ini disebabkan karena saham merupakan contoh atau bentuk dari investasi, selain jenis investasi yang lain seperti reksadana, obligasi dan lainnya.

Saham menjadi jenis investasi jangka panjang yang memiliki nilai keuntungan tinggi tetapi risiko yang diberikan juga besar. Bukan hanya saham, Anda dapat memilih jenis investasi lain, baik yang memiliki sifat langsung atau tidak langsung.

Tetapi, bila ingin memperoleh keuntungan semata, investor bisa memilih investasi jangka pendek seperti trading atau obligasi. Pilihan jenis investasi baik saham atau yang lainnya dapat disesuaikan sesuai kebutuhan kondisi finansial investor.

Perbedaan Investasi dan Saham

Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, sebenarnya saham adalah bagian dari jenis investasi. Secara garis besar, terdapat perbedaan antara keduanya, seperti:

1. Bentuk Yang Dimiliki

Bentuk-Yang-Dimiliki

Perbedaan pertama ada pada bentuk yang dimiliki. Jika saham, jenis investasi ini memiliki bentuk dokumen atau surat berharga yang dapat menunjukkan jika seseorang sudah membeli sebagian kepemilikan perusahaan.

Sedangkan untuk investasi, bentuknya saham beragam. Ada yang memiliki bentuk surat berharga seperti reksadana, saham atau obligasi. Sedangkan investasi juga dapat berbentuk objek rill.

Di Indonesia, investasi yang memiliki bentuk objek rill dan banyak disukai adalah tanah, rumah serta apartemen.

2. Keterlibatan Pengelolaan

Keterlibatan-Pengelolaan

Selain bentuk, perbedaan investasi dan saham lainnya adalah keterlibatan pengelolaan juga menjadi pembedanya. Dalam saham, investor tidak perlu ikut untuk mengelola dana yang sudah disetorkan dari perusahaan investasi.

Hal ini disebabkan karena seluruh hal sudah diurus oleh manajer Investasi. Selain itu investor juga tidak perlu cemas, karena manajer investasi suah memegang lisensi serta memiliki kemampuan untuk mengelola asset tersebut.

Sedangkan, untuk investasi. Investor mempunyai keterlibatan dalam pengelolaan. Investor bisa langsung terlibat di dalam pengelolaan. Lebih-lebih jika investasi yang dijadikan sebagai pilihan adalah objek rill seperti apartemen, rumah dan lainnya.

3. Jangka Waktu

Jangka-Waktu

Dari segi jangka waktu. Keduanya juga berbeda. Perlu diketahui, agar memperoleh keuntungan yang maksimal, saham membutuhkan jangka waktu mulai dari 3 hingga 5 tahun.

Bahkan, ada yang melakukan investasi dengan jangka waktu puluhan tahun dan dijadikan sebagai bekal dana pensiun serta pendidikan anak. Sedangkan, jangka waktu investasi tergantung dari jenis yang dimiliki.

Terdapat pilihan jangka waktu panjang dan pendek. Untuk investasi yang memiliki jangka waktu pendek seperti obligasi. Sedangkan untuk investasi yang memiliki jangka waktu panjang adalah saham.

Selain itu, investasi juga bisa tidak mempunyai jangka waktu, atau jangka waktunya tidak terbatas. Terutama untuk objek seperti emas dan properti, karena seseorang bisa menyimpannya dengan jangka waktu pendek sampai lama sesuai kebutuhan.

4. Keuntungan Dan Risiko

perbedaan investasi dan saham keempat adalah keuntungan serta risiko. Saham terkenal sebagai jenis investasi yang memiliki keuntungan cukup tinggi, tetapi risiko yang dimiliki juga cukup besar. Nilai deviden atau nilai keuntungan investasi saham dapat mengalami fluktuasi.

Naik turunnya keuntungan saham sesuai dengan laba yang diperoleh perusahaan atau sejumlah faktor lain seperti kondisi pasar modal dan lainnya.

Keuntungan serta risiko investasi tergantung dari jenis yang dimiliki. Untuk investasi seperti properti biasanya tidak mempunyai penurunan nilai dan terus menerus meningkat dari tahun ke tahun, sehingga keuntungan yang akan diterima menjadi semakin besar.

5. Pengaruh Inflasi

Pengaruh-Inflasi

Adanya inflasi membuat harga saham menjadi naik dan turun. Ketika inflasi mengalami peningkatan, harga saham akan mengalami penurunan, tetapi saat inflasi rendah, harga saham akan naik.

Saat inflasi mengalami kenaikan serta berakibat pada penurunan harga saham, investor tentu saja akan merasakan penurunan deviden. Sebaliknya, saat inflasi semakin rendah, harga saham akan terus naik dan investor dapat memperoleh deviden dengan jumlah tinggi.

Beda dengan investasi. Anda dapat memilih mana jenis investasi yang tidak terpengaruh dengan inflasi. Contoh investasi yang tidak terpengaruh dengan inflasi ini seperti tanah, emas, rumah hingga apartemen.

Cara Investasi Saham

Cara-Investasi-Saham

Tertarik untuk mencoba investasi saham? Jika ingin terjun dalam dunia investasi saham, berikut sejumlah langkah yang dapat dilakukan, seperti:

1. Ukur Kemampuan Diri Dalam Berinvestasi

Sebelum terjun langsung dalam dunia investasi, pastikan sudah mengukur kemampuan terlebih dulu. Bila sanggup melakukannya sendiri, investor dapat melakukannya sendiri.

Tetapi jika belum bisa, pilihan yang dapat diambil adalah menyewa manajer investasi. Manajer investasi ini anntinya akan membimbing melakukan investasi yang tepat.

2. Pilih Broker Terpecaya

Bila secara konvensional, investasi saham dilakukan dari pialang atau broker. Broker adalah perusahaan yang memiliki wewenang untuk melakukan kegiatan jual beli saham. Bila melakukan investasi dengan cara konvensional, pastikan cermat memilihnya.

Ada berbagai hal yang dapat diperhatikan saat memilihnya seperti status broker. Pastikan jika broker terdaftar di BEI, jika broker terdaftar di BEI, investor bisa memilihnya,

3. Mulai Dari Nominal Yang Kecil

Investasi saham tidak membutuhkan modal yang besar. Bahkan, investasi ini bisa dimulai dengan modal Rp100 ribu. Uang Rp100 ribu memang tidak memberi untung besar.

Tetapi, modal ini dapat digunakan untuk memperoleh gambaran dari investasi saham. Jangan lupa, pelajari seperti apa saham tersebut bekerja.

Cara Melakukan Investasi

Cara-Melakukan-Investasi

Bagaimana dengan melakukan investasi? Berikut sejumlah tipsnya, seperti:

1. Tentukan Tujuan Keuangan

Ketika ingin memulai investasi, hal yang harus diperhatikan adalah tujuan keuangan yang dimiliki. Tujuan keuangan adalah kondisi yang ingin diwujudkan menggunakan dana hasil investasi di periode tertentu.

Dengan tujuan keuangan, investasi akan menajdi lebih terarah karena mempunyai target serta strategi yang jelas. Tujuan keuangan juga dapat dibagi dari target waktu.

Seperti tujuan keuangan jangka pendek, kurang dari 3 tahun. Contohnya dana untuk mudik. Ada pula tujuan menengah mulai 3 hingga 5 tahun, contiohnya dana untuk menikah.

2. Tentukan Instrument Investasi Yang Dijadikan Pilihan

Jika sudah memiliki tujuan keuangan, berikutnya adalah menentukan instrument yang tepat sesuai dengan tujuan keuangan serta profil risiko.

Untuk tujuan keuangan jangka pendek, Anda dapat memilih reksadana pendapatan tetap. Sedangkan tujuan jangka menengah seperti reksadana campuran, dan lainnya. Sedangkan, bila dari profil risiko, 3 kelompok profil risiko ini adalah konservatif, moderat serta agresif.

3.     Mulai Buka Rekening Untuk Investasi Dan Jalankan

Jika sudah memiliki rencana serta tujuan, hal berikutnya ialah mengeksekusinya. Jika ingin melakukan investasi di pasar modal, Anda bisa membuka rekening investasi. Umumnya, data yang dibutuhkan untuk membukanya adalah NPWP, nomor rekening bank serta KTP.

Kemudian, jalankan rencana investasi dengan disiplin. Sekarang ini cukup banyak lembaga keuangan yang dapat mengatur investasi sesuai dengan tujuan. Contohnya saja seperti Anda ingin investasi dengan cara menyetor setiap bulan untuk biaya pernikahan.

Jangan lupa, lakukan evaluasi pada kinerja investasi secara berkala, sehingga Anda bisa semakin semangat menjalankannya. Itulah sejumlah perbedaan investasi dan saham agar dapat memahami dua istilah ini.

Bila sudah memahaminya dengan baik, Anda akan menjadi lebih mudah menentukan mana investasi yang sesuai, apakah memilih investasi saham atau memilih investasi yang lainnya.

Leave a Comment